15 Mar 2020

Yuk, Mencari Tahu Tentang Penyakit Ginjal Kronis !

Pic by Sam Azhar

Hallo sobat sehat,  sudah tau belum, kalau Hari Ginjal Sedunia diperingati setiap hari Kamis Minggu Kedua Bulan Maret. Dan tahun ini, bertepatan dengan tanggal 12 Maret 2020.
Blogger turut memperingatinya, di kantor Kementrian Kesehatan, seklian dengan diadakan Talkshow “Hari Ginjal Sedunia- Kidney Health for Everyone Everywhere”.

Jangan salah paham dulu yes, peringatan Hari Ginjal Sedunia, bukan berarti memperingati layaknya ulang tahun kelahiran.  Tetapi sebagai cara, untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya fungsi ginjal bagi tubuh kita.
Kalau kita sudah sadar, maka akan berusaha mengetahui faktor resiko, memotivasi tindakan pencegahan dan edukasi tentang penyakit ginjal.

Narasumber Hari Ginjal Sedunia 2020, adalah dr.Pringgodigdo Nugroho SpPD-KGH, beliau dari Perhimpunan Nefrlogi Indonesia (PERNEFRI), divisi Gijal Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI- RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo.

Pada pemamaparannya, dr Pringgodigdo, menyampaikan, bahwa fakta tentang penyakit ginjal kronis, merupakan penyebab kematian dini no 16 di dunia. Merupakan penyakit katastropik nomor 2, setelah penyakit jantung.
Melansir data Riskesdas 2018, bahwa 4 dari seribu penduduk di Indonesia menderita gagal ginjal. Sementara BPJS 2018, telah menghabiskan dana 24 Triliun untuk biaya gagal ginjal.

-----

Saya punya paman (dari garis ibu), menjelang berpulang terkena gagal ginjal. Kala itu, beliau musti rutin cuci darah dua minggu sekali.
Tak terbayang kesedihan di hati bibi dan sepupu saya, mereka musti menyiapkan biasaya cukup besar untuk sekali cuci darah (setiap dua minggu sekali)

Ginjal kita, yang bekerja untuk mengeluarkan sisa produk dari tubuh, yang menyeimbangkan cairan tubuh dan memproduksi sel darah merah.
Kalau tiba-tiba idak berfungsi, pasti penderitanya akan sengsara. Setiap datang waktu cuci darah, wajah paman terlihat pucat pasi.

Ginjal juga berfungsi, mengatur tekanan darah, menyaring 120- 150 liter darah, serta mengaktifkan vitamin D untuk kesehatan tulang dan gigi.
Maka, apabila semua fungsi penting itu tidak berlaku, tentu akan mengakibatkan datangnya penyakit ginjal kronis.

Melihat semenderita itu (alm) paman, maka peringatan Hari Ginjal Sedunia 2020, menjadi kesempatan saya membuka mata dan mengetahui tanda dan gejala penyakit ginjal kronis.
Adalah tekanan darah tinggi ; perubahan frekwensi da jumlah buang air kecil dalam sehari ; adanya darah dalam urin ; lemah serta sulit tidur ; kehilangan nafsu makan ; sakit kepala ; tidak dapat konsentrasi ; gatal ; sesak ; mual dan muntah ; bengkak terutama pada kaki dan pergelangan kaki serta kelopak mata pada pagi hari.
dr dr.Pringgodigdo Nugroho SpPD-KGH, moderator, dr. Cut Putri Arianie, M.H.Kes- dokpri

Sangat perlu, kita melakukan pemeriksaan fungsi ginjal, untuk melihat kadar kratinim, ureum, Laju Filtras Glimerutus (LFG). Serta melakukan peeriksaan urin, untuk melihat kadar akbumin atau protein.

Bila sudah diketahui indikasi tersebut, sebaiknya segera kontrol darah pada penderita diabetes, dan kontrol tekanan darah pada penderita hypertensi, serta jangan lupa pengaturan pola makan sesuai kondisi ginjal.

------

Saya terbiasa bangun sebelum subuh, pagi dengan udara yang segar, saya puas-puaskan menghirup udara dalam dalam.
Menyempatkan diri sholat berjamaah, biasanya pulang sembari lari kecil. Sampai rumah, diteruskan sit up dan push up serta gerak badan.

Tak ada hal lain bisa kita lakukan, selain menerapkan gaya hidup sehat dan memilih asupan yang ramah untuk tubuh.
Seperti disampaikan dr. Cut Putri Arianie, M.H.Kes, Direktur P2PTM (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular), bahwa upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ginjal kronis. Yaitu dengan menerapkan perilaku CERDIK.
dok- WAG


Teman Blogger pasti sudah hapal di luar kepala, apa itu program CERDIK yang merupakan bagian dari kampanye GERMAS (Gerakan Masyarakat Sehat).
Yuk diulang lagi ya, Cek kesehatan secara berkala ;  Enyahkan asap rokok ; Rajin olahraga ; Diet Seimbang ; Istirahat cukup ; dan Kelola stress.

Setiap kita musti menyadari, bahwa kesehatan adalah tanggung jawab individu. Hanya diri sendiri, yang bisa merubah kebiasaan makan dan gaya hidup.
Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan, memiliki fungsi sosialisasi dan edukasi melalui semua kanal promosi yang dimiliki. Tetapi musti didukung setiap individu, untuk terwujudnya masyarakat yang sehat.


Semoga bermanfaat.

1 komentar:

  1. Ini nih yang akan membuat kita waspada, cuci darah bikin semua berubah.

    Muka pucat pasi, bayar cuci darah mahal dan siap-siap kematian akan menjemput. Serem.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA