Tampilkan postingan dengan label sosial. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sosial. Tampilkan semua postingan

22 Sep 2020

Donasi untuk Mbah Ri Telah Ditunaikan

 


Di medsos sempat ramai, kisah Mbah Ri Nenek asal Sidoarjo Jawa Timur. Setiap hari harus berjualan Pepaya & Jantung Pisang untuk membiayai kehidupannya seorang diri.

Gerakan Sosial MulaiDariKita mengadakan penggalangan donasi, guna membantu meringankan beban Mbah Ri.

12 Sep 2020

Donasi untuk Mbah Ri


Beberapa hari belakangan, nama Mbah Ri mencuat di media sosial. Seorang Nenek asal Sidoarjo, Jawa Timur, setiap hari berjualan Pepaya & Jantung Pisang.

Hasil jualan untuk membiayai kehidupannya dan adiknya yang juga sudah renta, yang tidak dapat berjalan akibat sakit . 

12 Mei 2020

Aksi Komunitas Mobil NXI di Tengah Pandemi


Pengurus Pusat NXI dan member Chapter Tangray Bray serta pengurus dan Kepala Rumah Lawan Covid-19 bersama dokter dan tenaga medis - dok NXI

Manusia, sebagai makhluk sosial. Selalu dibarengi, dengan bertumbuhnya jiwa sosial. Hal ini terbukti, dengan maraknya uluran tangan di saat merebak pandemi.
Wabah Covid-19, telah mengubah semua kebiasaan di keseharian kita. Bahwa semua yang dulunya leluasa, kini menjadi serba terbatas.

Dan siapa sangka, kebaikan ibarat jamur tumbuh di musim hujan. Kini aksi nyata bermunculan di mana-mana. Satu diantaranya, adalah kegiatan diadakan Komunitas Nissan X-trail Indonesia (NXI).
Chapter NXI Tangray Bray (Tangerang Raya Banten Raya), pada Minggu, 10/5’20, mengadakan aksi sosial bertajuk “Bersama Kita Kuat, Ramadan Berbagi”. Acara ini dihadiri, Ketua Umum NXI dan Sekjend selaku pengurus Pusat NXI.

24 Apr 2020

Sinar Mas Land Menyampaikan Sumbangan Masker untuk Aparat TNI POLRI

dok Sinar Mas Land

Sinar Mas Land, memberi perhatian khusus kepada aparat Polisi dan TNI. Mereka berada di garda terdepan, pencegahan penyebaran Covid-19. Tugas mereka sudah jelas, menjaga ketertiban pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). 

18 Apr 2020

Penyemprotan Disinfektan Oleh Tim Velox Pejaten di SOS Children’s Village Jakarta

SOS Children Villages


Kita sudah paham, kasus Covid-19 di Indonesia meningkat. Wilayah DKI Jakarta, mendorong Tim Velox Pejaten membantu pemerintah dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19.
Pada Senin (13/4/2020), Tim ini melakukan sosialisasi dan penyemprotan disinfektan di komplek SOS Children’s Village di daerah Cibubur, Jakarta Timur.

17 Apr 2020

MulaiDariKita Distribusikan Donasi Program #LawanCorona

MulaiDariKita

Gerakan Sosial MulaiDariKita, terus menggalang donasi #LawanCorona. Penggalangan dibuka sejak Maret 2020 diperpanjang hingga akhir April 2020.
Aksi Sosial ini, bekerjasama dengan beberapa pihak, Persona Management (Model/Artist Management), Gabster Fashion Consultant, beberapa nama Public Figure & Influencer. serta GoTix.

9 Jul 2019

Wakaf di Indonesia, Perlindungan dan Pemanfaatan Aset Harta Benda Wakaf

Saat berada di perkebunan yang dikelola dari tanah wakaf- koleksi pribadi

Kawan’s, apa yang terbayang di benak, ketika mendengar kalimat “Tanah wakaf” ? 
Jujur, kalau saya mengaitkan tanah wakaf dengan tanah yang peruntukannya bagi  masjid atau pemakaman.

Bisa jadi sebagian kita, masih menganggap tanah wakaf identik dengan dua fasilitas umum tersebut (masjid dan makam). 
Memang pendapat tersebut tidak salah, tetapi rasanya kita yang perlu memperluas wawasan tentang wakaf, bahwa peruntukan tanah wakaf masih ada untuk kemanfaatan yang lain.

26 Nov 2018

Nyemil Sehat “Overdozzz with Love” Sambil Berdonasi


Overdozzz with Love -dokpri


Pernah dong, mendengar kata-kata “Sehat itu mahal.” Saya mengamini, sekaligus menjadi saksi kebenaran kalimat tersebut.

Almarhum saudara jauh (dari garis ayah), pernah sakit menahun, tak terhitung berapa rupiah dihabiskan untuk berobat, sampai akhirnya menghembuskan nafas terakhir..
Saya sendiri pernah mengalami, kesakitan yang membuat tubuh susah digerakkan. Sedikit saja badan digeser, otot di sekujur tubuh seperti protes.

 “rajin beraktivitas fisik, perhatikan asupan yang baik” nasehat dokter kala itu.

5 Nov 2018

Siegwerk Dukung SOS Children’s Villages Jakarta Melalui Perpustakaan Digital

suasana di SOS Childern's Villages Jakarta - dokpri

Melangkahkan kaki di SOS Cibubur, tiba-tiba saya merasa sedang tidak berada di Jakarta. Pasalnya di atas lahan seluas 3,5 hektare ini, didominasi pepohonan rindang dan asri, jauh dari kesan polusi udara dan kebisingan.

Di tanah lapang berumput hijau, saya saksikan anak-anak berlarian dan tertawa. Wajah antusias dan girang tak tersembunyikan, bebas lepas tanpa beban kehidupan.
Anak-anak di SOS children’s Villages, berasal dari aneka latar belakang (abai pengasuhan). Anak-anak ini berada pada satu kondisi, yang seharusnya tidak mereka alami.

27 Apr 2018

Berbuka Puasa Sekaligus Sedekah Bersama Nasi Kabsyah


Palet Buka Puasa Nasi Kabsyah


Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun juga.(HR. Tirmidzi)

Ya Rabb, tak terasa bulan Ramadhan –dalam hitungan minggu – akan tiba, semoga kita disampaikan bertemu bulan mulia- amiin.

Beberapa bulan lalu, laman medsos berseliweran status berburu tiket mudik – pertanda bulan puasa segera tiba.

Setelah beres urusan pulang kampung, saatnya bersiap diri menyambut bulan suci penuh ampunan—terlebih yang punya buah hati dan waktunya dilatih puasa,

23 Mar 2018

Kickoff SATU Indonesia Awards 2018


Kickoff SATU Indonesia Awards 2018 - dokpri


Saya yakin, anda sudah tidak asing dengan SATU Indonesia Awards. Satu (Semangat Astra Terpadu untuk) Indonesia, merupakan ajang tahunan yang tahun ini masuk gelaran ke 9.

Kamis, 22 Maret 2018, adalah Kickoff SATU Indonesia Awards 2018. Pada tanggal yang sama (saat kickoff),  otomatis sudah dibuka Penjaringan Peserta, sampai 22 Agustus 2018.

Satu Indonesia Awards sebagai bentuk apresiasi Astra, untuk anak bangsa (indivisu/ kelompok) yang memiliki kepeloporan dan idealisme berbagi dengan sesama.

15 Feb 2018

Run To Care "Yogyakarta Semarang 150 KM" SOS Childern's Villages Indonesia 2018.



runtocare.com


Olah raga lari, telah menjadi primadona. Terbukti baru sehari dibuka pendaftaran “Run To Care, “Yogyakarta-Semarang 150 KM”,  SOS Childern’s Villages 2018, telah mencatat sekitar 300 pelari – luar biasa bukan.

"Program Run To Care SOS Childern's Villages 2018, mengajak masyarakat peduli dengan anak-anak yang sedang kesulitan, sehingga mereka mendapatkan kembali kesempatan tumbuh menjadi manusia dengan kemampuan maksimal," Jelas Gregor Hadi Nitihardjo, selaku National SOS Childern's Villages Indonesia, saat "Run To Care Media Launch Event

SOS Childern's Villages Indonesia, berdiri tahun 1972 di Lembang Bandung. Sebagai lembaga non pemerintah yang fokus kepada pengasuhan anak berbasis keluarga, Saat ini sudah berkembang dan tersebar di 9 kota, mulai Banda Aceh sampai NTT.

6 Okt 2017

Kampanye Philips Lighting ‘Terangi Masa Depan’ Dukung Program UNICEF ‘Kembali ke Sekolah’



Ki-Ka: Country Marketing Manager Philips Lighting Indonesia Lim Sau Hong, Country Leader Philips Lighting Indonesia Rami Hajjar, Deputy Representative UNICEF Indonesia Lauren Rumble dan Chief of Partnership UNICEF Indonesia Gregor Henneka saat seremoni penandatangan nota kesepahaman untuk “Kampanye Terangi Masa Depan Periode 2017-2018” oleh Philips Lighting Indonesia dan UNICEF, di Jakarta, Selasa (3/10). Dalam kemitraan ini, Philips Lighting berkomitmen untuk menggalang dana sebesar 2 miliar rupiah dari penjualan bohlam Philips LED dalam kemasan “Beli 3 Gratis 1” yang berlogo UNICEF. Dana yang terkumpul akan digunakan untuk mendukung program “Kembali ke Sekolah” UNICEF. 

Tak bisa dipungkiri, pendidikan ibarat kunci gerbang menuju kualitas hidup lebih baik. Semua kegelapan pengetahuan terjadi, sejatinya bermula dari ketiadaan pendidikan.
Siapa nyana, meski sudah 72 tahun Indonesia merdeka, tercatat 4.6 juta lebih anak usia sekolah, belum memiliki kesempatan mengeyam pendidikan dasar. Menurut Survey Sosial Ekonomi Nasional 2016 (Susenas), alasan anak-anak tidak bersekolah atau putus sekolah, lazimnya terkait kondisi ekonomi keluarga, terbatasnya akses pendidikan, disabilitas fisik atau mental dan budaya.

19 Agu 2017

Yuk Wisata ke Perpustakaan Saidjah Adinda di Lebak Banten


dokumentasi pribadi

Bagi anda penggila novel, pasti sudah tidak asing dengan nama Eduard Douwes Dekker atau Multatuli.. Douwes Dekker yang lahir di Amsterdam tahun 1820, pernah menjadi Asistant Residen di Lebak Banten pada periode 1856 – 1856.
Meski memiliki kewarganegaraan Belanda, batinnya miris melihat fenomena kerja paksa kala itu. Hingga lahirlah tokoh Saidjah Adinda yang melegenda, dalam Novel berjudul Max Havellar yang terbit pada tahun 1860.
Novel yang dipasarkan kali pertama di Belgia, konon langsung mencetak best seller kala itu. Kisah masyarakat Lebak yang ada di dalam novel ini, ternyata juga menginspirasi perlawanan terhadap penjajah di kawasan Eropa.
Dalam rangkaian ‘Blogger on Vacation’ bersama Semen Merah Putih, Blogger diajak mengunjungi Perpustakaan Saidjah Adinda. Lokasi perpustakaan ini terbilang strategis, yaitu di Jl RM Hardiwinangun no 3 atau di kawasan alun alun timur Rangkasbitung.
Perjalanan blogger dari stasiun Rangkasbitung, butuh sekitar 30 menitan untuk sampai di perpustakaan Saidjah Adinda. Kalau naik angkutan umum juga bisa, silakan cari angkot warna merah bata bernomor 4 tujuan Ona. Pesan ke pengemudi  untuk diturunkan di alun alun, cukup membayar empat ribu rupiah saja.(hasil nanya mbah google nih)
Mengapa “Blogger on Vacation” kok ke Perpustakaan?
Sejalan dengan Pilar Pendidikan dalam program CSR Semen Merah Putih, erat kaitannya dengan dengan program ayo gemar membaca.
Semen Merah Putih melakukan upaya nyata, berupa pemberian donasi papan informasi  (majalah dinding) untuk media informasi dan kreatifitas masyarakat di Desa Kaserangan Serang Banten. Gerakan membaca bersama, juga diwujudkan dengan donasi buku bacaan yang didistribusikan ke seluruh sekolah di Kabupaten Serang Banten.
Pilar pendidikan pada CSR Semen Merah putih lainnya,  berupa program pemberian beasiswa dan peningkatan kompetensi masyarakat.
Perpustakaan Saidjah Adinda di Lebak, sangat berpotensi menjadi destinasi wisata sejarah dan edukasi. Bentuk bangunan yang dipilih juga sangat unik, mengadopsi bangunan khas suku baduy yaitu Leuit.
Apa itu Leuit ?
Leuit atau lumbung padi masyarakat suku Badui, berfungsi untuk menyimpan hasil panen dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
Konon leuit bukan sekedar bentuk bangunan saja, tapi lebih pada sistem atau management pengelolaan bahan pangan atau beras. Dengan penerapan sistem leuit, terbukti suku Baduy tidak pernah kekurangan beras sepanjang tahun.
Material yang dipilih untuk Perpustakaan Saidjah Adinda didominasi bambu, sesuai dengan nama Rangkasbitung, Rangkas artinya patah dan bitung artinya bambu.
dokumentasi pribadi

Suasana Perpustakaan- dokpri

Perpustakaan yang selesai dibangun pada awal Desember 2016, posisinya berdampingan dengan Museum Multatuli. Khusus bangunan Museum Multatuli, adalah bangunan yang dipertahankan keasliannya sejak bupati kedua Lebak. Bagaimanapun juga tak bisa dipungkiri, nama penulis buku Multatuli yang mendunia tidak bisa dilepaskan dengan Lebak.
Siapa sangka kedua bangunan ini telah menjadi ikon baru, banyak anak muda datang untuk selfie dan upload ke medsos. Terlebih pada malam hari, dua bangunan bertambah indah karena dilengkapi lampu hias aneka warna.
Drs. Ali Rahmat, M.M -dokpri
Drs. Ali Rahmat, M.M. Selaku Kabid Perpustakaan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lebak, pada saat temu blogger menyampaikan “Perpustakaan Saidjah Adinda, telah dimodernisasi dengan sistem pelayanan digital.  Saat ini sudah memiliki 20 ribu judul buku, dengan jumlah buku sekitar 30 – 40 ribu eksemplar dan akan terus ditambah judul dan jumlahnya. Meskipun belum genap satu tahun berdiri, perpustakaan ini sudah didatangi 14 ribu pengunjung yang 70% diantaranya adalah anak dan remaja.
Menurut saya nih, pernyataan Pak Kabid sekaligus mematahkan stigma bahwa budaya membaca generasi muda dibilang rendah.
Perpustakaan Saidjah Adinda memiliki jam operasinonal 08 – 15 WIB, kalau hari minggu dengan mobil perpustakaan keliling buka di kawasan Car Free Day.
Pada bulan Desember, Dinas Perpustakaan akan mengadakan bedah buku Max Havellar dengan tujuan untuk lebih memperkenalkan sejarah,” tambah Drs. Ali Rahmat, MM.
Tak sekedar perpustakaan saja lho, pada lantai dasar dilengkapi mini studio. Blogger sempat diajak masuk studio, menyaksikan pemutaran film berjudul Max Havellar. Film yang diproduksi tahun 1976 dengan memasang beberapa nama bintang Indonesia, dulu sempat dilarang diputar pada masa orde baru—wah jadi makin penasaran.
di depan Museum Multatuli -dokpri
Karena keterbatasan waktu dan musti melanjutkan perjalanan, blogger tidak bisa menyaksikan film Max Havellar sampai habis. Ingin pada lain kesempatan datang lagi, khusus untuk menyaksikan film Max Havellar.
Nah kalau anda juga penasaran, yuk berkunjung ke Lebak jangan lupa mampir ke Perpustakaan Saidjah Adinda. –salam-

3 Agu 2017

Program Kampung Terang Hemat Energi dari Philips Lighting untuk Desa Terpencil Seluruh Indonesia

dokumentasi pribadi


Saya masih ingat pada awal tahun 2000, untuk sebuah keperluan saya musti pergi ke daerah ujung barat pulau Jawa. Saat itu sekitar jam lima sore, kendaraan melintas di kampung sekitar hutan yang mulai gelap. Kami lima orang dalam satu mobil gelisah, kenapa tidak satu rumahpun terlihat menyalakan lampu penerangan di depan rumah.
Ketika tiba waktu maghrib kami berhenti, menunaikan sholat maghrib berjamaah di sebuah musholla. Hanya lampu minyak menyala, sehingga suasana gelap begitu mendominasi.
Dari seorang warga terbetik sebuah informasi, bahwa listrik belum menjangkau kampung mereka.  Otomatis gelap begitu menguasai malam hari, warga mengandalkan penerangan dari lampu minyak tanah.
Kini daerah yang pernah saya lewati puluhan tahun silam, sudah mulai terang di malam hari. Cahaya listrik telah menyinari daerah dekat hutan, warga tidak kesulitan beraktivitas ketika matahari tenggelam. 
Bagaimana dengan daerah lain di Indonesia ?
Philpis Lighting melalui program CSR, akan menerangi kurang lebih 25 desa di Sumatera Utara, Bali Timur, Kalimantan Tengah dan Maluku. Saudara sebangsa akan segera menikmat manfaat pencahayaan, untuk mendukung aktivitas mereka setelah matahari tenggelam.
Sebagai pemimpin global di bidang pencahayaan, Philips Lighting akan memperluas instalasi pencahayaan LED tenaga surya. Kurang lebih 25 desa yang belum dialiri listrik di seluruh Indonesia, akan tersentuh program “Kampung Terang Hemat Energi (KTHE)”
Program KTHE sendiri sudah dimulai tahun 2015, saat itu sembilan desa tersebar di tiga kabupaten di Sulawesi Selatan merasakan manfaat program ini.
Program “Kampung Terang Hemat Energi”, menyediakan penerangan untuk rumah dan fasilitas umum seperti Puskesmas, sekolah dan jalan umum di beberapa desa di wilayah Sumatera Utara, Bali Timur, Kalimantan Tengah dan Maluku.
Akan ada 2.886 titik lampu baru, artinya hampir sepuluh kali lebih banyak dari jumlah titik lampu yang diciptakan semula di Sulawesi Selatan.
ountry Leader Philips Lighting Indonesia Rami Hajjar (tengah) didampingi Country Marketing Manager Philips Lighting Indonesia Lim Sau Hong (kiri) dan Chief Strategy Officer Kopernik Tomohiro Hamakawa (kanan) berbincang sesaat sebelum prosesi penekanan tombol yang menandai peluncuran program CSR Kampung Terang Hemat Energi 2017-2018 Philips Lighting Indonesia.
Dalam acara Press Confrence peluncuran KTHE, Rami Hajjar selaku Country Leader Philips Lighting Indonesia, mengatakan,  Kami sangat senang dapat menolong lebih banyak lagi masyarakat dengan menjembatani kesenjangan pencahayaan antara kota dan wilayah pedesaan melalui  program ‘Kampung Terang Hemat Energi’. Pencahayaan akan membantu meningkatkan kehidupan masyarakat, memampukan kegiatan sehari-hari seperti belajar atau pekerjaan rumah tangga lainnya untuk dapat dilakukan bahkan setelah matahari terbenam. Puskesmas dapat beroperasi dengan layak dalam keadaan darurat di malam hari dan mobilitas masyarakat serta barang tidak lagi terbatas hanya pada siang hari. Di Philips Lighting Indonesia, kami menerapkan komitmen global perusahaan ini untuk menciptakan kehidupan yang lebih terang untuk dunia yang lebih baik; termasuk di dalamnya, kehidupan masyarakat di desa-desa terpencil di seluruh negeri.
Setiap desa terpilih akan mendapatkan paket pencahayaan LED tenaga surya Philips yang inovatif, yang terdiri atas:
(1) Solar Indoor Lighting System lengkap dengan panel surya,
(2) Philips LifeLight yang 10 kali lebih terang dari lampu minyak tanah,
(3) Solar LED Road Light untuk menerangi jalan-jalan di desa pada malam hari. Tahun ini, program akan diawali dengan menjangkau enam desa di Sumatera Utara.
Sejak tahun 2015, Philips Lighting bermitra dengan Kopernik sebuah LSM bergerak di bidang teknologi untuk memberdayakan penduduk di desa terpencil. Pada tahun yang sama, Philips Lighting secara global menyerukan ajakan untuk mengakhiri kemiskinan cahaya dalam rangka Tahun Cahaya Internasional PBB (UN’s International Year of Light – IYOL)
Program CSR Philips Lighting Indonesia"Kampung Terang Hemat Energi" periode 2017-2018, menyalakan Philips LifeLight, lampu LED berbasis tenaga surya salah satu produk yang akan diberikan kepada masyarakat di desa terpencil melalui program ini.

10 Mei 2017

Peluncuran Program “YouthCan!” SOS Children’s Villages



Launching YouthCan! -dokpri

Siapa tak bangga, melihat anak-anak usia muda bertumbuh dengan kemandirian. Terlebih berasal dari latar belakang keluarga kurang harmonis, karena berbagai sebab di rumah masing-masing.
Mereka adalah anak-anak bangsa, yang kurang beruntung dalam hal pengasuhan. Bisa jadi karena perpisahan kedua orang tuanya, atau karena kondisi tertentu yang begitu kompleks.  Kalau bukan kita, siapa lagi yang mau memedulikan masa depan anak-anak masa depan ini.
SOS Children's Villages , adalah organisasi sosial non profit yang menyediakan pengasuhan alternatif bagi anak-anak yang telah atau beresiko kehilangan pengasuhan orang tua. Kini telah mengasuh sekitar 1.300 anak, tersebar di 8 Desa Anak ( Childern’s Villages) di Indonesia (Lembang, Jakarta, Semarang, Tabanan, Maumere, Banda Aceh, Meulaboh dan Medan). Nah, pada 8 mei 2017 meluncurkan program YouthCan!.
Apa itu YouthCan! ?
Adalah sebuah inisiatif global yang bertujuan mempersiapkan pemuda untuk memasuki dunia kerja dan hidup secara mandiri, dengan membantu mereka mendapatkan pengalaman praktis, pelatihan serta pengetahuan yang memadai.
YouthCan! melibatkan pemuda, mitra korporasi serta SOS Children's Villages untuk menciptakan kesempatan bagi pemuda dan membatu mitra korporasi mendapatkan talenta terbaik sekaligus memperkuat brand.
YouthCan! Telah diluncurkan di Afrika Selatan dan Kosta Rika, sementara Indonesia menjadi negara pertama di Asia yang akan mengimplementasikan program YouthCan!.
Meningkatkan kemampuan pemuda di dunia kerja merupakan prioritas utama SOS Children's Villages. Saat ini baru sekitar 60% pemuda yang telah meninggalkan SOS Children’s Villages bisa mandiri. Melalui YouthCan! SOS Children’s Villages ingin meningkatkan angka ini menjadi 90% di tahun 2030. Kami memberikan para pemuda akses terhadap pelatihan, mentor atau role model, serta pengalaman kerja agar mereka siap memulai karir atau mendirikan bisnis sendiri” Jelas Gregor Hadi Nitihardjo, selaku National Director of SOS Children’s Villages IndonesiaSOS Children’s Villages Indonesia saat ini bekerja untuk lebih dari 6.000 anak dan pemuda yang tersebar di seluruh penjuru negeri. Kami ingin memastikan seluruh pemuda dalam pengasuhan kami bahkan yang berada di luar itu bisa lebih siap dalam menghadapi tantangan di dunia kerja. Oleh karena itu kami mengajak mitra korporasi, pemerintah dan seluruh stakeholder terkait untuk bersama sama mencapai tujuan ini”.
dokumentasi pribadi
Pada tahap awal SOS Children’s Villages bekerjasama dengan beberapa mitra korporasi, seperti DHL dan AkzoNobel untuk membekali pemuda dengan berbagai aktivitas yang dapat mengembangkan keahlian maupun personalitas pemuda seperti program magang, pelatihan dan mentoring.
DHL sendiri ternyata telah menjadi mitra SOS Children’s Villages sejak 2011, berdasarkan evaluasi telah berhasil memperkuat kepercayaan diri para pemuda menyongsong masa depan yang cerah. Dari sisi DHL kerjasama ini membangun kebanggan karyawan DHL, karena mereka bisa terlibat memberikan sesuatu kepada masyarakat.
Sementara untuk AkzoNobel mengungkapkan optimisme terhadap YouthCan!,  akan mendorong pertumbuhan generasi masa depan yang menjadi kunci misi AkzoNobel, yaitu menciptakan kehidupan yang nyaman dan menginspirasi.