Home

27 Okt 2022

Niatkan Dietmu untuk Sehat Bukan Menolak Gemuk

 

Lazimnya setiap orang, pasti akan menyayangi diri sendiri. Segala daya upaya akan dilakukan, demi membahagiakan diri sendiri.  Pengin punya rumah impian, kendaraan yang bagus, barang branded berkelas, plesiranan ke tempat disuka, mengerjalan hobi dan lain sebagainya.

Dan untuk meraih itu semua, memiliki badan sehat sangatlah penting. Karana kalau badan kita sehat, maka segala cita-cita (niscaya) akan lebih mudah digapai.

Namun soal kesehatan, ada yang musti disayangnya. Sebagain besar kita, baru sadar pentingnya kesehatan setelah jatuh sakit. Kegemaran makan, gaya hidup, kebiasaan yang dijalankan, kerap kali mengedepankan ego pribadi.

Segala makan kesukaan di atas piring, asal ambil tidak ada lagi saring. Asal enak dan menggoda lidah, maka tak lagi peduli akibatnya. Pun soal gaya hidup, seperti sedikit waktu istirahat, merokok, kurang minum air putih, tetap saja dipertahankan.

Setidaknya, hal demikian yang pernah saya lakukan.

----

Salah satu kebahagiaan kita, adalah bisa menyantap makan kesukaan. Termasuk saya sendiri, (terutama) saat bujangan dan sudah punya gaji. Saya biasa makan besar atau ngemil, ketika malam berangsur larut. Kebiasaan kurang baik dan berlanjat, meskipun perut sedang tidak lapar.

Kalau gabut, saya nongkrong di angkringan memesan nasi goreng. Kalau sedang malas nongkrong, beli pecel sayur, kadang nasi ayam penyet dan seterusnya dibungkus dimakan di kost-an. Sambil nonton acara teve kegemaran, sembari ngemil tempe gembus atau ote-ote dicocol petis – duh jadi kangen Surabaya.

Saat makan, saya tidak peduli hitungan kalori yang masuk ke tubuh. Alhasil bobot merangkak naik, pipi menjadi chuby, lemak ngumpet di lengan, paha dan perut.  Lekas masa berlari ke depan, setelah kebiasaan “buruk” dijalani bertahun tahun.

------

Suatu malam, ketika usia empat puluh tahun lebih telah dijajaki. Saya terbangun dan mendapati sekujur badan sakit, digerakkan sedikit saja sakitnya minta ampun. Separuh badan seperti kesemutan, dan saya dilanda ketakutan luar biasa,

Mulut ini terus melafalkan dzikir dan doa, berharap kesembuhan dan pulih seperti sedia kala. Dibantu istri dan anak bangkit dari kasur, kemudian berusaha terus bergerak. Berjalan mengitari ruang tengah, terus beraktivitas agar darah mengalir.

Alhamdulillah, perlahan-lahan badan terasa enteng. Darah mengalir seperti sedia kala, menjadi lebih nyaman dan tak tergangu lalu. Karena dilanda penasaran, keesokan hari ke klinik dan periksa dokter. Menurut dokter, ada yang salah dengan gaya hidup.

Dan satu saran terngiang-ngiang, bahwa saya harus DIET.

Niatkan Dietmu untuk Sehat Bukan Menolak Gemuk


Setahun, setelah konsultasi dokter dan ahli nutrisi. Saya benar-benar berusaha konsisten, menjalankan apa yang disarankan sang ahli. Dan benar saja, bobot tubuh mulai ideal. Setelah menahan diri, mengurangi konsumsi makanan biasanya digemari.

Gorengan seperti bakwan, tahu isi, pisang goreng, tempe tepung, dan sebangsanya saya jauhi.  Nasi putih, masuk lambung secukupnya. Asupan manis (teh dan kopi manis), mie ayam, dan lain sebagainya benar-benar banyak saya kurangi. E’tapi saya tidak tangguh-tangguh amat, sesekali tetap motek gorengan—ingat ya, SESEKALI.

Saya memperbanyak konsumsi buah dan sayuran, mengimbangi dengan akktivitas fisik. Lari atau jalan cepat, bisanya saya lakukan sembari ke tempat beraktivitas.  Perubahan mulai saya rasakan, yaitu badan menjadi lebih segar dan enteng, serta tidak mudah kecapekan dan atau sakit.

Apakah berat menjalani ? Jawabnya sangat berat, ibarat perjuangan melawan hawa nafsu.

Tetapi yang menguatkan, adalah saya memiliki goal terhadap perjuangan ini. Yaitu kesehatan, setelah kapok merasakan sakit. Dan yang mengemuka di pikiran saya, adalah istri dan anak-anak. Mereka akan sedih, kalau saya si kepala keluarga ini sakit dan tidak bisa menjemput nafkah.

Mindset yang terbentuk, bahwa untuk kebaikan dibutuhkan pengorbanan. Termasuk untuk mencintai diri sendiri, termasuk untuk kesehatan, maka musti menaklukkan rintangan yang tidak mudah. Saya diet bukan karena menolak gemuk, tapi karena ingin sehat. Kalaupun akhirnya gemuk itu pergi, anggap saja sebagai bonus.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA