17 Nov 2023

Menjalankan Diet dengan Bahagia

Sebuah perubahan (apapun itu) umumnya terasa berat di awal. Hal ini pernah saya rasakan ketika SMP, bersekolah tidak jauh dari rumah. Masuk SMA, Saya menempuh perjalanan pergi pulang ke kota kabupaten.

Seminggu pertama, saya musti beradaptai dengan kebiasaan baru. Mandi selepas subuh, ganti baju dan sarapan, bersiap-siap berangkat. Sebelum jam enam tepat, saya berdiri di pinggir jalan menunggu angkutan lewat.

Apakah saya menyerah? tentu tidak. Buktinya tiga tahun terlewati sudah, sampai akhirnya bisa mendapatkan ijazah sekolah menengah atas.

----

Pun dengan pengalaman diet, saya rasakan beratnya di satu minggu pertama. Kepala ini keliyengan dan pusing, keringat dingin keluar, mood berantakan dan air muka pias. Tetapi saya geming, bisa bertahan sampai masuk minggu kedua. 

Tiba di hari ke delapan, tubuh mulai beradaptasi. Rasa pusing berkurang, lemak di beberapa bagian badan mulai mengikis. Di benak semakin tertanam semangat, bahwa perjalanan sudah separuh jadi sayang kalau berhenti. 

Masuk minggu ketiga, apa yang telah dijalani 14 hari akhirnya menjadi kebiasaan. Saya menikmati naik turunnya emosi, belajar mengontrol nafsu makan, aktif berajtivitas fisik dan lama-lama mindset terbentuk

Tanpa terasa tiga tahun berjalan, pola makan dan olahraga dijalani menjadi bagian gaya hidup. Saya terbiasa makan ubi atau singkong, sebagai pengganti nasi atau karbo. Asupan gula saya hindari, sudah bisa diatasi dengan manis dari buah.

Tersiksakah saya ? 

Karena sudah menjadi gaya hidup, (lagi-lagi) saya enjoy menjalani. Meski perlu diingat, naik turun menjalani diet selalu terjadi. So, musti tetap focus dan jangan sampai kelepasan 

Menjalankan Diet dengan Bahagia

Menjalani diet dengan bahagia, bukan berarti tanpa tantangan. Musti tetap menahan diri mengonsumsi ini dan itu, tetap  olah raga atau aktivitas fisik. Bersamaan itu, kita tanamkan kesadaran di otak ini. Bahwa ada tujuan besar, hendak dicapai. Bahwa jerih payah saat ini, demi kebaikan (baca sehat) di masa mendatang.

Percaya deh, kalau di otak tertanam big goal itu. Niscaya kita akan ikhlas dan penuh kerelaan, menjalani dan melewati aneka gejolak yang ada di dalam diri. Focusnya bukan pada proses diet, tetapi pada hasil akhir.

Seperti analogi di atas, semua terasa berat di awal. Melakukan diet dengan bahagia, adalah menjalani dengan sepenuh kesadaran guna mencapai tujuan besar (yaitu sehat).

Salam sehat, semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA