29 Sep 2019

Serunya ISB Trip, dari Pelabuhan ke Museum dan Bikin Jamu !

dokpri


Menjejak di Pelabuhan Sunda Kelapa, ingatan ini seperti ditarik ke belakang. Kepada kisah epic Fatahilah, yang berhasil mengusir Portugis dari Pelabuhan tersibuk di Asia Tenggara kala itu. Nama Fatahilah, akhirnya dikenal sebagai pendiri kota Jayakarta (kota kemenangan) dan kini menjadi nama Jakarta.
Matahari belum terlalu tinggi, saat saya bersama tiga Blogger dan satu team leader datang. Langit dengan warna biru cerahnya, kesibukan awak kapal baru dimulai, sehingga kami leluasa berpose di tempat instagramable.

Komunitas Indonesian Social Blaogpreneur (ISB), mengadakan event ISB trip, di pekan terakhir bulan September. Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Bahari, kemudian belajar meramu jamu di Acaraki Kafe, menjadi agenda setengah hari perjalanan.
kesibukan di Pelabuhan SUnda Kelapa-dokpri


ISB Trip, adalah salah satu program dari Komunitas yang berdiri sejak 2015. Tidak sekedar jalan-jalan, tetapi sekalian membuat konten blog agar semakin menarik. Khusus ISB Trip Pelabuhan Sunda Kelapa, didukung Danone dan Nexcare.

Ada lagi kegiatan  offline komunitas ISB, yaitu ISB Workshop yang menghadirkan narasumber kredibel di bidangnya. Sedangkan kegiatan online, yaitu ISB Ngopi adalah kegiatan sharing topik seputar ngeblog melalui twitter dan Selasa Sharing yaitu sharing antar member ISB di WA Group.

----
bersama kapal Pinisi-dokpri

Bicara Pelabuhan, adalah bicara pintu gerbang sebuah wilayah berkedaulatan. Konon, melalui Pelabuhan Sunda Kelapa pula, Portugis ingin menguasai bumi Nusantara. Pelabuhan Sunda Kelapa, menjadi tempat bersejarah yang tercatat dengan tinta emas.
Empat abad silam, Sunda Kelapa sebagai Pelabuhan Internasional yang disinggahi kapal-kapal dari daerah di Nusantara maupun mancanegara. Sebagai Bandar terpenting kerajaan Pakuan Padjajaran, yang keberadaannya disegani dan diakui dunia.

Kedatangan kaum asing, tidak sekedar urusan berdagang, tetapi juga kepentingan penyebaran agama.
Cina dan India, banyak mengirimkan pemuka agama Hindu maupun Budha. Arab, Persia dan Turki, pada abad 13 berdagang sembari menyebarkan agama islam.

Tiba-tiba saya merasa takjub, meskipun di tengah hiruk pikuk Jakarta masa kini yang modern, nyatanya atmosfir masa silam Pelabuhan Sunda Kelapa tetap terasa. Kapal layar model lama berjajar rapi, pekerja sibuk mengangkat barang dikirim ke berbagai daerah di Indonesia.

Pinisi Nusantara kapal layar megah buatan Bugis, Makassar Sulawesi Selatan seolah menjadi saksi. Saya menyaksikan dari jarak dekat, kokoh dan perkasanya kapal layar ini. Bahkan ada yang dibuat model yang sama, khusus untuk berpartisipasi pada pameran bertaraf internasional di Vancouver Kanada pada 1986.

Kapal pinisi model lama buatan baru, menempuh 11.000 mil laut selama 68 hari, dinahkodai Captain Gita Arjakusuma dengan dibantu 11 anak buah kapal (ABK). Kapal Pinisi Nusantara dianggap sebagai pendobrak, sekaligus bukti sejarah ketangguhan nenek moyang kita di dunia bahari.

Kalian yang pengin foto-foto di Pelabuhan Sunda Kelapa, rekomended pagi hari, usahakan sebelum jam sembilan.
Selain belum terlalu terik, bayangan dari matahari membuat foto makin keren. Menurut tour guide ISB Trip, Ira Latief, bahwa sunset di Pelabuhan Sunda Kelapa juga menjadi moment ditunggu photographer dan wisatawan.
Jangan lupa pakai asker ya-dokpri

O’ya, jangan lupa bawa masker ya kawan’s. Semakin siang udara semakin panas, debu mulai datang dan beterbangan. Untung, saya membawa Nexcare carbon masker kesehatan. Lapisan carbon active, membantu melindungi dari partikel besar, debu dan bau tidak sedap.
-----

Puas berfoto-fotoan, kami bergeser ke Musem Bahari yang letaknya bersebelahan dengan Pelabuhan. Cukup dengan jalan kaki, tak sampai sepuluh menit sampai tempat tujuan.
Museum Bahari, dulunya adalah gudang tempat menyimpan rempah. Jadi, rempah-rempah dari berbagai daerah di Nusantara ditampung di gudang khusus.

Untuk kemudian didistribusikan oleh VOC, ke berbagai negara di seluruh dunia. Rempah Nusantara adalah rempah favorit dan mahal, sehingga menjadi rebutan bangsa Eropa.
Lada, kapulaga, mungsi, cengkeh, kemiri dan masih banyak jenis rempah lainnya, menjadi alasan bangsa asing ingin menguasai tanah Surga Indonesia.
Di Museum Bahari- dokpri

Di museum Bahari, kita bisa saksikan koleksi yang berhubungan dengan kebaharian. Aneka jenis kapal (dalam ukuran mini) tertata rapi, sementara di lantai dua terdapat diorama, yang menggambarkan suasana sekian abad silam.
Sepanjang menyusuri museum, lagi lagi saya dibuat terkagum-kagum, dengan kegeniusan nenek moyang.
Kapal-kapal tangguh dan perkasa berhasil diciptakan, terbukti sanggup mengarungi samudra dan melawan ombak badai. Padahal, tekhnologi belum secanggih saat ini.

Maka kalau ada slogan “NKRI harga mati”, rasanya sangat tidak berlebihan. Dulu para founding father, telah memperjuangkan sampai titik darah penghabisan.
rempah Indonesia-dokpri

Tak lengkap, kalau ke museum bahari tidak naik menara Syahbandar. Menara yang dibangun pada 1839, dulunya sebagai pemantau kapal yang keluar masuk Batavia.

Saya tak menyia-nyiakan kesempatan naik sampai 12 meter ke atas. Setelah turun baru berasa capek dan haus, team ISB sudah siap dengan air mineral dalam kemasan (AMDK).
Sejak menerapkan pola hidup sehat, air putih menjadi bagian dari keseharian saya. Dan Aqua dari Danone menjadi pilihan, brand yang telah menjadi pemimpin pasar ini, terbukti sehat secara klinis dan uji laboratorium.
tour guide sedang menjelaskan ttg Pelabuhan Sunda Kelapa-dokpri


Belajar Menyeduh Jamu di Acaraki Cafe

Kalau kalian ke kawasan kota tua, di bagian sayap museum Fatahilah ada Acaraki Cafe. Cafe ini cukup unik, karena menyediakan minuman berkhasiat asli Indonesia.  Saya cukup exited, setelah membahas rempah di museum bahari, dilanjutkan belajar membuat jamu yang bahan-bahannya dari rempah bumi pertiwi.
Ini dia, Bareskrim ala Acaraki Cafe-dokpri

Menurut Jony Yuwono, owner Acaraki Cafe, Jamu berasal dari kata Jampi dan usodo (doa kesehatan). Namanya doa kesehatan, berarti dikonsumsi meski tidak sakit sebagai ikhtiar untuk tetap sehat. Namun perkembangan jamu mulai melenceng, makna dibalik doa menjadi bias.
Jamu perpaduan dari tiga aspek, yaitu body, mind and spiritual. Dari sisi body atau fisik, yaitu bahan - bahan jamu itu sendiri (kencur, kunyit, beras dsb). Dari sisi mind adalah ikhtiar untuk tetap sehat, dan spiritual adalah keyakinan bahwa jamu menyehatkan.

Acaraki, Cafe yang berdiri tahun 2014 ini, ingin melestarikan jamu dengan konsep 3 aspek tersebut. secara integritas bahan, selalu disajikan yang terbaik, tetapi untuk aspek mind dan spiritual, hanya si peminum jamu itu sendiri yang berperan.

Ya, ISB Trip kali ini sungguh komplit, para peserta diajak belajar meracik jamu beras kencur.
Masih menurut Pak Jony, jamu paling manjur adalah jamu yang diracik sendiri. Alasannya sangat masuk akal, jamu yang dibuat untuk diri sendiri, akan dipilih bahan terbaik dan diuat sepenuh hati.

Acaraki, mengajak pengunjung menghadirkan aspek mind dan spiritual, melalui keterlibatan si peminum jamu meracik jamunya sendiri.
Jony Yuwono, owner Acaraki Cafe-dokpri

Jamu, dulunya minuman kerabat keraton Majapahit dan tamu undangan. Pada jaman Mataram, dari ribuan resep jamu ada delapan diantaranya dibocorkan sultan Agung ke tengah masyarakat.
Maka mbok Jamu yang keliling, biasanya membawa delapan botol berisi 8 resep. Delapan adalah simbol arah mata angin, sekaligus simbol tahapan hidup manusia dari bayi hingga dewasa.

So, kalian yang ingin merasakan jamu asli dan alami, silakan ke Acaraki, yang bahan-bahannya dibeli dari petaninya langsung. Seperti berasnya dari lampung, kencur dari wonogiri, kunyit dari sidoarjo, asam dari solo. Saat ini sedang tahap penjajakan, kerjasama dengan petani dari Sukabumi.
menyeduh jamu sendiri-dokpri

----

Subhanalloh, hari yang indah yang penuh cahaya ilmu dan pengalaman. Saya benar-benar menikmati, setiap detik dan setiap yang kami lalui di ISB Trip.
Semoga sedikit kisah yang saya bagikan di blog ini, bisa bermanfaat dan menambah kecintaan kita pada negeri tercinta yang kaya raya ini.

Trimakasih Komunitas ISB dan team, atas perjalanan yang keren.  Tour guide yang informatif, teman-teman blogger seperjalanan yang keren dan saling support.
Sehat dan sukses selalu, semoga perjalanan berkesan ini membawa manfaat - Amin. 
dok- Komunitas ISB

8 komentar:

  1. Aku bahkan mau ke sini lagi loh mas, ajak anak-anak ke museum Bahari.. hehe

    BalasHapus
  2. Seru ya paak, next trip semoga bisa barengan lagi sambil nyari konten hihi

    BalasHapus
  3. Beneran mas kemaren itu hari yang indah yah hehe dan tentu nya seru bisa explore sunda kelapa, museum bahari dan menara syahbandar pluss belajar racik jamu ;) sampai jumpa di trip ISB berikutnya yo mas ;)

    BalasHapus
  4. seru banget,panas2an tapi puas bisa keliling utara Jakarta
    semoga next bisa nyeberang ke pulau tetangga ya mas hehehe

    BalasHapus
  5. Walaupun panas menyengat terbayar dengan banhyak kesannya :)

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA