18 Jan 2020

Tulisanmu adalah Investasimu, Jangan Malas Berinvestasi


Bersama William Sudhana- koleksi pribadi


Minggu kedua bulan kesatu, saya mengikuti kelas Blogger Levelup. Acara yang diadakan salah satu lembaga sosial ternama, menghadirkan William Sudhana sebagai narasumber tunggal. Banyak insight saya serap, terutama tentang empowering medsos.
Ya, sebagai penggiat media sosial, setiap akun medsos yang dibuat sejatinya aset pemiliknya. Dan agar medsos memiliki dampak, maka musti dipikirkan strategi pengelolaannya.

Seperti halnya rumah dan atau tanah, adalah aset berharga bagi empunya. Di atas lahan bisa ditanami aneka tumbuhan produktif, yang menghasilkan benefit untuk pengelolaan.
Dari dalam rumah, bisa diciptakan suasana menentramkan dan penuh cinta bagi penghuninya. Melahirkan pribadi, yang siap menghadapi tantangan di dunia luar.

------

Kalian pasti pernah mendapati, video atau postingan atau twet yang menjadi viral. Dibicarakan banyak orang, diretweet atau di reshare akun lain (padahal tidak kenal).  Beberapa pemilik akun yang viral, sempat diundang mengisi acara televisi dan kemudian menjadi terkenal.
Fenomena ini mengisyaratkan, bahwa konten yang ada di akun tersebut memiliki dampak. Entah dampak baik atau buruk, tergantung konten yang disajikan pemilik akun.

Meskipun tidak bisa dipungkiri, bahwa ada orang yang sengaja mencari sensasi (dengan berbuat aneh-aneh) di medsos. Tak enggan melakukan apa saja, demi namanya tetap eksis.
Misalnya membuat konflik dengan akun yang lain, masing-masing terjadi perseteruan dan kemudian follower ikut-ikutan gaduh.

Setelah selesai dengan satu konflik, kemudian dibuat lagi konflik berikutnya dengan akun lainnya. Belakangan ada yang ketahuan, ternyata konflik disengaja atau  disetting. Keuntungan yang berkonflik, namanya terangkat dan berujung pada bertambah pundi-pundi dimiliki.

Ya, akun medsos adalah aset, seperti halnya rumah dan atau tanah (seperti say amention di awal artikel). Dan investasinya dari medsos, berupa postingan video, caption, gambar dan semua yang akhirnya dijadikan konten.

Bagaimana dengan Blogger?

Blog tak beda perlakuan dengan akun Instagram, twitter atau facebook. Blog menjadi aset seorang blogger, dan yang membedakan satu dengan yang lain adalah isinya (konten).
Sebuah blog yang tampil unik dan memiliki konten beda, maka semakin banyak orang perhatian dan kemudian menjadi follower.

“Mana yang lebih penting, quantitas atau qualitas?” tanya William.
“Kualitas”, sebagian besar peserta menjawab kualitas. Terdengar satu dua menyaut kuantitas.

dokpri
Kalau menurut saya, kedua aspek ini musti seiring sejalan. Sebaiknya kuantitas diimbangi kualitas, demikian pula sebaliknya.

Analoginya sederhana, bagi Blogger yang rajin menulis secara otomatis terasah intuisi, terbiasa mengelola kata menjadi kalimat, terdorong dalam diri berlatih diksi.
Sekali dua kali, mungkin tulisannya akan terlihat biasa-biasa saja. Tetapi kalau setiap hari berkutat dengan tulis menulis, niscaya perlahan-lahan akan tumbuh “rasa” di tulisannya.

Satu artikel yang dipublish, ibarat satu investasi dari Blogger pembuatnya. Semakin banyak artikel dihasilkan, artinya semakin banyak investasi yang ditanamkan. Bukankah nasib setiap tulisan, tergantung dari upaya dibalik tulisan tersebut.

Sesungguhnya setiap kita, sedang bertransaksi dengan kehidupan. Bahwa apa yang didapatkan hari ini, adalah buah dari pekerjaan (baca investasi) yang dilakukan di masa lalu.
Pun blogger, tulisan yang diinvestasikan (ditulis) hari ini, biarlah kehidupan yang menentukan masa panen akan menghampiri.

Kalau dalam seminggu (misal) hanya satu atau dua tulisan dibuat, kemungkinan kaya investasi akan berkurang. Jadi, tulisanmu adalah investasimu, jangan malas berinvestasi.
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA