6 Jun 2023

Sisi Lain Pembangunan Pariwisata Labuan Bajo di Film Dragon for Sale

Dragon for Sale, film dokumenter disutradarai Sexy Killers, Dandhy Laksono. Sebagai film dokumenter kolaborasi Ekspedisi Indonesia Baru, Sunspirit dan Sahabat Flores. Mengisahkan indahnya alam di Pulau Komodo dan pulau Labuan Bajo. Namun di sisi lain, film ini juga mengupas tentang pembangunan pariwisata super premium di Labuan Bajo.

Labuan Bajo, salah satu dari destinasi “10 Bali Baru”. Seluk beluk di balik pembangunan pariwisata ini, ternyata banyak hal bisa dikupas. Salah satunya dialami warga lokal, seperti diungkapkan Farid Gaban, salah satu tim Ekspedisi Indonesia Baru.

Bahwa ada konsekuensi yang sangat besar saat pembangunan berjalan di Labuan Bajo. Salah satunya naiknya harga lahan, yang mau tidak mau akan membuat warga sekitar akan berpikir biaya hidup yang makin tinggi,” ungkap Farid Gaban.

Belum lagi, efek terhadap alam. Pembangunan dikhawatirkan, mengganggu keberlangsungan kehidupan satwa. Diungkap Cypri Paju Dale, peneliti antropologi di Universitas Wisconsin-Madison, USA, bahwa perubahan iklim akan mempengaruhi berkurangnya jumlah komodo dalam jangka panjang, ditambah lagi habitatnya diobral untuk investasi, jelas kehidupan komodo akan tambah terancam. 

Dragon for Sale akan tayang sebanyak 5 episode di Bioskop Online. Episode baru akan tayang setiap hari Selasa, menceritakan perjalanan musisi asal Flores, Venansius yang berkenalan dengan fotografer Yusuf Priambodo dari tim Ekspedisi Indonesia Baru.

Setiap bagian memiliki ceritanya masing-masing, mulai dari pengalaman berlayar dengan kapal Pinisi, mendatangi Pulau Padar, bermalam di Pulau Papagarang, episode lebih dekat dengan kehidupan komodo dan mengakhiri perjalanan dengan kembali ke Flores dan berbagi cerita dengan warga lokal.

Dengan tayangnya Dragon for Sale di Bioskop Online, diharapkan bisa menjadi sebuah tontonan yang informatif, selain tentunya bisa lebih mengenal keindahan alam Labuan Bajo, mengetahui kulturnya dan dapat mengajak penonton untuk lebih peduli dalam melestarikan keindahan alam di Indonesia, khususnya Labuan Bajo,” ungkap Bonifacius Soemarmo, VP Growth & Marketing Digital Business Visinema.

Film ini menceritakan hal-hal yang mungkin selama ini tak tampak di mata para turis. Beberapa di antaranya tentang kondisi warga lokal, penyangkalan hak masyarakat adat, privatisasi pantai, pencaplokan sumber daya air, kondisi alam yang mulai terganggu, serta penguasaan bisnis oleh aktor-aktor bisnis raksasa yang berkaitan dengan kekuasaan politik.

Bukan hanya sarat akan informasi yang berisi, juga memanjakan penonton dengan visual yang indah dari Labuan Bajo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA