19 Jun 2019

Jangan Gundah, Rejeki Istri dan Anak Benar Adanya

Illustrasi-dokpri

Mengarungi bahtera berumah tangga, ibarat berbagi peran dan fungsi dalam kehidupan, suami istri dan anak-anak masing-masing memiliki  peran dan tugas.
Suami sebagai tulang punggung keluarga, sudah menjadi kewajiban untuk menjemput nafkah penghidupan keluarga.

Istri menjadi penjaga gawang di rumah, mengelola keluarga dan memastikan anak-anak mendapat asupan kasih sayang yang pas. Anak-anak adalah penyemangat, dipersiapkan meneruskan cita-cita mulia ayah dan ibunya.


Suami sang kepala keluarga, tidak berarti semena-mena dan "menguasai" semua tentang anak dan istri. Istri dan anak-anak, berhak diperlakukan dengan baik, hati mereka nyaman dan perasaan tentram, terhadap keberadaan suami atau ayah mereka.

Maka kalau tersiar kabar di media, ada suami yang berlaku kasar dan ringan tangan, karena merasa paling kuat, dan bisa mengendalikan urusan rumah tangga.
Sungguh sangat disayangkan, suami atau ayah jenis seperti ini, ibaratkan menanam ranjau, kelak dirinya sendiri akan terkena letusan. Dirinya kelak menanggung akibatnya, terutama pada saat tubuh tidak berdaya.

Pada saatnya, suami atau ayah sudah akan renta, tubuhnya rentan terhadap penyakit, dan tempat bergantung adalah istri dan anak-anak. Saat tenaga kepala keluarga melemah, maka istri dan anak-anak akan menjadi tumpuan.

Senyampang badan masih segar bugar, para suami dan ayah besikaplah yang terbaik pada anggota keluarga, bekerja giat dan ikhlas untuk mempersembahkan nafkah terbaik.
Rejeki keluarga, sejatinya bukan suami saja yang punya peranan, kalaupun ayah adalah pencari nafkah tapi ada hal tak kasat mata yang perlu disadari dan dipahami.

Istri dan anak-anak juga membawa rejeki sendiri, sudah dijamin hak mereka oleh Sang Pemilik Kehidupan, dan suami atau ayah berfungsi sebagai perantaranya.

-0o0-

"Ayah, sebentar lagi film Captain Marvel mau tayang" ujar sulung saya suatu sore.
"O'ya" jawab saya singkat

Lelaki baligh yang sudah terlihat tinggi ini, saya tahu penggemar film fiksi dan bertema kehidupan masa mendatang. Nama karakter dan judul filmnya dihapal luar kepala, cerita satu film dan yang lain dihapal luar kepala.
dokumentasi pribadi

Saya sangat paham maksud ucapan anak ganteng ini, tapi rupanya si ayah masih mengulur waktu, mengingat masih ada keperluan lain lebih penting.
"semoga ada rejeki bisa nonton ya kak "balas saya mengakhiri rayuannya.

Sore setelah obrolan dengan anak lanang, di WAG sedang ada diskusi hangat, bahwa ada undangan nonton dari satu media ternama dan ajaibnya, film yang ditawarkan adalah Captain Marvel. Ibarat pepatah "Pucuk dicinta ulampun tiba", saya mendaftar untuk mendappatkan dua tiket.

Dan akhirnya, dua tiket ada di tangan, masih pada hari yang sama setelah kami ayah dan anak membahas film yang digemari anak.
----

Atas kejadian sederhana ini, saya meraih pembelajaran, bahwa ticket nobar adalah rejeki anak, justru saya ayahnya mendapat tebengan-hehehe. Peristiwa yang mirip- mirip saya alami berulang kali, baik ketika anak perempuan maupun istri sedang memiliki hajat.

Pernah satu saat gadis kecil kesayangan minta dibelikan lego, kemudian pada sebuah acara saya mendapat voucher yang bisa dipakai untuk membeli mainan incaran bungsu saya.
Pada saat yang lain, istri memendam keinginan memiliki magic jar, dan tak lama setelah itu saya mendapatkan doorprize untuk barang yang sama.

Banyak kejadian lain saya alami, semakin menguatkan keyakinan bahwa istri dan anak-anak, benar membawa rejekinya sendiri-sendiri.
Pada akhirnya saya meyakini, bahwa rumah yang kami tinggali, kendaraan yang kami naiki, makanan yang kami konsumsi, keberuntungan yang pernah kami rasai, sejatinya ada catatan rejeki anak dan istri, sementara si ayah menjadi perantara saja.

So, bagi suami atau ayah, jangan merasa sok berkuasa dan semena-mena. Ayah adalah pelindung yang menyayangi, karena rejeki yang datang melalui kalian, ada bagian anak dan istri.

-salam-  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA