11 Okt 2019

Yuk, Cegah Gangguan Penglihatan dan Obesitas Sedini Mungkin !

dokpri

Beberapa waktu lalu, viral di medsos, video perempuan cantik yang mengaku lebih memilih lelaki gendut. Menurutnya, gendut itu menggemaskan. Kalau ini masalah selera yes, setuju kan. Di kolom komentar ada netijen nyeletuk, laki-laki six pack biasanya pacarnya ga*t**g – hehe. Baiklah, sebagai team penggembira tidak ikut-ikutan, mempermasalahkan gendut dan atau six pack.


Saya pernah punya masalah dengan mata, tiba-tiba kelopak mata pada bagian kanan atas kedutan dan sering. Khawatir terjadi apa-apa, saya berburu informasi dan ternyata mata saya mengalami kelelahan. Ada tips sederhana dilakukan dan terbukti manjur, sekalian pengalaman obesitas akan saya tulis di artikel ini, jadi baca sampai selesai ya.

----
Kementrian Kesehatan RI, mengadakan peringatan Hari Obesitas Sedunia 2019, bersamaan dengan peringatan Hari Penglihatan Sedunia 2019. Acara diadakan di gedung Sujudi kantor Kemenkes RI, mengundang Blogger, untuk menggaungkan dua tema yang cukup popular di tengah masyarakat.

Dalam sambutannya, Dr.Cut Putri Arianie, selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kemenkes RI, mengingatkan mesyarakat bahwa kedua penyakit ini (gangguan penglihatan dan obesitas) sangat penting untuk dicegah, jangan sampai menunggu sakit baru berupaya keluar dari kelompok obesitas dan masalah penglihatan.
Sebenarnya, setiap orang bukan tidak mau mencegah, tapi juga tidak mampu atau belum tahu caranya. Atau kalaupun sudah tahu tapi sering lupa, sehingga dua peringatan ini (Obesitas dan Penglihatan) sebagai upaya me-refresh.
 
Dokter Cut Putri-dokpri
Masih menurut Dr Cut Putri, beberapa dampak obesitas berpotensi terjadi, seperti jantung, stroke, kanker, hypertensi, diabetes, asma dan sebagainya. Obesitas terkait erat dengan penyakit tidak menular, yang notabene sebagai penyebab kematian tertinggi (jantung, diabetes).
Sekaligus mengingat pentingnya kesehatan mata, masyarakat musti mengenali dan mendeteksi gangguan penglihatan sedini mungkin. Mengingat mata adalah organ sensoris, 80% informasi yang kita peroleh berasal dari penglihatan.

World Sight Day 2019

Masalah mata sudah menjadi masalah semua kelompok umur, ibu saya yang sudah 73 tahun, terkendala dalam hal membaca tanpa kaca mata. Sementara keponakan yang berumur 9 tahun, juga memakai kaca mata akibat terpapar smartphone terlalu lama.
Narsum, Dr. M.Siddik, SpM dari Perdami (Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia), memberi tips mudah  untuk menjaga kesehatan mata, yaitu ; menjaga pencahayaan yang baik saat membaca, melakukan kegiatan out door untuk mencegah rabun jauh, serta konsumsi makanan sehat.
Jangan lupa, hindari paparan UV-B, rokok, alkohol dan gunakan pelindung mata saat bekerja yang sekiranya membahayakan mata.
dokpri

Menyoal kedutan di bagian atas kelopak mata, ternyata mata saya capek sehingga butuh istirahat. Dan cara mengistirahatkan mata sangat mudah, yaitu menjauhkan diri dari gadget (laptop/ smartphone).
Kemudian pergi ke tempat yang hijau (taman atau hutan kota), melihat aneka warna di alam bebas untuk jarak jauh.

Ternyata apa sudah saya praktekkan benar, persis seperti yang disampaikan narsum, bahwa benar sesederhana itu cara mengistirahatkan mata.

Kalau sudah terjadi gangguan penglihatan lebih serius, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke Posbindu, Puskesmas, klinik swasta dan rumah sakit.

Gendut itu menggemaskan, hmmm
Tiga tahun lalu, saya masuk kategori (sangat) gendut. Mungkin (ini mungkin ya), istri gemas seperti kisah diawal tulisan ini.
Tetapi saya-nya, lama-lama merasa ngap dan tidak bebas bergerak. Sampai satu waktu, hasil pemeriksaan dokter, saya terindikasi pelemakan hati dan hypertensi.

Mendengar dua penyakit ngeri ini, saya langsung move on dan membantah pepatah lama “badan subur tanda makmur”. Menurut saya, badan subur (baca gendut) justru mengundang aneka penyakit.

Apa sih obesitas ? Adalah penumpukan lemak yang berlebih pada tubuh yang berisiko terhadap kesehatan. Yang saya alami, lemak bersembunyi di bagian tubuh tertentu yang susah dibakar. Seperti di paha bagian dalam, dan tempat favorit adalah pinggang.

Yudhi Adrianto, S.GzRD dari Persagi (Persatuan Ahli Gizi Indonesia), memaparkan penyebab obesitas, dan berbagai penyebab ini dengan mudah kita lakukan.
Yaitu pola makan ; tinggi lemak, gula dan garam ; kurang buah dan sayur ; jadwal makan tidak teratur ; tidak sarapan ; sering ngemil ; konsumsi olahan dengan minyak, santan kental dan gula.

Masih ada lagi nih, Pola Aktivitas Fisik, seperti ; sedentary (kurang gerak), tidak suka berjalan ; kurangnya aktivitas yang menggunakan tenaga—semuanya tak lepas dari era digital dan kemajuan teknologi.
WA Group

Kemenkes dengan Germas-nya, melalui kampanye CERDIK tak bosan mengajak masyarakat (pada huruf R) Rajin Aktivitas Fisik.
Kita sebagai individu dan bagian masyarakat, musti memacu diri sendiri untuk giat beraktivitas fisik. Toh, kalau sehat yang merasakan dampaknya diri sendiri.

Pencegahan obesitas bisa dilakukan, antara lain dengan pemberian MPASI mulai usia 6 bulan, makan cukup sayur, tidak makan sambil nonton atau main game, tidak merokok dan minum alkohol, makan dengan pola isi piringku, perbanyak aktivitas fisik dan sebagainya.

Saya jadi ingat, acara Healthies Run 5 K Kemenkes RI, yang diadakan pada minggu pagi. Hastag #JanganMager rasanya related dengan dua peringatan (Hari penglihatan dan Hari Obesitas) ini, beraktivitas fisik membuat kita bebas dari smartphone sekaligus menghindari obesitas.

Saatnya, kita cegah gangguan penglihatan dan obesitas sedini mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA