27 Agu 2018

Melalui Tehnologi ArcGIS, FOI Berkolaborasi dengan Esri Indonesia Mengatasi Masalah Pangan

 
Ki-Ka ; Hendro Utomo (Founder FOI) , Adi Kresno Prayogo (Lurah Cipulir), Achmad Istamar (CEO Esri Indonesia) - dokpri

Saya pernah mendengar guyonan, “Logika tidak bakal jalan tanpa Logistik” - hehehe. Saya pikir ada benarnya guyonan ini, kalau perut kosong biasanya otak susah diajak berpikir. Akibatnya tidak bisa produktif, sehingga tidak mampu berkarya dengan maksimal.

Masalah pangan masalah krusial, orang bakal gelap mata kalau kelaparan. Kita kerja berangkat pagi pulang sore, dengan alasan agar asap dapur tetap ngebul (maksudnya bisa masak dan makan).

Sementara menurut data Food and Agriculture Organization (FAO) 2016, sebanyak 19,4 juta penduduk Indonesia masih mengalami kelaparan. Saya teringat kalau ada pesta pernikahan, makanan tersisa begitu banyaknya. Pada saat yang sama, banyak saudara sebangsa tidak genap makan sehari tiga kali.  

Founding father Indonesia mengatakan, masalah pangan adalah urusan hidup dan mati suatu bangsa. Banyak faktor penyebabnya, bisa jadi karena terbatasnya akses, minim informasi dan pengetahuan, sehingga kebutuhan utama (makan) belum terpenuhi.

Tapi saya berkeyakinan, bahwa hukum alam akan berlaku selama dunia berputar. Setiap masa tengah berlangsung, selalu dihadirkan orang-orang baik penawar pahitnya hidup. Coba saja tengok di tempat kesulitan (misal bencana), selalu saja ada relawan mengulurkan tangan.

Foodbank of Indonesia (FOI) berdiri tahun 2015, organisasi nirlaba dibawah Yayasan Lumbung Pangan Indonesia. Memiliki misi memerangi kelaparan, serta meningkatkan gisi pada anak-anak. FOI menjadi jembatan, antara pihak berkecukupan dengan pihak berkebutuhan.
Hendro Utomo menyerahkan kaos kepada relawan - dokumentasi pribadi

Esri Indonesia, pionir dan pemimpin bidang teknologi Geographic Information System (GIS). Perusahaan pemrakarsa penyusunan dan analisis dari informasi geografis, menginformasikan proyek landmark dan mengembangkan produk terdepan dalam kualitas.

FOI dan Esri Indonesia, bergandeng tangan, berkomitmen membantu saudara sebangsa, yang sedang terkendala masalah pangan.

Achmad Istamar memberi susu kepada balita - dokpri

****

Sinar pagi begitu hangatnya, menuntun langkah saya ke kantor kelurahan Cipulir. Sampai di kantor kelurahan, saya mendapati suasana sejuk dan nyaman. Sebuah musholla unik (terbuat dari bambu) berdiri, mengingatkan saya untuk selalu menegakkan sholat.

Hari yang cerah, secerah harapan warga kelurahan Cipulir. Tampak tenda di halaman kantor kelurahan, bersiap-siap digelar program Sayap Dari Ibu (SADARI). Sementara di lantai tiga, sedang dipersiapkan penandatanganan nota kesepahaman antara FOI dan Esri Indonesia.

Menurut Adi Kresno Prayoga, Lurah Cipulir, warga kelurahan Cipulir sangat mensupport program dari FOI. Sebelumnya sudah dijalankan pemberian makanan tambahan lansia, kemudian menyusul program SADARI. SADARI adalah program intervensi gizi harian anak usia 2 – 5 tahun, serta edukasi orang tua mengenai gizi dan pola asuh.

“Prinsipnya kami mendukung kegiatan positif bagi warga kami,” ujar Adi Kresno.

Sebelum dijalankan di Cipulir, FOI mengawali program SADARI dari daerah Kalibaru, Cilincing Jakarta Utara. Program SADARI bertujuan, membantu ibu memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya.

Orang tua mana tidak ingin, memberi nutrisi terbaik bagi anak dikasihi pada rentang usia emas (0 – 7 tahun). Sewaktu anak masih usia balita, saya cukup selektif memilihkan asupan terbaik buat buah hati.
Saya pernah baca satu artikel kesehatan, penting memperhatikan asupan pada masa tumbuh kembang. Pemenuhan kebutuhan gizi di usia balita, akan mempengaruhi kualitas anak di masa dewasa.

“Anak dengan gizi kurang, seperti burung patah sayapnya,” kata Hendro Utomo, selaku Founder FOI.

Kasihan kalau anak-anak kita, tidak bisa membuka mata untuk melihat dunia lebih luas. Betapa kesempatan terbentang,bertumbuh seperti apa yang diimpikan.

Menurut Hendro Utomo, Pak Lurah di kelurahan Cipulir adalah contoh pimpinan yang mau membuka diri, bisa mendorong masyarakat untuk maju. Sehingga bisa mencari solusi bersama, atas permasalahan yang terjadi di wilayah tersebut.

Saya membayangkan, program SADARI di kelurahan Cipulir bisa menjadi tonggak, bagi anak-anak balita wilayah ini untuk tumbuh dengan sehat. Kemudian akan menyebar, ke kelurahan berikutnya dan seterusnya.

***

Sewaktu terjadi bencana Garut 2 tahun silam, ada teman mengunggah foto di medsos. Terjadi penumpukan bantuan, terutama untuk bantuan jenis sandang/ pakaian. Padahal bantuan bahan pangan dan obat-obatan, kala itu lebih diutamakan oleh warga.
Saat itu saya berpikir,  sangat penting mengetahui kebutuhan sebelum mendistribusikan bantuan.
Aplikasi Esri Indonesia - dokpri

Esri Indonesia perusahaan penyedia perangkat, untuk keperluan analisa secara geografis. Teknologi dari Esri bernama ArcGIS, sudah dihibahkan di lebih 28 Universitas di Indonesia. Melalui ArcGIS (aplikasi dari  Esri Indonesia), bisa membantu untuk memetakan jenis bantuan berdasarkan aspek lokasi.

Kita perlu pahami apa kebutuhan orang yang akan diberi bantuan,” ucap Achmad Istamar, CEO Esri Indonesia.

Dengan mengandalkan teknologi ArcGIS juga, FOI hendak melakukan survey terkait mapping dan mendata calon relawan, yang ingin mendaftar dari seluruh Indonesia. Kemudian bisa dilakukan pemantauan, agar pelaksanaan program SADARI bisa tepat guna tepat sasaran.

Masyarakat bisa berkontribusi, melaporkan kondisi lingkungan terdekat dengan ArcGIS. Informasi ini akan diolah, untuk diteruskan ke Pemeritah, Swasta, LSM (termasuk FOI).
Penandatanganan MOU - dokumentasi pribadi

Setelah Penandatanganan MOU, dilanjutkan sesi talkshow. Kami berpindah ke halaman kantor kelurahan, menyaksikan penyerahan secara simbolis, seragam bagi relawan SADARI. Tampak juga balita, sedang menikmati makanan tambahan, seperti susu, bubur kacang hijau dan makanan sehat lainnya.

Sepanjang perjalanan pulang, saya terngiang kalimat “Khairunnas Anfa Uhum Linnas” sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. – salam -

25 komentar:

  1. semoga teknologi, app AscGIS bermanfaat bagi banyak volunter dan lembaga sejawatan...

    BalasHapus
  2. Semakin canggih teknologi, jadi mudah nih untuk ikut berkontribusi untuk sesama.

    BalasHapus
  3. Semoga dengan adanya aplikasi ini bisa membantu sesama.

    BalasHapus
  4. aku pun mendoakan yang sama, semoga teknlogi arcgis bisa memmbantu dan bermanfaat buat volunter

    BalasHapus
  5. Kelaparan yang berakibat pada shutting dan masalah kesehatan tidak terjadi. Maka di mulailah dari tetangga yang peduli akan tetangganya . jika tidak mampu dengan cara laporan kepada pihak terkait seperti puskesmas, foi

    BalasHapus
  6. Pemetaan korban bencana alam ini penting untuk pemberian bantuan yang tepat sasaran. ArcGIS dari GIS dan FOI kalau disatukan udah cocok emang. Saling melengkapi. Semoga keguatan sosial ini semakin meluas sehingga nggak ada lagi cerita kelaparan di Indonesia yang udah kudengar dari jaman SD sampe aku punya anak gini

    BalasHapus
  7. Teknologi spatial memang banyak diperlukan dan sangat membantu dalam hal pemetaan kondisi pangan, penyebaran penyakit dll. Semoga dengan adanya teknologi ini membantu dalam hal pengambilan keputusan.

    BalasHapus
  8. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan bisa membantu sesama masyarakat yah kakak.

    BalasHapus
  9. Wah baru tahu ada FOI nih yg jadi jembatan kebutuhan gizi untuk mereka2 yg kurang beruntung. Sama teknologi ArcGIS nya semoga bisa bermanfaat dalam pemetaan distribusi bantuan kepada yg membutuhkan ya Pak Agung.

    BalasHapus
  10. Dengan menebarkan manfaat kepada banyak orang tentu akan mendatangkan pahala yang tak pernah diduga. InsyaAllah jadi amal jariyah.

    BalasHapus
  11. masih tentang kekurangan gizi,padahal ada di tengah ibu kota ya. Terus gencarkan kampanye ini.

    BalasHapus
  12. Nampak berat judulnya nih. Tapi ini jadi concern kita semua. Karena masalah pangan dan gizi ternyata ada di dekat kita.

    BalasHapus
  13. Makasih mas atas infonya aku baru tau mengenai FOI ini, teknologi yang bener2 bermanfaat buat orang banyak ya.

    BalasHapus
  14. semoga program intervensi gizi bisa berjalan lancar. jangan sampai generasi penerus bangsa tidak bisa bersaing dengan negara lain karena faktor gizi!

    BalasHapus
  15. Teknologi sebaiknya memang digunakan untuk membantu sesama ya..

    BalasHapus
  16. baca GIS jadi inget jaman kuliah ada matkul ini hihi tapi memang teknologi sudah saatnya digunakan untuk hal-hal bermanfaat seperti ini

    BalasHapus
  17. Semoga aplikasi ini mempermudah. Masalah pangan masalah krusial, orang bakal gelap mata kalau kelaparan.

    BalasHapus
  18. salut sama FOI dan Esri Indonesia, semoga situasi pangan di Indonesia makin baik dan terus membaik ya..

    BalasHapus
  19. Makin menambah deretan applikasi yang berguna bagi kepentingan banyak orang ya. keren deh inovasi Indonesia

    BalasHapus
  20. ternyata dari bencana alam pun, bisa menghasilkan inovasi untuk membantu lagi bila ada bencana alam kendali kita bisa membantu untuk memetakan jenis bantuan berdasarkan aspek lokasi, Melalui ArcGIS (aplikasi dari Esri Indonesia). semoga aplikasi ini bisa lebih dikenal oleh masyarakat lagi

    BalasHapus
  21. Alhamdulillah ya ada FOI yang menjadi penhubung agar masyarakat yang kurang beruntung bisa mendapatkan gizi yang baik.

    BalasHapus
  22. Alhamdulillah bisa bermanfaat ya mas teknologi aplikasi FOI ini.

    BalasHapus
  23. Alhamdulillah ya adanya aplikasi FOI ini mas

    BalasHapus
  24. Eah... aplikasi ini bagus ya. Teknologi makin bagus nih. Moga saja inovasi makin maju.

    BalasHapus
  25. Canggih nih Esri. Kalau bisa diterapkan di pelosok Indonesia makin mantab dan membawa berkah.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA