3 Des 2019

Kolaborasi SRA dan FOI Sosialisasikan Pentingnya Merajut Impian


Penyerahan sepeda untuk siswa siswi SRA- dokpri

Mimpi adalah kunci - Untuk kita menaklukan dunia - Berlarilah tanpa lelah - Sampai engkau meraihnya
Lagu dari group band Nidji berjudul Laskar Pelangi, pernah menduduki peringkat puncak tangga musik Indonesia. Beriringan dengan pemutaran filmnya, di layar bioskop tanah air.
Film yang diadaptasi dari novel karya Andrea Hirata dengan judul yang sama, begitu menyentuh dan menginspirasi. Berkisah tentang perjuangan Ikal, anak buruh tambang yang kelak mendapat beasiswa sekolah di Paris Prancis.


Kalau ada pepatah “Logika tidak jalan tanpa Logistik”, rasanya benar adanya. Bahwa pangan memegang peran sentral, bagaimana bisa meraih mimpi kalau perut kosong-- hehehe. Food Of Indonesia (FOI) dan Sekolah Rakyat Ancol (SRA) bersinergi, mendukung segala upaya yang membuka akses anak-anak untuk merajut mimpi.

------

Setiap masa, punya sosok inspiratif. Pun anak-anak masa kini, salah satunya siswa siswi Sekolah Rakyat Ancol (SRA). Dalam keterbatasanya, tidak pernah putus harap dalam merajut mimpi. Tuhan berjanji memudahkan penuntut ilmu , dengan membentangkan sayap malaikat bagi pejuang ilmu yang tangguh.
Ya, ketangguhan dalam keprihatinan anak-anak SRA, telah mendapatkan jawaban. Dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional, PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk memberikan sumbangan berupa sepeda kepada 21 murid SRA.
Beto Atmanto-dokpri

Beto Atmanto, selaku Direktur Pembangunan Jaya Ancol Tbk, secara simbolis menyerahkan dua sepeda, kepada Faturahman dan wulan (perwakilan siswa siswi SRA).  Dan sebelum menyerahkan sepeda, Beto menceritakan kisah masa kecilnya yang (termasuk) kurang beruntung.
Kedua orangtuanya sudah bekerja keras, tetapi tidak mencukupi untuk membiayai sekolah. Beto kecil sekolah sambil jualan koran, setiap hari bangun jam 3 dini hari, keliling mengantar koran dan jam 06.15 baru berangkat sekolah.

Siapa sangka, setelah dewasa mendapat beasiswa kuliah di NTU Singapore. Kemudian dengan beasiswa juga, melanjutkan kuliah lagi di Universitas ternama di Amerika.
Tak pelak, kisah inspiratif ini mendapat tepuk tangan meriah dari anak-anak. Mereka anak-anak yang saat ini tengah bersusah payah, semoga kelak menjadi orang sukses mencontoh pendahulunya.

------

Menyoal peningkatan mutu pendidikan, sudah semestinya tidak hanya murid dituntut belajar. Tetapi guru juga musti belajar, sehingga menjadi bagian dari pengembangan kompetensi.
Menurut Bambang Pranoto, dari Suku Dinas Pendidikan Jakarta Utara, dalam proses belajar mengajar tidak boleh hanya satu arah, murid dan guru sama-sama terlibat. Sehingga terjadi pendekatan mutu pendidikan, yang dampaknya dirasakan guru dan murid itu sendiri.

Terkait tema Talkshow “Guru Inspiratif Dukung Anak Rajut Impian”, Bambang memaparkan 4 kompetensi harus dimiliki guru. Yaitu Kemampuan untuk kritis ; Kreatif ; Kemampuan komunikasi ; dan Kolaborasi.
Selaras dengan penjelasan Ari Wibowo, founder Komunitas Guru Mengajar. Bahwa guru musti menyesuaikan diri dengan paparan teknologi, karena guru harus berkompeten aware dengan sistem pendidikan yang berkembang dan kolaboratif. 

Kini, usia Komunitas Guru Mengajar sudah masuk tahun ke enam. Telah tersebar di  145 daerah, dan Ari mengajak guru focus pada 4 kunci pengembangan guru. Yaitu Komit terhadap tujuan (terdiri dari mandiri terhadap cara dan melakukan refleksi) ; Kompetensi  murid dan guru ; Kolaborasi antar guru ; dan Karir dengan mengembangkan kemampuan lain.

Ki-Ka : Hendro Utomo, Ari WIbowo, Shahnaz Haque, moderator-dokpri

SRA dan FOI Sosialisasikan Pentingnya Merajut Impian

facebook FOI

Foodbank of Indonesia (FOI), adalah lembaga masyarakat nirlaba di bawah naungan Yayasan Lumbung Pangan Indonesia. Memiliki misi memerangi kelaparan, dan meningkatkan gizi anak-anak. Sebagai jembatan masyarakat berkelebihan, dengan masyarakat yang membutuhkan.
Menurut Hendro Utomo, founder FOI, dalam perjalanan selama tiga tahun, FOI telah membantu lansia, fakir miskin dan anak-anak melalui program-programnya, yaitu Pos Pangan, Mentari Bangsaku dan Sayap Dari Ibu (SADARI).

Bersamaan diperingati Hari Guru Nasional, FOI dan SRA bersinergi mendorong gerakan positif  guna membuka berbagai akses potensial tidak hanya makanan tetapi juga pendidikan untuk mendukung anak merajut impian.
Itikad baik ini, perlu didukung semua stake holder, dan tentunya dukungan masyarakat. Tanpa peran serta masyarakat, mustahil terjadi motivasi dan saling memfasilitasi akses pada pendidikan untuk mewujudkan impian.

Hendro Utomo memberikan pemaparan-dokpri

Ada narasumber keren di talkshow dalam rangka peringatan Hari Guru, FOI dan SRA, adalah Shahnaz Haque, public figure yang concern terhadap pendidikan. Menurut istri Gilang Ramadan ini, cerdas itu bukan berarti menghapal tapi bisa menghadapi tantangan.
Dan selanjutnya Ibu Naz (begitu dia menyebut namanya), membagi kecerdasan dalam tiga hal. Yaitu Cerdas visual ( tampak dari perilaku), Cerdas Auditory (type pendengar), dan Cerdas Kinestetik (aktif bergerak).

Karena kemampuan setiap anak berbeda, maka guru dituntut memiliki kemampuan analisa kepintaran anak. Karena pada dasarnya, setiap anak itu hebat dan setiap guru hebat. Yang membuat belum hebat, adalah dirinya sendiri yang belum menyadari dan menemukan kehebatan itu.

Bagaimana, buah hati teman-teman semua, Saya yakin, pasti sudah berkecukupan pangan dan terbuka kesempatan merajjut impian. Dan jangan lupa, ajak anak berbagai makanan. Dimulai dari teman sekolah atau sekitar, yang sekiranya ada masalah dengan pangan.
Semoga upaya baik kitam meskipub terkesan sederhana, akan membentangkan jalan anak-anak untuk berani merajut mimpi. Semoga Bermanfaat !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA