Home

9 Nov 2019

Menjadi Sabar dan Bermanfaat

dokpri

Diriwayatkan dari Jabir berkata,” Rasulullah Shallallahualaihiwassalam bersabda, “Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni).  

Saya menggaris bawahi dua point, yaitu "sikap ramah" dan "kemanfaatan". Dua sikap yang bisa dilakukan, bahkan dari hal yang paling sederhana. Misalnya dari senyuman terbaik, menyapa ketika bersua, bersikap lembut dan wajah penuh suka cita.
Bahkan sekedar menyingkirkan kayu melintang di jalan, sekilas adalah perbuatan yang terkesan sepele, tetapi ternyata terdapat timbangan kebaikan. Dan kelak pada kebaikan sebesar zahrahpun, tak akan luput dari perhitungan  

Namun, tanpa pembiasaan hal kecil dan sepele dianggap berat.  Ada lho, diantara kita yang susah tersenyum, enggan menyapa, acuh dengan kayu yang melintang di jalanan. Padahal, kalau sudah menjadi kebiasaan, ibarat tombol otomatis tak perlu repot diingatkan.  
Persis seperti orang yang mahir mengemudikan mobil, seperti ada alarm kapan tangan kiri mengoper gigi dan kaki kiri menginjak kopling. Serta kapan kaki kanan menekan gas, dan kaki kanan dari gas bersiap menginjak rem.

Apabila kebiasaan itu diulang ulang, akan menimbulkan efek otomatis, dan menmbentuk intuisi serta menggerakkan insting bekerja tanpa diperintah.

----
Setiap orang lahir dengan membawa keunikkan, setiap  individu punya spesifikasi yang tidak dimiliki individu yang lain.  Bahkan orang yang lahir kembar, dijamin memiliki perbedaan.  Tetapi sejatinya, perbedaan menumbuhkan sikap membutuhkan, saling membantu dan melengkapi.
Pembalap ulung membutuhkan jago otak atik mesin. Pemilik hotel, membutuhkan Chief yang membuat sajian lazat dikenang tamu. Tukang jahit membutuhkan tukang benang dan jarum, agar karyanya bisa terwujud begitu seterusnya lingkaran kerjasama berlaku.

Kebisaan bisa terus diasah, jangan henti belajar dan berproses agar menjadi ahli. Karena sekedar "Bisa" dan menjadi "Ahli"  akan membedan nilai apresiasi. Tukang masak akan diharga lebih murah, dibanding dengan Chef ternama. Padahal sama masaknya, tetapi proses ditempuh berbeda. 
Banyak orang bisa menyanyi,  tetapi  tak banyak yang menguasai tehnik menyanyi. Sedikit yang mau belajar notasi, belajar mengelola nafas dan instingnya paham kebutuhan nada dalam sebuah lagu. Pun di bidang lainnya, semua butuh pembeda dan caranya dengan proses tersebut.

Proses belajar kemudian menjadi pembiasaan, melahirkan diri menjadi ahli dibidang tertentu. Meski bidang yang samapun, karena setiap orang punya keunikan, niscaya akan berbeda dibanding sesama.

Tetapi lakukan dengan senang hati, dan bersikap baik tanpa menyepelekan orang lain, sehingga karya dilahirkan menjadi sebuah kemanfaatan. Persis seperti hadist di atas, keramahan (tidak menyepelekan orang) dan Kemanfaatan, akan membuat hidup kita menjadi lebih hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA