21 Agu 2019

Diet Buah itu Menyenangkan



Dokumentasi pribadi

Saya punya pengalaman, kombinasi menyenangkan sekaligus memalukan. Yaitu ketika pengumuman pemenang lomba blog, diselenggarakan brand buah ternama. SIngkat cerita, (alhamdulillah) nama saya nyantol sebagai juara tiga.


Sesuai pengumuman di awal lomba, bahwa hadiah disediakan adalah buah sepertiga berat badan saya. Saat itu bobot saya berlebih (baca gemuk), bisa dibayangkan, berapa box buah bisa dibawa pulang.
Dan pada saat penimbangan, saya masuk di dalam timbangan besar, kemudian kotak di seberang  diisi aneka buah sampai saya terangkat.

Disaksikan banyak undangan, panitia memasukkan sekardus demi sekardus buah ke dalam box mengimbangi bobot tubuh ini.
Satu box berisi semangka besar, disusul melon, nanas, apel, pisang satu kardus penuh, jambu dan seterusnya.

sampai kardus ketiga, kotak timbangan tempat saya berdiri bergeming, menyusul box keempat baru bergeser sedikit (pokoknya sedikiiiit banget), dianggap belum memenuhi kuota takaran sebagai pemenang.

Tepuk tangan dan sorak sorai pengunjung mulai terdengar, entah menyemangati entah meledek saya. “Tambah-Tambah- Tambah - Tambah” suara itu serentek
Saya senyum-senyum, bingung  antara malu atau senang, yang jelas perasaan ini campur aduk.

Panitia menambah lagi beberapa buah ukuran super jumbo, dimasukkan dalam box kelima. Jujur, saya berharap kotak kelima menjadi yang terakhir. 
Harapan saya terkabulkan, saat kotak mulai penuh timbangan terangkat, sekaligus menyelamatkan saya dari malu berkepanjangan—hehehe.

Setiap kumpul dan bersua teman fruitaholic (komunitas pecinta buah), kisah ini kerap menjadi bahan candaan dan membuat kami tertawa bersama.

-o0o-
Dokumentasi pribadi

Keceriaan mendapat buah selesai, ketika saya terserang sakit dan konsultasi dengan ahli nutrisi. Dari pemeriksaan, dokter dan ahli nutrisi menyarankan agar saya  “DIET”.
Badan gemuk ini, berpotensi terserang penyakit ini dan itu, bisa ditanggulangi dengan makan ini itu. 

Dari sekian penjelasan, yang membuat “JLEB” adalah potensi terjadi pelemakan pada organ penting. Tekad saya membulat,  harus berubah mumpung masih diberi kesehatan dan masih diberi waktu. 
Pesan ahli nutrisi, adalah memperbanyak konsumsi buah dan sayuran jangan lupa olah raga. 

Masa induksi tiga hari di awal, saya patuh hanya mengonsumsi buah dan sayuran saja (tanpa nasi atau lauk). Setiap pagi jalan cepat sekitar satu sampai dua kilometer, dilanjutkan dengan banyak minum air putih.
Tidak ada teh manis apalagi kopi, tidak ada lagi minuman kemasan atau botol apalagi softdrink. Camilan seperti snack apalagi gorengan disingkirkan, diganti dengan buah dan sayuran.

Hari pertama kepala klinyengan, tapi semangat tidak boleh terkalahkan. Setelah hari ketiga, badan mulai agak enteng. Biasanya setelah jalan cepat nafas ngos-ngosan, sekarang nafas mulai agak panjang.
Kalau perut bunyi “kiruk-kriuk”, saya menyantap buah atau sayuran. Kemanapun pergi, tidak lupa membawa buah dan air putih di dalam tas. Begitu seterusnya dengan ketekunan, perubahan mulai terlihat pada bagian pipi.
Dokumentasi pribadi
Sebulan dua bulan diet berjalan, badan tidak lagi sering pusing dan masuk angin. Kalau pengin makan nasi, saya mengambil dengan porsi kecil. Sesekali makan gorengan tapi sepotek dua potek, tetap diimbangi olah raga dan minum air putih.

Saya memilih pergi dengan kereta atau bus Trans jakarta, sebagai alasan agar banyak berjalan sehingga kalori terbakar. Setelah masuk bulan keempat atau kelima, mindset mulai terbentuk. 

Setiap acara prasmanan, saya menuju meja buah buahan sebelum makan utama, karena dikonsumsi setelah makan utama pemicu perut kembung. Sampai saat ini, saya masih berusaha menjaga konsistensi. 

Diet buah musti dijadikan gaya hidup, karena buah besar manfaatnya bagi tubuh. Tapi tetap jangan lupa berolah raga, serta memperbanyak minum air putih. –Salam Sehat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA