Home

24 Feb 2020

Pengalaman Seru Naik Kereta Inspeksi


dokpri

Tulisan ini sudah disesuaikan untu Blog TLD, sebagian besar sudah tayang di Kompasiana dengan Penulis yang sama

“Wooow Kereeen” dua kata ini mendadak muncul, berulang kali saya bisikan dalam batin maupun ucapkan dalam gumam.  Hari itu, kali pertama saya mendekat, memegang dan masuk ke Kereta Inspeksi (KAIS).
Saya yakin Kompasianer tidak asing denngan KAIS, yaitu kereta yang biasa digunakan Pejabat Negara atau Direksi KAI, untuk melakukan kunjungan atau inspeksi ke beberapa tempat.  Guna meninjau keadaan lintasan kereta maupun stasiun kerta, yang tersebar di seluruh kota/ Kabupaten.

Tubuh ini seperti melayang, ketika menginjak karpet empuk, bersih dan harum dengan motif lengkungan batang pohon perdu. Kemudian bisa merasakan duduk di kursi empuk, ornamen indah di indera penglihatan.
Menikmati sajian menu istimewa di sepanjang perjalanan, dan tentu saja disuguhi pemandangan alam Garut yang mempesona.

----------

Bagi saya, “Kesempatan” itu semacam privilage. Datangnya tidak disangka-sangka, dan akan menemui hanya kepada orang yang berhak saja. Setiap orang memiliki moment-nya sendiri, dan djamin tak serta merta tertukar dan tidak ada yang sanggup menghalangi.
Kesempatan istimewa datang, (menurut saya) bersama campur tangan semesta. Telah diperhitungkan dengan tepat dan akurat, melalui sistem algoritma kehidupan.

Ya, “Kesempatan”  bisa menjadi (semacam) keistimewaan bagi orang yang telah terpilih. Maka jangan disia-siakan, agar membawa dampak baik bagi diri dan sesama.
Dan yakinlah, bahwa “Kesempatan” bisa dipersembahkan dalam bentuk lain (tidak persis pengharapan). Tetapi di mata kehidupan, kesempatan itu tetaplah terpantas yang diberikan.
dokpri


Pengalaman Seru Naik Kereta Inspeksi

Nah, menyoal “Kesempatan” ibarat privilage. Baru-baru ini, saya mendapatkan moment istimewa yang lain. Kesempatan itu datang tanpa dinyana, bahkan melebihi ekspektasi saya tumpukan.
Belum genap sepekan peristiwa berlangsung, rasanya masih susah untuk segera move on. Seperti di judul artikel ini, kesempatan itu adalah naik kereta Inspeksi (KAIS).

Saya berkesempatan naik KAIS 4, turut dalam perjalanan dinas Dirut KAI, Bapak Edi Sukmoro dan Bupati Garut, Bupati Garut, Bapak Rudi Gunawan.
Kereta yang sama, pernah digunakan oleh rombongan Wakil Presiden, ketika meninjau banjir bandang di daerah Kabupaten Lebak pada 30 Januari 2020.
dokpri


Perjalanan kali ini ditempuh dalam waktu dua jam, dalam rangka pengechekan jalur Cibatu Garut yang akan di aktivasi. Jalur Cibatu Garut sempat mati suri selama 37 tahun, padahal memiliki potensi bagi peningkatan ekonomi.
Tak pelak, langkah strategis dan revolusioner ini, disambut dengan antusias warga di sepanjang perjalanan. wajah-wajah dengan senyum sempurna, lambaian tangan penuh semangat, benar-benar membuat dada ini sesak. (ulasannya di SINI).

O’ya, KAIS 4 memiliki 5 rangkaian kereta. Saya masuk dari kereta 1 dan bisa melihat ruang masinis, kemudian melewati ruang inspkesi, ruang kru, ruang genset dan ruang kelistrikan.
Kemudian kereta 2 tempat kami berkumpul, memiliki ruang makan, bersebalahan dengan pantry, ruang bagasi dan toilet.

Di kereta 3, terdapat ruang rapat, ruang lounge, ruang bagasi dan toilet. Dan di perjalanan pulang, kami pindah dari kereta 2 ke kereta 4, di kereta ini terdapat ruang staff, mini bar, mushola, ruang bagasi dan toilet.
Sementara kereta paling belakang yaitu kereta 5, memiliki fasilitas yang sama dengan kereta paling depan.

Sepanjang perjalanan, snack olahan dengan direbus dan air mineral disajikan di atas meja. Saya paling doyan jagung rebusnya yang diiris sedang, empuknya dan manisnya pas tanpa kawatir dengan kandungan glukosa.
Ketika masuk jam makan siang, petugas mempersilakan kami mengambil makanan, dengan konsep prasmanan. Buah potong dan jeruk cukuplah menjadi incaran, dan saya mengabaikan nasi putih di sepanjang perjalanan.
dokpri


Sewaktu-waktu mau buang air kecil atau besar tidak perlu kawatir, karena tersedia toilet dengan kebersihan terjaga dengan pengharum didalamnya. Tempat ini benar-benar membuat nyaman, saya berasa di toilet perkantoran atau mall di ibukota.
Pun ketika tiba waktu sholat, di mushola yang karpetnya bersih dan wangi saya turut menjadi makmum. Sensasi menegakkan ibadah di kereta, begitu nikmat dan tak terbilang kata. Melangitkan pengharapan, sembari berkelebat pemandangan di balik jendela kaca di sudut mata.

Dua jam waktu tempuh rasanya seperti sekejap, tetapi saya menjaminkan pada diri sendiri. Bahwa pengalaman naik KAIS, tak terlupa sepanjang hidup. Dan kemudian saya bagikan kepada Kompasianer, agar bisa menjadi cerita yang bisa saya tengok di kemudian hari.


Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA