23 Jan 2020

Lakukan Dietmu dengan Bahagia


dokpri


Percaya nggak kawan, sebuah perubahan (apapun itu) umumnya akan terasa berat di awalnya saja. Dulu ketika SMP, sekolah saya di kampung dan tak jauh dari rumah.
Kemudian ketika masuk SMA, sekolahnya hanya ada di kota kabupaten.  Saya menempuh perjalanan pergi pulang, dengan angdes (Angkutan Pedesaan).

Saya masih ingat, bagaimana beratnya menuju sekolah pada satu minggu pertama. Selepas subuh langsung mandi, kemudian bersiap-siap dan sarapan. Sebelum jam enam tepat, sudah berdiri di pinggir jalan menunggu angkutan lewat.

Apakah saya menyerah? O, tentu tidak. Buktinya tiga tahun terlewati sudah, sampai akhirnya bisa mendapatkan ijazah sekolah menengah atas.

----

Demikian pula dengan pengalaman diet, saya merasakan beratnya hanya pada satu minggu pertama. Kepala ini sempat merasa keliyengan dan pusing, keringat dingin keluar, mood menjadi berantakan dan air muka tampak pias.
Tetapi saya geming, hingga sanggup bertahan sampai masuk pada minggu kedua. Tiba di hari ke delapan, tubuh ini perlahan-lahan mulai beradaptasi. Rasa pusing mulai berkurang, dan lemak di beberapa bagian badan mulai mengikis.

Di benak saya tertanam semangat dan tekad bulat, bahwa perjalanan sudah separuh jadi sayang kalau berhenti. Begitu masuk di minggu ketiga, apa yang telah dijalani 14 hari akhirnya menjadi kebiasaan.
Saya mulai menikmati naik turunnya emosi, saya belajar mengontrol nafsu makan, aktif berajtivitas fisik dan lama-lama mindset terbentuk

Tanpa terasa tiga tahun berjalan, pola makan dan olahraga dijalani sudah menjadi gaya hidup. Saya terbiasa makan ubi atau singkong, sebagai pengganti nasi atau karbo. Asupan gula saya hindari, sudah bisa diatasi dengan manis dari buah.

Tersiksakah saya ? Karena sudah menjadi gaya hidup, (lagi-lagi) saya enjoy menjalani. Meski perlu diingat, naik turun menjalani diet selalu terjadi. So, musti tetap focus dan jangan sampai kelepasan.

Lakukan Dietmu dengan Bahagia

Menjalani diet dengan bahagia, bukan berarti diet tanpa tantangan seperti diet pada umumnya.  Tetap musti menahan diri untuk konsumsi ini dan itu, tetap musti berolah raga atau aktivitas fisik.
Tetapi bersamaan itu, kita menanamkan kesadaran di otak ini. Bahwa ada tujuan besar, yang hendak dicapai di ujung semua yang sedang dilakukan. Bahwa jerih payah dialami saat ini, demi kebaikan (baca sehat) di masa mendatang.

Percaya deh, kalau di otak sudah tertanam big goal itu. Niscaya kita akan ikhlas dan penuh kerelaan, menjalani dan melewati aneka gejolak yang ada di dalam diri.
Focus kita sudah bukan pada proses diet itu sendiri, tetapi pada hasil akhir dari perjuangan (baca diet) yang tengah ditempuh.

Seperti analogi di atas, semua akan terasa berat di awal. Tetapi kita manusia, diberi kemampuan beradaptasi sampai periode tertentu. Melakukan diet dengan bahagia, adalah menjalani dengan sepenuh kesadaran guna mencapai tujuan besar (yaitu sehat).
Salam sehat, semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA