21 Apr 2025

Mudahnya Mengolah Kari ala Jepang


Pada masakan khas, saya kebayang ribetnya mengolah. Pasti butuh aneka rempah, yang dipadu padan di satu panci. Kemudian menghasilkan komposisi rasa, yang bisa diterima indera perasa.

Termasuk kari, yang musti menyiapkan banyak bumbu. Mengolahnya juga ekstra, pastinya membutuhkan waktu tidak sebentar.

Etapi, percaya nggak. Kalau sekarang ada House Kari ala Jepang, solusi praktis mengolah kari. Sekaligus bisa menjadi jalan jinja (khususnya) orang awam, untuk menghadirkan olahan Kari di meja makan.

So, tak ada lagi kata ribet.

----

Sungguh, saya kagum dengan Chef atau ahli memasak. Dari tangannya, lahir dan terhidang aneka menu lezat menggugah selera. Kerennya lagi, mereka hapal  aneka rempah serta komposisinya. Cukup dengan mencium aroma, bisa mengira-ngira taste dihasilkan.

Maka saya tidak sia-siakan, kesempatan mengikuti cooking class House Kari ala Jepang. Menyimak penjelasan cheff Theo, belajar mengolah Kari. Tangan trampil itu, seolah ada takaran rak kasat mata.

Alhasil, hidangan tersaji di atas piring saji. Kami para undangan, dichallange menduplikasi menu serupa. Saya yang tidak bisa memasak, sangat terbantu teman satu team (mas Erfano) yang jago memasak.

Sungguh excited, saos kari sangat memudahkan pekerjaan. Citarasa dihasilkan, layaknya olahan chef profesional. Semua itu bisa terjadi, berkat House Kari ala Jepang.

Mudahnya Mengolah Kari ala Jepang


 

Saya orang Jawa, hapal beberapa olahan tradisonal. Bahan dan bumbunya banyak, mengolahnya butuh tehnik. Kadang sama-sama soto, tetapi soto Lamongan dan soto Bandung beda rasa. Efek dari campuran topingnya, dan atau komposisi tambahan rempah-rempahnya. 

Soto ala Surabaya kuahnya encer, soto khas betawi ada santan. Soto Bandung ada lobak, ada juga coto makasar, soto Lamongan, soto di kampung saya (Magetan) juga berbeda.

Menu olahan kari, juga banyak bahan disiapkan.  Misalnya kari ayam, selain bahan utama ayam, ada telur (direbus), tahu, tempe, sesuai selera. Kuah kari ditambah santan, dicampur batang serai, lengkuas, daun salam, daun jeruk, garam, gula, kaldu. 

Selanjutnnya bumbu halus, terdiri dari bawang merah, bawang putih, kemiri, jahe, kunyit, ketumbar, merica. Ukuran atau komposisi musti diperkirakan dengan tepat, untuk citarsa yang khas. 

Tahapan memasak juga musti runut, sehingga hidangan kari bisa tersaji dengan lezat. Terlewat satu rempah atau satu tahapan saja, dijamin citarasanya berbeda.

House Kari ala Jepang, bisa dijadikan andalan. Selain bernutrisi seimbang, cita rasanya bisa dinikmati bersama keluarga mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. 

----

Saya buktikan sendiri, praktisnya mengolah kari dengan House Kari ala Jepang saus padat. Mula- mula air direbus, dimasukkan saus padat. Dimasukan daging khas dalam, sudah jadi deh.

Selain saos padat, House Kari ala Jepang menyediakan Konsentrat Kari Beku. Cara mengolahnya sangat mudah, hanya dengan mencairkan dan mengencerkannya.

Saos kari by House Kari ala Jepang, bisa dikreasikan dengan aneka olahan lain. Misalnya untuk isian roti kari, saos disiram untuk chicken katsu, omelet Kari, zuppa sup kari, mie instan kuah kari Jepang, pasta kari dan masih banyak menu lainnya.

Meski rasanya autentic Jepang, bahan-bahannya disesuaikan sesuai citarasa Indonesia. Mengingat ada aturan ketat, untuk mendapatkan sertifikat BPOM serta sertifikasi halal.

Kalian yang tidak jago masak, jangan kecil hati apalagi minder. Coba masak dengan House Kari ala Jepang, dijamin kalian bisa menjadi chef dadakan.

16 Apr 2025

Halal Bihalal Yayasan ASTRA YDBA bareng Pewarta

Suasana syawal masih terasa, Sebagian mungkin masih menuntaskan puasa sunah 6 hari-nya. Tradisi yang jamak terjadi, adalah hallah bihalal saling maaf memaafkan. Menggenapkan silaturahmi, pada teman yang belum bersua saat hari fitri.

Meski Ramadan sudah setengah bulan lewat, nyatanya maaf memaafkan masihlah relate. Seperti dilakukan Yayasan ASTRA YDBA, mengundang kami para pewarta.

15 Apr 2025

Menyemai Nilai-nilai Pancasila dengan Cara Kekinian

dokpri

Gen X, mana suaranya. Yang melewati masa remaja, di medio 80-an , 90-an. Masih ingat dong, penataran P4 saat masuk SMP dan SMA. Diadakan sepekan, di minggu pertama masuk sekolah baru.

Saya dan teman sekelas, mengalami diminta menghapal butir-butir Pancasila. Kening sampai berkerut-kerut menyimpan kata per kata. Sampai saya membuat rumus, untuk memudahkan hapalan. Yaitu mengambil suku kata paling awal di setiap butir, kemudian digabungkan dengan butir berikutnya.

 

Jaman telah berubah, kita dihadapkan pada perubahan yang begitu luar biasa. Kini masanya telah berbeda, hapal menghapal sudah bukan eranya. Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim di media berujar, “Dunia Tidak Butuh Anak Jago Menghapal”.

Sebagai generasi Jadul, saya merasakan beratnya menghapal. Ada satu pelajaran tertentu, yang materinya butuh dihapalkan dan kalimatnya panjang.

 

9 Desember 2019, Suasana di Discovery Hotel, Kuta Bali mendadak meriah. Youtuber, Influencer, Pendongeng, Blogger dan Genre BKKBN dari berbagai daerah di Indonesia datang dan berkumpul. Selama lima hari, mengikuti Diklat Pembinaan Idiologi Pancasila.

Sejak kaki ini menjejak di Bandara Ngurah Rai Bali, saya sudah membayangkan bagaimana keseruan akan tercipta sepanjang Diklat yang diselenggarakan BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) RI.

 

Maka benar saja, pada saat ceremony pembukaan diklat, dua peserta tampil menyanyikan lagu Merah Putih. Lagu yang dipopulerkan group band Cokelat,  dan sontak diikuti semua peserta utamanya pada bagian reffren.

 

Dr Baby Jim Aditya, Deputi bidang Pendidikan dan Pelatihan BPIP, dalam sambutannya menyampaikan,  bahwa saat ini lebih dari 49% penduduk Indonesia, berada di rentang generasi Millenials. Generasi yang akrab dengan teknologi dan media, maka pendekatan musti menyesuaikan. Jadi jangan kaget, kalau materi Diklat BPIP dikemas dengan semi formal.

 

-----

 

Saya menjadi saksi, bagaimana situasi saat reformasi pada tahun 1998 berlangsung. Kala itu saya masih di Surabaya, pada malam hari suasana menjadi begitu mencekam. Di jalan raya Darmo, tank berjajar parkir di pinggir jalan. Membuat nyali ini ciut, meskipun hanya sekedar melintas saja.

Sejak saat itu, pembicaraan tentang nilai-nilai Pancasila mulai jarang didengungkan. Kegiatan Penataran P4 mulai ditiadakan, bagi siswa siswi yang mau masuk sekolah lebih tinggi. Generasi yang lahir di akhir 90-an, minim pengetahuan, serta kurang memahami karakter dan sikap Pancasila.

 

Dan akibatnya, hoax menyebar tanpa kendali. Pada perhelatan Pilpres baru lalu, medsos dipenuhi berita adu domba yang berujung pada potensi perpecahan. Belum lepas dari ingatan, bagaimana kita sesama saudara sebangsa dengan mudah menghujat.

 

“Hoax harus dilawan dengan kabar baik,” tegas Baby Jim Aditya.  Kalau kita gencar mengabarkan berita baik, laman medsos dipenuhi berita tentang kehebatan bangsa Indonesia. Perlahan tapi pasti, berita hoax akan surut dan hilang.

 

Sangat perlu, setiap kita meningkatkan kompentensi. Memahami dimensi nilai, agar mampu memahami dan menghargai nilai-nilai pancasila. Dan dimensi pengetahuan,  yaitu paham tetang arti, isi, kedudukan nilai pancsila di dalam tindakan sehari- hari.

Nah, kalau nilai-nilai ini disampikan melalui dongeng, melalui video atau vlog dan pendekatan kekinian lainnya. Niscaya akan menjadi jejak digital yang langgeng, sekaligus memperkaya konten kebaikan yang terkandung dalam Pancasila.

Saya yakin, Kejayaan bangsa Indonesia sudah ada di depan mata, sangat mungkin diwujudkan dengan keikutsertaan kaum muda.

 

Salam Pancasila.

 

13 Apr 2025

Seminggu Tayang Film Ustadz Qodrat Tembus 1 Juta Penonton

Film Qodrat 2, menunjukkan kesuksesan di bioskop tanah air. Terhitung satu minggu sejak penayangan perdana 31 Maret 2025, film ini resmi menembus angka 1 juta penonton. Hal ini membuktikan, antusiasme luar biasa dari publik terhadap kelanjutan kisah sang ustadz ruqyah legendaris.

Pencapaian ini sekaligus menegaskan posisi Qodrat 2, sebagai salah satu film horor lokal paling dinanti tahun ini.