24 Agu 2018

Persembahan Prudential dalam Program Pemberdayaan Indonesia Timur



Launching Program Pemberdayaan Indonesia Timur - dokpri

Kalau berbicara pembangunan di kawasan Indonesia Timur, saya pribadi punya asumsi –mungkin anda juga sama—tertinggal satu langkah di belakang kawasan Indonesia lainnya. Saya pernah membaca sebuah berita, harga kebutuhan pokok di Indonesia bagian timur, jauh lebih mahal dibanding (misal) Jakarta.

Banyak faktor dapat menyebabkan hal ini (harga mahal) terjadi, salah satunya infrastruktur yang masih minim. Sehingga perlu cost tidak sedikit, untuk distribusi barang ke daerah Indonesia bagian timur.
Maka akan terjadi efek domino, perputaran roda ekonomi seret, pertumbuhan kewirausahaan akan terganggu, berdampak pada pengangguran.


Saya punya kenalan seorang tenaga kesehatan, bertugas di daerah Towe Hitam Papua. Si teman berkisah, susahnya alat transportasi untuk menjangkau daerah ini.
Ketiadaan pasar untuk menunjang aktivitas perekonomian, membuat sistem barter berlaku di daerah ini. Di era digital seperti saat ini, kita yang di kota besar belanja sudah dengan sistem online. Saudara sebangsa kita di pelosok Papua, masih bertukar barang untuk jual beli – memprihatinkan ya.

Perlu kepedulian semua pihak, agar saudara kita di kawasan Indonesia bisa bangkit mengejar ketertinggalan. PT. Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia), adalah perusahaan asuransi yang didirikan tahun 1995, memiliki tanggung jawab sosial, berkomitmen untuk pembangunan berkesinambungan di komunitas Indonesia Timur.

Komitmen kami di Prudential Indonesia adalah untuk tidak hanya memberikan perlindungan jangka panjang bagi jutaan keluarga di seluruh Indonesia, tetapi juga memberikan kontribusi berkelanjutan kepada masyarakat sekitar, jelas Jens Reish, Presiden Director Prudential Indonesia.

Community Investment Prudential Indonesia memiliki tiga pilar, yaitu pilar edukasi (pendidikan), filantropy (kerjasama dengan pemerintah, industri dan organisasi), kesehatan dan keselamatan (misalnya sudah bekerjasama dengan Yayasan Ongkologi Indonesia).
Kini satu pilar baru dirilis pada Agustus 2018, yaitu East Indonesia Empowerment (Pemberdayaan Indonesia Timur .

Jurnalis dan Blogger hadir, pada peluncuran program “Prudential Indonesia East Indonesia Empowerment” (Pemberdayaan Indonesia Timur) di bawah initiative Community Investment. Program ini sebagai wujud dukungan dan solusi, atas tantangan-tantangan sosial masyarakat Indonesia Timur.

Community Investment menjadi fokus utama Prudential Indonesia, demi mendukung masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia.
Di bidang edukasi, Prudential Indonesia mengadakan pelatihan literasi keuangan untuk perempuan sejak tahun 2009, bekerjasama dengan beberapa kementerian, menjangkau lebih dari 25.000 perempuan di 21 kota.
Bidang kesehatan, sudah dilakukan sejak tahun 2003 Prudential Indonesia membantu biaya pengobatan lebih dari 1400 anak terkena kanker. Menyumbangkan tujuh mesin Apheresis ke sejumlah rumah sakit pemerintah di beberapa kota, alat ini membantu untuk dalam masa perawatan bagi penderita kanker. Bidang filantropi, dengan memberikan bantuan kepada korban bencana alam.

Hal-hal yang dilakukan Prudential Indonesia, menuai hasil dan berdampak baik bagi masyarakat. Tapi tidak membuat berpuas diri, masih banyak hal baik lainnya bisa dilakukan.

Hari ini, kami menandai perjalanan Community Investment kami berikutnya, dengan memperluas fokus kami ke Indonesia Timur untuk memberikan dukungan solusi yang dapat membantu mengatasi tantangan- tantangan sosial di kawasan tersebut,” ujar  Nini Sumohandoyo, selaku Corporate Communication & Sharia Dircetor, Prudential Indonesia.
Ki-Ka : Nini Sumohandoyo,  Jens Reish, Rinaldy Muhadar - dokumentasi pribadi

Mengapa Indonesia Timur ?
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), 27,74% Penduduk Papua hidup dalam kemiskinan, 63.770 orang Papua menganggur. Survey indeks kebahagiaan BPS menunjukkan, Papua adalah salah satu daerah dengan indeks kebahagiaan paling rendah di Indonesia.
Survey literasi dan inklusi keuangan oleh OJK tahun 2016 mencatat, pengetahuan mengenai keuangan di Indonesia Timur lebih rendah dibanding wilayah lain. Papua Barat menduduki peringkat terendah di 19,27% dan Papua 22,18%.

Saya masih ingat, kisah teman tenaga kesehatan di Towe Hitam. Sempat mengalami trauma, ketika warga berteriak di luar puskesmas sambil membawa parang. Mereka datang untuk minta bahan makanan (mie instan), saking tidak punya uang untuk membeli (bagaimana mau membeli, kan mereka masih sistem barter).
Bagaimana juga punya uang, kalau anak-anak muda tidak bekerja, dan bagaimana mau bekerja kalau tidak ada lapangan pekerjaan, atau belum tumbuh jiwa kewirausahaan – berputar seperti lingkaran setan.

Data dari BPS dan OJK, rasanya sangat relevan dengan kondisi di lapangan, yang saya dengar dari kenalan bertugas di Towe Hitam.

Menurut Rinaldy Mudahar, Country CEO Community Investment Prudential Indonesia, Kemitraan strategis dengan tujuan yang sama sangat penting, hal ini guna memaksimalkan pelaksanaan program-program yang berdampak sosial. Prudential bekerjasama dengan Prestasi Junior Indonesia, untuk pelaksanaan program ‘Pemberdayaan Indonesia Timur.”
(Prestasi Junior Indonesia ; LSM yang punya visi percaya pada potensi tak terbatas pada anak muda, komitmen pada prinsip ekonomi dan kewirausahaan berbasis pasar)

Kami akan focus pada entrepreneurship atau kewirausahaan sebagai program unggulan kami, di mana program ini akan kami awali dengan melihat langsung ke lapangan untuk memastikan area area di mana dan kelompok masyarakat mana yang menjadi wilayah target dan penerima manfaat kami selama tiga tahun ke depan,” jelas Rinaldi

Peluncuran Prudential Indonesia East Indonesia Empowerment, sebenarnya buka program dadakan atau tiba-tiba. Pada tahun 2017, Prudential Indonesia melakukan kegiatan “Child-Friendly School,” untuk meningkatkan pengalaman belajar bagi anak-anak di kabupaten Jayapura Papua. Kemudian membangun perpustakaan di SD Komba Inpres, merenovasi SD YPK Ifar Babrongko.
Prudential Indonesia melakukan pelatihan literasi keuangan kepada 27 guru di 8 SD di Papua, dengan menggunakan metode Pembelajaran Aktif, Menyenangkan dan Efektif (AJEL) 

1 komentar:

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA