29 Nov 2019

Wisata Tebing Hawu, Oase di Tengah Kegersangan

wisata tebing hawu di Cidadap Padalarang-dokpri


Pecinta olahraga panjat tebing, kalian musti datang dan mencoba tantangan menguji andrenalin. Jumat pekan lalu, Jurnalis dan Blogger berkunjung ke Tebing Hawu Cidadap, Padalarang Bandung Barat Jawa Barat. Meski termasuk olahraga ekstrim, tetapi dari sisi keamanan sudah dijamin.
Tebing ini, dulunya  dijadikan sumber mata pencaharian penduduk sekitar. Tebing yang sering ditambang secara illegal, berpotensi merusak lingkungan. Kini telah berganti wajah, menjelma bak oase di tengah kegersangan.

Dulu hampir 15 ribu masyarakat Cidadap dan sekitarnya, terlibat praktek penambangan illegal. Penambangan dilakukan secara sporadis, sementara di satu sisi terjadi dilema. Yaitu persoalan ijin tambang, untuk mengurus legalitas butuh anggaran besar (masyarakat tidak mampu membayar).
Adalah Deden Syarif Hidayat, pemuda setempat yang prihatin dan kemudian menginisiasi perubahan. Pria yang biasa dipanggil Kang Deden ini,  adalah pelopor dan penggerak Kampung Berseri Astra Cidadap, sekaligus ketua komunitas forum Forum Peduli Karst Cilatah (FP2KC).

Ketika menjejakkan kaki di kawasan tebing kapur, sejauh mata memandang saya melihat tanah tandus. Tetapi insting kang Deden mengatakan, bahwa tebing ini memiliki sumberdaya pariwisata yang tersembunyi dan harus digali.
Kini telah menjadi kawasan wisata populer, selain wisata olahraga juga terdapat nilai geologi di dalamnya. Di kawasan ini, ditemukan fosil manusia purba berumur 9 ribu – 10 ribu tahun. Jadi jangan kaget, tebing Hawu telah menjadi lokasi wisata ekoturisme Stone Garden Geo Park.

----
Penanaman pohon trembesi -dokpri

Dan visit Jurnalis bareng Blogger pekan lalu, bersamaan dengan penanaman 600 pohon trembesi di lereng tebing (area stone garden). Saya membayangkan, sepuluh atau duapuluh tahun yang akan datang, pohon trembesi ini tumbuh rimbun.
Lahan gersang berubah menghijau dan sejuk, menjadi warisan tak ternilai harganya. Aksi penyelamatan lingkungan dilakukan, salah satunya dengan zonasi tambang. Perlahan tapi pasti, akan terjadi pengalihan mata pencarian warga. Misalnya program zonasi garden, berupa pemberdayaan berbasis masyrakat (focus di pemberdayaan pemuda dan wisata).

Dorongan dan pendampingan Astra tak lelah dilakukan (2009-2016), telah ditetapkan bahwa gerakan menyelamatkan bumi esensinya menyelamatkan nyawa manusia.  Astra juga mendorong, agar Tebing Hawu menjadi kawasan wisata geopark standart internasional.  
Saat ini Tebung Hawu masih standart Kabupaten Jabar, nanti pada tahun 2020 ditargetkan berstandart  nasional, dan pada 5 th kedepan target standart internasional.
 
menurut Boy Kelana Subroto, Kepala Divisi Komunikasi Korporat PT Astra Internasional Tbk, mengatakan, bahwa kampung berseri Astra adalah salah satu program utama kontribusi sosial Astra selain Satu Indonesia Award. Tercatata ada 305 penerima Satu Indonesia Award, terintegrasi dengan program Kampung Bersseri Astra di 86 lokasi.
Masih ada lagi program Desa Sejahtera, yang focus pada kewirausahaan sebenyak 695 desa (saat ini). “Setiap Kampung Berseri memiliki penggerak dan Astra sebagai Korporasi memberikan pendampingan dan bantuan alat” imbuh Boy.

------
[embuatan kompos-dokpri

souvenir buatan warga-dokpri

Saya percaya, bahwa setiap kebaikan akan memiliki efek domino. Pun dengan Kampung Berseri Astra di Cidadap, selain kawasan wisata Tebing Hawu terjadi turunan positif lainnya. Warga mulai merintis usaha pendukung, yang dipasarkan di lokasi wisata.
Seperti pembuatan souvenir terbuat dari gypsum, dibuat aneka karakter dijual antara 5- 15 ribuan. Limbah plastik juag dirubah, menjadi tas atau benda ekonomis lainnya.

Kegiatan produktif lainnya juga tampak, seperti pembuatan kompos cair dan kompos padat. pembuatan bank sampah, serta pembibitan tanaman keluarga (seperti cabe dan bawang). Meskipun skalanya masih kecil untuk konsumsi sendiri, setidaknya bisa mengurangi pengeluaran keluarga.

Semoga Bermanfaat !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA