29 Jul 2025

Pentingnya Kesiapsiagaan Bencana

 


Kamis Pagi itu, untuk sebuah urusan saya di lantai lima sebuah gedung perkantoran di kawasan Jakarta Timur.

“KRIIIIIIIIIIIIIIIIINNNGG”

Sekitar jam sepuluh pagi, alarm tanda bahaya berbunyi panjang. Menyusul terdengar suara pengumuman, telah terjadi kebakaran di lantai lima dan sepuluh.


Sontak kami panik, lantai tempat kami berada dikabarkan kebakaran.

Pandangan ini menyapu ruangan, di pojok kanan ruangan tampak kepulan asap kecil.

Saat kami di lantai lima heboh, petugas keamanan berseru melalui toak, meminta kami berlindung di bawah meja.

Setelah semua orang di bawah meja masing-masing, petugas keamanan terdengar memberi instruksi.

“Bapak ibu, silakan keluar melalui tangga darurat dengan tangan di atas melindungi kepala”

Kami menuruti, berjalan berbaris menuju pintu darurat yang sudah terbuka.

Langkah bisa terburu-buru, musti antri meniti satu demi satu anak tangga. Akhirnya kami sampai pintu terakhir di loby, petugas mengarahkan ke lapangan di depan gedung perkantoran.

Sesampai lapangan, kami diminta bergerombol sesuai asal lantai. Agar mudah mengetahui, teman satu lantai belum ada di barisan.

Tak lama berkumpul berselang, dua mobil pemadam kebakaran datang diiringi mobil ambulan di belakangnya.

Dengan sigap petugas damkar menjulurkan slang, dalam hitungan detik kran dibuka, air menyembur ke sumber api di lantai lima dan sepuluh.

Terdengar informasi via handy talky petugas, ada korban di lantai lima dan sepuluh.

Tak ada jalan lain, kecuali dibantu dengan tali dengan tehnik flying fox. Bagi yang berkemampuan, tehnik meluncur dengan tali adalah cara lebih cepat.

Korban dalam kondisi lemah –ada yang pingsan—akhirnya berhasil diselamatkan, mendapat penanganan dari team medis.

-00o00-



Tenang, semua keriuhan hari itu adalah geladi evakuasi kesiapsiagaan bencana. Diadakan di gedung kantor Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB), di jalan Pramuka Jakarta Timur

Kesiapsiagaan, sudah sepantasnya menjadi kesadaran setiap individu, mengingat di beberapa wilayah Indonesia, termasuk kategori rawan bencana.

Fakta geologis dan hidrometeorologis, Indonesia memiliki potensi bencana seperti tsunami, erupsi, gunung api, banjir, longsor dan puting beliung.

Melansir data dari BNBP, sepanjang 2017 di Indonesia terjadi 2.372 bencana, merenggut 377 korban meninggal dunia.

Sebuah survey di Jepang – berdasarkan gempa Great Hansin Awaji 1995 -- , presentase korban selamat dalam durasi golden time.

Kesiapsiagaan diri sendiri (35%), dukungan anggota keluarga (31.9%), Teman/ tetangga (28.1%), orang lewat (2.60%), Tim Penolong (1.70%), lain-lain (0.90%).

Menghadapi situasi darurat, perlu skenario aksi di setiap kondisi berbeda. Skenario dibuat bersama anggota keluarga, sesuai jenis bahaya yang mengancam.

Mengingat pentingnya kesiapsiagaan bencana, BNPB mencanangkan tanggal 26 April sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana

Tanggal disyahkan UU No.24/2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Perlu ditumbuhkan gerakan kesiapsiagaan, agar setiap individu mampu menghadapi situasi bencana secara cepat dan tepat.

Bencana alam memang tidak bisa dihindarkan, tapi kesiapsiagaan perlu dibudayakan pada setiap individu.

Untuk berjaga-jaga kalau berada di situasi bencana, bisa menyelamatkan (minimal) diri sendiri dan orang terdekat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA