5 Jun 2020

Nyamannya Naik Commuter Line di Saat "New Normal"



Minggu pertama bulan juni ini, saya memberanikan diri naik Commuter Line jurusan Parung Panjang. Karena musti memenuhi janji meeting, di kediaman client di daerah Serpong.

Meeting setelah beberapa kerao kali ditunda, bahkan dijadwal sebelum bulan Ramadan yang lalu. Karena kami masih was-was, dan kala itu baru diberlakukan PSBB. 

Kebetulan ada project buku sedang berjalan, proses penulisan tinggal (sekira) sepuluh persen lagi selesai. Untuk tahap akhir kami musti meeting, agar selesai sesuai target waktu dicanangkan.

Dan begitu menginjakkan kaki di stasiun Pondok Ranji, saya langsung merasakan kebiasaan yang baru dan (jujur) membuat saya merasa tenang dan senang.

Sebelum melewati pintu tap, ada petugas yang mengukur suhu tubuh setiap penumpang. Dan seluruh petugas, tampak menggunakan masker dan face shiled (penutup kepala transparan).

Suasana stasiun siang itu relatif sepi, kemudian pada tempat duduk di peron diberi tanda (dengan lak ban) agar berjarak.

 

Di beberapa titik disediakan hand sanitizer, dan sangat mudah ditemui serta dijangkau. Satu lagi saya memakai kartu elektronik dari Bank, guna  meminimalisir antri beli tiket.

Saya menunggu di peron yang lumayan lengang, melihat jadwal kedatangan kereta (sepertinya) tidak sesering lima atau enam bulan lalu.

 

Sekira sepuluh menit menunggu, akhirnya commuter line datang. Saya menemui hal baru lagi, gerbong yang bertautan panjang terlihat lengang (mungkin efek WFH).

Begitu masuk saya melihat duduk diatur berjarak, terdapat lakban dan tulisan pada dudukan empuk. Sehingga penumpang tidak asal duduk, dan semua orang di dalamnya memakai masker.

Akhirnya saya memilih berdiri di dekat pintu, dan aroma harum menembus masker kain yang melapisi hidung. Aroma harum dari, entah pembersih lantai entah pengharum ruangan terasa membangitkan mood segar.

Tiba-tiba saya merasa, kekawatiran saat hendak berangkat seketika sirna. Begitu mendapati kebiasaan baru (New Normal), yang berlaku baik di stasiun maupun di dalam kereta.

Sesampai stasiun tujuan, perjalanan dilanjutkan menuju lokasi meeting. Benak ini dipenuhi kesan positif,  dan sungguh saya merasa salut.

 

Saya benar-benar tidak menyangka, suasana New Normal di sepanjang perjalanan dengan commuter line menjadi pengalaman menyenangkan.

 

-------

 

Seandainya saja, kejadian saya dapati di kereta hari ini. Juga berlaku di halte TransJakarta, di Terminal bus antar kota, d stasiun kereta jarak jauh dan tentunya di Bandara.

Saya kok sangat yakin ya. Pasti kenyamanan yang saya rasakan di commiter line, bakal dirasakan oleh penumpang lain di moda transportasi publik  (atau jangan-jangan saya yang kudet, ternyata sudah dipraktekkan).

Kebiasaan baik di tempat umum, seperti saya dapati, musti dipertahankan dan dijalankan secara berkesinambungan.

Dan tentunya dengan dukungan masyarakat, yang taat patu serta disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Di sektor Transportasi, tugas sosialisasi dan penyadaran akan hal ini menjadi wewenang Kementrian Perhubungan.

Kemenhub musti gencar membuat materi sosialisai, baik melalui pamflet, meme, poster, video atau di medsos yang melibatkan public figure, tokoh masyarakat atau influencer.

Apabila sosialisasi New Normal di transportasi publik dilakukan secara masif, maka budaya baru (lebih baik)  akan menjadi sebuah keniscayaan berlangsung panjang.

Sangat mungkin kita akan melihat, negeri kita akan tampil dengan wajah barunya. Warga sadar menjaga kebersihan dan kesehatan, warga sangat aware displin pada hal hal baik.

Dan kemudian budaya disiplin di moda transportasi ini, akan dibawa pada disiplin di bidang lainnya. Masyarakat sadar mengantri, disiplin menjaga kebersihan, disiplin di kehidupan sosial sehari-hari. begitu seterusnya dan seterusnya.

Budaya New Normal yang tertanam di setiap individu, lama lama menjadi peradaban baru. Dan tak mustahil, Indonesia di masa mendatang menjadi negara yang kuat lahir dan batin.

Semoga bermanfaat.

9 komentar:

  1. Emang mskipun mengkhawatirkan, setelah corona ini orang orang jadi lebih sadar akan kebersihan ya.
    Dulu mah boro boro orang pake masker, karena alasan engap.
    Sekarang, mau ga mau harus pake supaya menghargai yang lain juga.

    BalasHapus
  2. wah senangnya sdh berkegiatan ditambah fasilitas publik jg ikut terapkan new normal ya kak..jadi pengguna transportasi umum tdk khawatir

    BalasHapus
  3. Tapi sekarang antrinya panjaaaaaaaaang di stasiun bogor. Katanya. Di Twitter.

    Moga cepat iduplah imun2 sama corona. Amin.

    BalasHapus
  4. Sekarang harus bener2 aware bngt dengan kebiasan baru y mas demj kesehatan bersama

    BalasHapus
  5. Mau gak mau, suka gak suka kita semua harus beradaptasi dengan situasi new normal ini
    Saling menjaga satu sama lain
    Semoga kita semua sehat ya mas

    BalasHapus
  6. Aku sejak Maret belum pernah naike transportasi umum lagi nih. Kecuali angkot, sekali, karena kendaraan mogok hehe. Setidaknya ngga terlalu worries ya mas dengan new normal ketika kondisinya demikian di CL.

    BalasHapus
  7. Aku sejak awal tahun ini, bahkan sebelum ada PSBB malah belum pernah naik angkutan umum sama sekali lho mas Agung. Hihihi. Terakhir naik kereta udah lama banget dan itu penuh. Kalau dengan adanya new normal ini transportasi umum jadi nyaman senang juga yaa. Ada hal positifnya. Semoga protokol kesehatannya nggak kendor dan pemerintah jadi terpacu untuk menambah armada moda transportasi.

    BalasHapus
  8. mengingat ingat... udah 4 bulan gak naik commuter line karena belum kemana mana juga sik.. cuman liat CL menerapkan prosedur new normal gini bikin tenang kalo kudu naik CL nantinya

    BalasHapus
  9. Aku masih belum berani naik KRL mas, tau deh masih parno hingga hari ini. Jadi aku memaksakan diri bawa kendaraan sendiri deh kalau yang dekat. Lagian sekarang kerja juga dari rumah, jadi emang gak kemana2 dulu.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA