25 Agu 2018

Bersama Astra Menjadi Saksi Perjuangan Gregoria Mariska Tunjung di Asian Games 2018

 
Suasana Istora Senayan -dokpri

“INDONESIA - dug dug dug dug dug - INDONESIA – dug dug dug dug dug - INDONESIA- dug dug dug dug dug.”

Atlet mana dadanya tidak bergetar, mendengar suara ratusan suporter secara serentak. Mereka datang dengan sukarela, bahkan merogoh kocek masing-masing. Memakai kaos dengan warna sama, tak ketinggalan alat supporter ballon.

“INDONESIA - dug dug dug dug dug - INDONESIA – dug dug dug dug dug.
Pada kata “Indonesia” diucapkan dengan tiga bagian,  dalam satu tempo sama. Kemudian disusul “dug dug dug dug dug,” suara dari dua supporter ballon yang ditepokkan.

Saya berada, ditengah keseruan suporter penuh antusiast ini. 
Astra mengajak beberapa Blogger, turut menyaksikan laga semifinal cabang olahraga bulu tangkis tunggal beregu putri Asian Games 2018.

Pekan lalu berlangsung pertandingan, antara Gregoria Mariska Tunjung (Indonesia) vs  Akane Yamaguchi (Jepang). Saya yakin, anda pasti sudah bisa menebak, kami berpihak pada siapa, hehehe.
Paviliun ASTRA

Sebelum masuk ke Istora Senayan, Blogger diajak bertandang ke Paviliun Astra. Saya ikut menjajal foto interaktif, cukup berdiri di depan layar LED, kemudian tekan tombol klik, tidak sampai satu menit foto tercetak. 
Tidak terlalu lama di Paviliun Astra, Kami bergegas ke Istora mengejar jadwal pertandingan.

Begitu masuk arena pertandingan, riuh rendah suporter langsung terasa. Dua alat supporter ballon warna merah dan putih, tampak mendominasi tribun penonton. Seolah tak sabar, menunggu jagoan berlaga.

***

Set pertama dimulai, Gregoria tampak rileks namun terus waspada. Semangat pemain dan supporter, keduanya seimbang saling mendukung. 
Kejutan diberikan dara kelahiran Wonogiri, sanggup menaklukkan Akane Yamaguchi dengan skor 21-16.

Greogoria tampil pada partai pertama, menghadapi Akane pemain tunggal putri asal Jepang peringkat ke-2 dunia. Tentu bukan masalah sepele, tehnik bermain sang lawan cukup tangguh, tampak menguasai lapangan.

Set kedua, Gregoria terjatuh beberapa kali mempertahankan shuttlecock. Pertandingan berlangsung menegangkan, Akane Yamaguchi membuat pertahanan Gregoria keteteran. 

Melihat kedaaan tidak imbang, supporter tidak mau tinggal diam. Kata “HUUH’ diucapkan serentak,  saat Akane menerima umpan.
Sontak berganti kata “YAAAA,” ketika Gregoria membalas umpan.
Perjuangan Gregoria -dokpri

Mental juara Arkane tak terbendung, terbukti kata “HUH” supporter lain ditanggapi dengan geming. Pada akhir set kedua, pemain Jepang memimpin skor cukup jauh yaitu 9 -21.

Saya turut merasakan, bagaimana tegangnya set kedua. Saya ikut teriak-teriak, lebur bersama suara suporter lainnya. Sampai-sampai saya serak, tenggorokan kering, akibat terlalu bersemangat mendukung jagoan.

Masuk set ketiga, saya memilih anteng saja dan pindah ke tribun agak sepi. Diawal rubber set, saya benar-benar merasa kelelahan- hehehe.
Jangan tanya penonton lainnya, dukungan semakin tak terbendung. Seolah supporter ingin mengalirkan energi, agar tidak kecolongan pada set penentuan. 
Permainan Gregoria tampak all out, semaksimal kemampuan mempertahankan shuttlecock tidak jatuh.

“Garuda di dadaku, Garuda Kebanggaanku, Ku yakin hari ini pasti menang” lagu penyemangat dikumandangkan. 
Upaya tidak sia-sia, pada set penentuan Gregoria memimpin dengan angka 21-12.

Langit langit Istora kembali pecah, kemenangan gadis 18 tahun, membawa nama Indonesia unggul 1-0 atas Jepang di babak semifinal beregu. 
Namun pada pertandingan ganda putri berikurnya,  Jepang menyamakan kedudukan 1-1.

Selesai pertandingan, saya ke Kotak Semangat Astra di zona Kaka. 
Tidak mau melewatkan tantangan, ikut upload foto kemudian post di IG lalu discan dan mendapatkan merchandisi dari Astra. Yeaaay, trimakasih Astra untuk keseruannya.
foto bersama Kaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA