Tampilkan postingan dengan label Semen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Semen. Tampilkan semua postingan

8 Nov 2017

Kepedulian Indocement Melalui SMI Demi Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat


Blogger di pelataran wisma Indocement - dok Dede Aryanto
Sepulang dari acara ‘Blogger Visit Plant Indocement,’ saya terngiang sebuah sabda Rasulullah SAW. ‘Sebaik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya’.
Visit ‘Sekolah Magang Indocement’ disingkat SMI, menumbuhkan perasaan haru campur bahagia. Siswa SMI semula minim keahlian, bisa bangkit dan percaya diri dengan senyum mengembang. Harapan bertumbuh di kalbu, laksana benih siap bersemi  kelak akan menuai masa panen.
Anda pasti mengenal nama ‘Semen Tiga Roda’, produk semen terkemuka, diproduksi PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.  
Semen Tiga Roda mengedepankan kualitas terbaik, didukung inovasi berbaur dengan alam, guna memenuhi kebutuhan pembangunan dalam dan luar negeri.

22 Agu 2017

Menikmati Malam di Pinggir Pantai Tanjung Layar Bersama Pak Andre Vincent Wenas



Foto by  Nugraha Amijaya

Saya punya kegemaran berguru, pada siapa saja tanpa pandang bulu. Karena setiap orang memiliki keunikan, bisa menjadi tambang ilmu kalau kita mau menggalinya.

Pada program ‘Blogger on Vacation’ Semen Merah Putih, hari ketiga blogger melewatkan jelang malam di pinggir pantai Tanjung Layar di Bayah Banten.
Suasana pantai dengan ombak tenang, semakin seru dengan obrolan bersama Pak Andre Vincent Wenas, selaku Direktur Human Capital PT Cemindo Gemilang.

19 Agu 2017

Yuk Wisata ke Perpustakaan Saidjah Adinda di Lebak Banten


dokumentasi pribadi

Bagi anda penggila novel, pasti sudah tidak asing dengan nama Eduard Douwes Dekker atau Multatuli.. Douwes Dekker yang lahir di Amsterdam tahun 1820, pernah menjadi Asistant Residen di Lebak Banten pada periode 1856 – 1856.
Meski memiliki kewarganegaraan Belanda, batinnya miris melihat fenomena kerja paksa kala itu. Hingga lahirlah tokoh Saidjah Adinda yang melegenda, dalam Novel berjudul Max Havellar yang terbit pada tahun 1860.
Novel yang dipasarkan kali pertama di Belgia, konon langsung mencetak best seller kala itu. Kisah masyarakat Lebak yang ada di dalam novel ini, ternyata juga menginspirasi perlawanan terhadap penjajah di kawasan Eropa.
Dalam rangkaian ‘Blogger on Vacation’ bersama Semen Merah Putih, Blogger diajak mengunjungi Perpustakaan Saidjah Adinda. Lokasi perpustakaan ini terbilang strategis, yaitu di Jl RM Hardiwinangun no 3 atau di kawasan alun alun timur Rangkasbitung.
Perjalanan blogger dari stasiun Rangkasbitung, butuh sekitar 30 menitan untuk sampai di perpustakaan Saidjah Adinda. Kalau naik angkutan umum juga bisa, silakan cari angkot warna merah bata bernomor 4 tujuan Ona. Pesan ke pengemudi  untuk diturunkan di alun alun, cukup membayar empat ribu rupiah saja.(hasil nanya mbah google nih)
Mengapa “Blogger on Vacation” kok ke Perpustakaan?
Sejalan dengan Pilar Pendidikan dalam program CSR Semen Merah Putih, erat kaitannya dengan dengan program ayo gemar membaca.
Semen Merah Putih melakukan upaya nyata, berupa pemberian donasi papan informasi  (majalah dinding) untuk media informasi dan kreatifitas masyarakat di Desa Kaserangan Serang Banten. Gerakan membaca bersama, juga diwujudkan dengan donasi buku bacaan yang didistribusikan ke seluruh sekolah di Kabupaten Serang Banten.
Pilar pendidikan pada CSR Semen Merah putih lainnya,  berupa program pemberian beasiswa dan peningkatan kompetensi masyarakat.
Perpustakaan Saidjah Adinda di Lebak, sangat berpotensi menjadi destinasi wisata sejarah dan edukasi. Bentuk bangunan yang dipilih juga sangat unik, mengadopsi bangunan khas suku baduy yaitu Leuit.
Apa itu Leuit ?
Leuit atau lumbung padi masyarakat suku Badui, berfungsi untuk menyimpan hasil panen dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
Konon leuit bukan sekedar bentuk bangunan saja, tapi lebih pada sistem atau management pengelolaan bahan pangan atau beras. Dengan penerapan sistem leuit, terbukti suku Baduy tidak pernah kekurangan beras sepanjang tahun.
Material yang dipilih untuk Perpustakaan Saidjah Adinda didominasi bambu, sesuai dengan nama Rangkasbitung, Rangkas artinya patah dan bitung artinya bambu.
dokumentasi pribadi

Suasana Perpustakaan- dokpri

Perpustakaan yang selesai dibangun pada awal Desember 2016, posisinya berdampingan dengan Museum Multatuli. Khusus bangunan Museum Multatuli, adalah bangunan yang dipertahankan keasliannya sejak bupati kedua Lebak. Bagaimanapun juga tak bisa dipungkiri, nama penulis buku Multatuli yang mendunia tidak bisa dilepaskan dengan Lebak.
Siapa sangka kedua bangunan ini telah menjadi ikon baru, banyak anak muda datang untuk selfie dan upload ke medsos. Terlebih pada malam hari, dua bangunan bertambah indah karena dilengkapi lampu hias aneka warna.
Drs. Ali Rahmat, M.M -dokpri
Drs. Ali Rahmat, M.M. Selaku Kabid Perpustakaan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lebak, pada saat temu blogger menyampaikan “Perpustakaan Saidjah Adinda, telah dimodernisasi dengan sistem pelayanan digital.  Saat ini sudah memiliki 20 ribu judul buku, dengan jumlah buku sekitar 30 – 40 ribu eksemplar dan akan terus ditambah judul dan jumlahnya. Meskipun belum genap satu tahun berdiri, perpustakaan ini sudah didatangi 14 ribu pengunjung yang 70% diantaranya adalah anak dan remaja.
Menurut saya nih, pernyataan Pak Kabid sekaligus mematahkan stigma bahwa budaya membaca generasi muda dibilang rendah.
Perpustakaan Saidjah Adinda memiliki jam operasinonal 08 – 15 WIB, kalau hari minggu dengan mobil perpustakaan keliling buka di kawasan Car Free Day.
Pada bulan Desember, Dinas Perpustakaan akan mengadakan bedah buku Max Havellar dengan tujuan untuk lebih memperkenalkan sejarah,” tambah Drs. Ali Rahmat, MM.
Tak sekedar perpustakaan saja lho, pada lantai dasar dilengkapi mini studio. Blogger sempat diajak masuk studio, menyaksikan pemutaran film berjudul Max Havellar. Film yang diproduksi tahun 1976 dengan memasang beberapa nama bintang Indonesia, dulu sempat dilarang diputar pada masa orde baru—wah jadi makin penasaran.
di depan Museum Multatuli -dokpri
Karena keterbatasan waktu dan musti melanjutkan perjalanan, blogger tidak bisa menyaksikan film Max Havellar sampai habis. Ingin pada lain kesempatan datang lagi, khusus untuk menyaksikan film Max Havellar.
Nah kalau anda juga penasaran, yuk berkunjung ke Lebak jangan lupa mampir ke Perpustakaan Saidjah Adinda. –salam-

17 Agu 2017

Batik Lebak dan Keripik Pisang Bayah Menggeliat Bersama Semen Merah Putih



Maket Semen Merah Putih -dokumentasi pribadi

Rasa penasaran itu sontak menyeruak, ketika melihat dan memegang sendiri batik khas Lebak. Batik dengan warna dasar gelap bermotif pantai Sawarna, pantai di daerah Bayah Banten tak kalah indah dengan pantai lain di bumi pertiwi. 
 
Saya juga sempat mencicipi keripik pisang camilan khas Bayah, hasil olahan penduduk di daerah sekitar Pabrik Semen Merah Putih (selanjutnya SMP) berdiri. Irisan pisang yang tipis dan halus, digoreng garing menghadirkan ‘kriuk’ saat digigit.

21 Jun 2017

5 Pilar CSR Semen Merah Putih



Keripik Pisang Semen Merah Putih -dokpri

Pekan terakhir di bulan Ramadan, jurnalis dan blogger mendapat kesempatan istimewa. Hadir dalam undangan gathering sekaligus Buka Puasa, bersama Semen Merah Putih di kawasan Jakarta Selatan.
Semen Merah Putih  (selanjutnya ditulis SMP ) di bawah PT Cemindo Gemilang, berdiri pada tahun 2011 sebagai produsen semen berkualitas premium. Saya pribadi sudah mengenal brand Semen Merah Putih, melalui beberapa kegiatan campaign yang diadakan.
Bapak Sigit Indrayana selaku Corporate CSR dan PR SMP hadir dalam acara gathering dan buka puasa bersama, menjelaskan, “Pabrik SMP di Bayah Banten sudah terintegrasi, dengan kapasitas produksi 4 juta ton per tahun, dilengkapi mesin mutahir berstandar Eropa dan proses supply chain yang lengkap. Selain Pabrik utama di Bayah Banten, terdapat pabrik penggilingan (Grinding Plant) di Ciwandan, Gresik, Pontianak, Medan dan Bengkulu.
SMP diproduksi di Bayah mulai akhir Desember 2015,  namun sebelumnya sudah beredar di pasaran dan diberi ijin import sekalian mengedukasi pasar.
Ibarat pepatah “di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung”, SMP ingin membumi di tempat berada yaitu Banten. Tampak simbol Badak Bercula Satu terpampang di kemasan, sebagai representasi keberadaan pabrik di daerah Banten.
Sementara untuk Kerjasama Opersional (KSO) di Kupang, SMP memasang simbol Komodo yang identik dengan daerah Kupang.
Semen Merah Putih dan Ijin Sosial
Siapa sih tak ingin keberadaannya diterima masyarakat sekitar, bahkan bisa bersinergi dan memberi manfaat.
Ijin legal formal adalah sesuatu yang normatif dan keharusan, namun ijin sosial adalah sebuah challenging apalagi bagi industri pelopor di Bayah. Sehingga diperlukan Corporate Social Responsibility (CSR), bertujuan ingin menampilkan wajah industri yang ramah, masyarakat mengenal tidak hanya sebagai institusi ekonomi tetapi punya kegiatan sosial untuk menumbuhkan corporate image positif ” ujar Pak Sigit
Bapak Sigit Indrayana selaku Corporate CSR dan PR SMP -dokpri
Melalui 5 pilar  CSR, Semen Merah Putih mempunyai kegiatan community development. Kegiatan ini langsung bersentuhan dengan penerima manfaat, perlahan namun pasti menciptakan masyarakat yang lebih mandiri.
Program CSR SMP bukan bertugas menggantikan fungsi pemerintah atau dinas sosial, tetapi sebagai strategi menggalang potensi yang ada di masyarakat.


Apa saja sih 5 Pilar CSR Semen Merah Putih ?
Pendidikan
Sebelum kehadiran Semen Merah Putih, di Bayah lulusan kebanyakan adalah sarjana keagamaan, Olah Raga dan Pendidikan, sementara untuk SMK yang ada kebayakan jurusan administrasi.
Bayangkan deposit satu line SMP bisa sampai 200 tahun, pasti membutuhkan tenaga kerja yang kredibel.
Kehadiran SMP meredesign pendidikan supaya tepat guna, karena kalau semua sajana pendidikan di Bayah ingin jadi PNS  alokasinya pasti terbatas. SMP bisa menjadi multiplyer efek bagi sarjana di sekitar Pabrik, merangsang mendalami bidang pendidikan yang lain.
Para lulusan selain nantinya bergabung di SMP, bisa bermain secara kreatif di industri pendukung seperti transportasi, suplyer bahan baku, kuliner dan UKM lainnya. Bukan tidak mungkin, putra-putri terbaik Bayah yang merantau punya alasan balik kampung menerapkan ilmu yang dimiliki.
Sosial
Sebagai perusahaan penghasil semen, SMP terdepan dalam perbaikan lingkungan, fasilitas umum dan sosial.  
Program donasi semen untuk perbaikan fasilitas sosial, seperti renovasi mushola dan masjid di Banten dan sekitarnya. Selain itu perbaikan jalan desa, renovasi kantor pemenerintahan dan instansi serta pembangunan MCK.
Kerjasama dengan pemprov DKI telah diinisiasi SMP, mengadakan bedah rumah sebanyak 83 rumah di kawasan Jakarta Utara Cilincing. 
Kian batik khas badui -dokpri
Ekonomi
Pada acara Gathering dan buka puasa, kami dibagi keripik pisang dan membawa pulang batik khas badui.
Upaya cerdas dilakukan SMP utuk CSR bidang ekonomi, menggerakan ekonomi di sektor UMKM. Saya yakin masyarakat pasti sangat senang, diberi kegiatan yang merangsang peningkatan ekonomi keluarga.
Ibu- ibu punya kegiatan membatik dan atau membuat keripik berbahan pisang, bisa menjadi oleh oleh khas Bayah. O’ya keripik juga dikemas menarik dan hygenis, sehingga meningkatkan daya saing dan daya jual kepada konsumen.
Salah satu cabang SMP di Bengkulu juga terinspirasi, menyediakan bus wisata untuk mengenalkan pariwisata Bengkulu.
Kesehatan
Sejalan dengan program Provinsi Banten yaitu pendidikan dan kesehatan, bakti sosial kesehatan dilakukan SMP.
Aktif mengadakan program donor darah, memberi layanan kesehatan seperti penyuluhan, pemeriksaan dan pengobatan secara gratis. Donasi 1 unit Ambulance serta membuka poliklinik pabrik Bayah beroperasi 24 jam.
Lingkungan Hidup
Depan pabrik SMP adalah jalan nasional selebar 4 menter, bekerjasama dengan balai besar meningkatkan menjadi 12 meter dengan kualitas yang ditingkatkan juga. Program tak berhenti pada pembangunan saja, tapi juga melakukan perawatan 11 KM ruas jalan nasional dari depan lokasi pabrik Bayah.
Penyerahan bibit tanaman ke masyarakat, sekaligus mengajak masyarakat berpartisipasi dalam aksi bersih bersih di pantai Sawarna Bayah.
-o0o-
Saya cukup terpana dengan upaya dilakukan SMP, utamanya dalam meraih ijin sosial dari masyarakat sekitar. Melalui program-program yang dirasakan manfaatnya oleh warga, kok saya yakin ijin sosial itu akan keluar dengan sendirinya.
Tiba-tiba saya pengin berkunjung ke Pabrik SMP, ingin melihat secara langsung program CSR yang telah dilakukan. Sekaligus ngobrol langsung dengan masyarakat sekitar pabrik, perihal benefit yang dirasakan dengan kehadiran SMP –semoga bisa teralisasi amin.
Sukses selalu untuk SMP dan kegiatan CSR nya, kalimat “di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung” tak lagi sekedar pepatah tapi sedang diaplikasikan SMP.