13 Feb 2020

Kereta Api Indonesia Kebanggaanku !


di depan Kantor Pusat KAI di Bandung- dokWAG

Karena KAI publik service, tidak boleh yang dipikirkan hanya untung, yang di dapat dikembalikan ke publik dalam bentuk layanan,”
Dirut KAI, Edi Sukmoro

Saya yakin, sebagian besar kita pernah naik Kereta Api. Moda transportasi favorit, selain bebas macet (karena berbasis rel) harga tiketnya juga terjangkau. Kalau pulang kampung, istri dan anak-anak lebih suka naik kereta.


Jujur nih, kondisi kereta api sekarang jauh lebih baik, dibanding puluhan tahun lalu. Saya masih mengalami, naik gerbong kereta ekonomi penumpang duduk di lantai.
Dulu penjual makanan bebas keluar masuk, ketika kereta berhenti di beberapa stasiun besar. saya yang sedang tidur, pernah dibangunin pedagang hendak menawarkan makanan—kesel kan.

Sekarang, pengalaman serupa tak terulang. Kereta api telah bertransformasi, menjadi lebih bersih, rapi, nyaman dan tentu saja bikin betah.

O’ya, saya juga pengguna commuter line, turut merasakan bagaimana praktis, ekonomis dan lancar.
Commuter line adalah bukti, bahwa transportasi massal bisa menjadi solusi mengurangi kemacetan ibukota.
-----

Menginjakkan kaki di Stasiun Gambir, saya dibuat takjub melihat stasiun yang megah dan super keren. Fasilitas lengkap dan terjaga tersedia, mulai toilet yang dipantau kebersihannya, mushola serta aneka stand resto berjajar.
influener bertemu dengan Dirut KAI -dokpri

Menurut Bapak Edi Sukmoro, Direktur Utama PT. Kereta Api Indonesia, bahwa KAI pasti ada kekurangannya. Tetapi faktanya pada tahun 2018, Kereta api telah mengangkut 425 juta penumpang.
Kemudian pada tahun 2019 meningkat, telah mengangkut 432 juta penumpang. Sementara untuk KRL mengangkut 1,154 juta penumpang/ hari, dengan 928 perjalanan/ hari.

Karena KAI publik service, tidak boleh yang dipikirkan hanya untung, yang di dapat dikembalikan ke publik dalam bentuk layanan,” ujar Dirut KAI Edi Sukmoro saat acara KAI x Social Media Mover

Mengunjungi Kantor Pusat Kereta Api Indonesia

Perjalanan menuju Bandung, dengan kereta Parahyangan sangatlah mengesankan.
Mulai dari kursi dengan posisi duduk senyamannya, ruangan gerbong berpendingin dan bersih. Sepanjang perjalanan, petugas kebersihan tampak beberapa kali melintas mengambil sampah.

Hiburan televisi dengan acara aman untuk semua umur, menu di Resto Ka yang variatif dan terjangkau, bisa di makan di tempat (resto) atau dibawa ke gerbong penumpang.

Saya sempat ke toilet di ujung gerbong, wastafelnya, toilet duduknya bersih, ruangan diberi pewangi.
Hal ini bisa terwujud karena kerap dibersihkan, dan saya berpapasan dengan petugasnya ketika keluar toilet.
Kereta Parahiyangan- dokpri

Toilet di KA Parahiyangan-dokpri

Perjalanan dari Stasiun Gambir menuju Stasiun Bandung, memerlukan waktu tempuh sekira tiga jam.
Sampai stasiun berpapasan dengan jam makan siang, kami mampir ke Loko CoffeSho.

Chef Yanto menghampiri kami, sembari menjelaskan bahwa menu di Loco Caffe selalu diupdate.
Saya memesan Iga Bakar, yang ternyata menjadi menu andalan selain Iga moster dan sop buntut.
di Loco Coffe Bandung-dokpri

Selepas maka siang, perjalanan dilanjutkan ke Kantor Pusat PT KAI di Jalan Perintis Kemerdekaan, yang lokasinya tidak terlalu jauh dari stasiun.
Persis di sebelah kanan pintu gerbang, terdapat monumen Lokomotif uap TD 10. Lokomotif yang memiliki susunan roda 0-8-0T dengan dua silender berdimensi 300 mm x 340 mm dengan roda berdiameter 660 mm.

Lokomotif TD 10, sanggup melaju dengan kecepatan 25 km/ jam, dengan menggunakan bahan bakar kayu dengan sistem superheater (sistem pembakaran dengan mengalirkan uap bertekanan tinggi dari kubah menuju silender).

Kantor PT. KAI di Bandung sungguh kental dengan suasana heritage, dan kami disambut dengan hangat kami bersua oleh Bapak Mateta Rizalulhaq, selaku VP General Affair and Corporate Culture PT.KAI.
Kereta Api tidak ada apaapanya tanpa media, penggiat medsos, influencer,” jelas Pak Mateta.

Kereta api tidak akan pernah berhenti berkarya. Terus melakukan inovasi sehingga butuh dukungan masyarakat, agar apa yang dilakukan bisa tersosialisasikan.

Kami membangun NKRI melalui kereta api, kereta api bersatu Indonesia maju,” imbuh Pak Mateta dan kemudian mempersilakan kami melihat sejarah kereta api di ruang bunker.

Kereta Api Indonesia Kebanggaanku !

Di ruangan bawah tanah (bunker), saya bisa menelusuri sejarah perkereta apian Indonesia.
Tahun 1800an, satu satunya jalur dari Batavia menuju Surabaya, melewati Bandung tahun 1881-1884 (persis seperti lagu Naik Kereta Api).

Kemudian pada 1921 dibangun jalur pintas melalui cirebon, yaitu lintasan Manggarai- Cikampek- Cirebon. Perjalanan kereta malam kala itu, lebih dikenal dengan Java Nacth Express.

Di dinding bunker dipasang foto-foto lama mulai dari rute atau jalur kereta api, ada simbol atau logo KAI dan foto beberapa stasiun di kota-kota besar dari masa ke masa dibingkai dan dirawat dengan baik.

di ruang bawah tanag- dokpri

Masih di area kantor pusat PT.KAI, terdapat monumen Kenangan Hormat.
Sebuah monumen, untuk mengenang pegawai DKA (Djawatan Kereta Api) yang tela gugur, mempersembahkan darma baktinya untuk nusa dan bangsa.

Rasanya tak cukup beberapa jam saja mengeksplor sejarah kereta api, karena terbatasnya waktu kami musti kembali ke Stasiun Bandung untuk kembali ke Gambir.
 
Meski hanya sebentar, saya kini punya alasan untuk menyatakan “Kereta Api Indonesia Kebanggaanku!”.

Smoga bermanfaat
bersama Pak Dirut- dok WAG


1 komentar:

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA