7 Jun 2018

Progam Pengawasan Semesta BPOM RI, Mengajak Konsumen untuk CekKLIK Sebelum Membeli Barang

Ingat CekKLIK -dokpri

Siapa tidak kesal, mendapati barang tidak layak konsumsi dalam parcel yang diterima. Saya sendiri pernah punya pengalaman kurang mengenakan, menemukan barang kedaluwarsa, serta produk dengan kemasan penyok dalam satu bingkisan parcel.

Bagi Anda yang biasa menyiapkan parcel lebaran, untuk dikirim ke kerabat dan teman dekat. Pastikan membeli di tempat terpercaya, untuk mendapatkan barang sesuai standart konsumsi. Malu dong, memberi parcel ke orang, tapi isinya barang tidak layak konsumsi. Selain tidak pantas, dampak terhadap kesehatan akan terjadi dalam jangka panjang.
Kalau mau lebih aman, saya punya trik yaitu membeli bahan parcel secara satuan. Kemudian ditata sendiri, atau kalau tidak mau ribet cukup dimasukkan tas plastik.


Tahukah anda, Balai Besar POM (BBPOM) di Banjarmasin, telah menemukan tujuh item produk pangan kadaluwarsa dan sembilan item produk pangan rusak di dua sarana distribusi. BBPOM di Palembang juga menemukan, sembilan item produk pangan rusak, dua item produk pangan tanpa izin edar, empat produk pangan kadaluwarsa dan label tidak memenuhi ketentuan (TMK).
Sampai akhir Mei 2018, tercatat temuan produk pangan olahan TMK,  sebanyak 5.277 item (1.405.030 kemasan) dari 932 sarana ritel dan 84 gudang importir/ distributor di seluruh Indonesia. Produk tersebut tidak memiliki ijin edar/ ilegal, dengan kemasan rusak dan atau kedaluwarsa. (Sumber )

Siapa dirugikan? Kita sebagai konsumen yang dirugikan. Sudah mengeluarkan uang, ternyata mendapatkan produk tidak layak konsumsi.
BPOM RI melakukan intensifikasi pengawasan Ramadan rutin, guna memastikan produk obat dan makanan yang dikonsumsi masyarakat aman, tidak rusak dan tidak kedaluwarsa.
Penny K. Lukito sedang memberi keterangan perss -dokpri


Pengawasan ini dilakukan dua minggu sebelum Ramadan hingga satu minggu setelah Idul Fitri/ lebaran,” Jelas Penny. K. Lukito, Kepala BPOM RI.

Melalui “Pengawasan Semesta”,  BPOM mengajak masyarakat untuk “CekKLIK” sebelum membeli makanan dan minuman dalam kemasan. Apa itu Pengawasan Semesta, Apa itu CekKLIK? Baca artikel ini sampai tuntas ya


-00o00-

Suasana Atrium Mall Pejaten Village Jakarta, pada Selasa sore (5/Juni’18) jelang berbuka tampak berbeda.  BPOM RI mengadakan  program “Talkshow Pangan Aman Lebaran.” Hadir sebagai narasumber, Penny K. Lukito, selaku Kepala Badan POM RI, Drs.Suratmono MP, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM dan Adi S Lukman selaku Ketua Umum  GAPMMI.

Kegiatan bermanfaat ini diselenggarakan, atas kerjasama BPOM RI, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). Mengajak  serta Blogger dan Jurnalist, gunna menyebarluaskan perihal pentingnya memilih produk pangan yang aman kepada masyarakat.
 
Ki-Ka : Moderator, Drs. Suratmono MP, Adi S. Lukman -dokpri
Ini satu hal yang perlu diapresiasi, bagaimana Badan POM bisa dekat dengan konsumen. Tujuannya  satu, bagaimana memastikan pangan yang dikonsumsi masyarakat aman.” Ujar Adi S. Lukman.

Dengan terjun langsung di lapangan, BPOM melihat bagaimana konsumen memahami pangan, produk pangan yang diedarkan, serta sejauh mana pengetahuan masyarakat tentang pangan yang aman dan bermutu.  Sayang kan, kalau konsumen hanya tergiur harga pangan murah, sementara produk dibeli tidak layak konsumsi.

Perihal turun langsung ke lapangan, Sukriyadi Darma, Kepala BPOM DKI Jakarta memaparkan temuan di hadapan wartawan dan blogger. Dengan mengerahkan mobil dilengkapi laboratorium, telah mengadakan intensifikasi pengawasan makanan siap santap khas Ramadan (Takjil), di beberapa titik di Jakarta.
Di daerah Jakarta Utara, ditemukan Mie berformalin, temuan serupa juga ada di Jalan Sabang Jakarta Pusat yang selalu habis dijual. Di pusat jajanan Bendungan Hilir Jakarta Pusat, beredar dua jajanan berbahaya yaitu tahu berformalin dan pacar cina dicampur bahan pewarna pakaian. Sementara unntuk dua titik lainnya – Jakarta Selatan dan Jakarta Barat— dinyatakan aman, bahan pangan layak di konsumsi konsumen.
suasana ngabuburit (insert Sukriyadi Darma) -dokpri


Apa tindakan BPOM DKI Jakarta ? Menelusuri sumber makanan mengandung bahan berbahaya ini. Bahkan sudah ada, pelaku usaha yang nakal sedang diproses hukum.

Coba bayangkan, siapa yang mau menyakiti diri sendiri, dengan konsumsi bahan pangan mengandung zat berbahaya. Masalahnya, konsumen tahu atau tidak kalau bahan pangan yang dibeli berbahaya. Menurut saya, jawabnya kita musti jadi konsumen cerdas. Kalau kita cerdas otomatis akan peduli dengan bahan pangan yang akan dikonsumsi.

Kepedulian konsumen, tentu akan melecut produsen waspada terhadap keamanan pangan. Sehingga akan memproduksi pangan lebih berkualitas, baik dari segi mutu dan keamanan pangan. Apabila  semua ketentuan berjalan ideal, pengawasan BPOM lebih ringan, bisa membantu produsen dan konsumen untuk lebih berkembang.

Pengawasan Semesta Melalui CekKLIK


Menjelang hari raya gama, selalu menghadapi resiko lebih besar terkait keamanan pangan mutu dan nutrisi,” Ujar Kepala BPOM RI.

Pernyataan Kepala BPOM pusat sudah sangat tepat, mengingat permintaan konsumen akan bahan pangan olahan meningkat pesat. Banyak produk pangan ditawarkan di pasaran, bahkan dengan harga miring yang menggiurkan konsumen.
Suasana Stand BPOM di Atrium Pejaten Village -dokpri

BPOM RI memiliki program “Pengawasan Semesta” adalah pengawasan tidak hanya dilakukan pemerintah dan industri, tapi melibatkan peran aktif masyarakat. Program Pengawasan Semesta perlu disosialisasikan, sehingga masyarakat teredukasi dan mengetahui apa yang dikonsumsi.

Tugas memastikan pangan yang dikonsumsi masyarakat aman, bukan hanya tugas Pemerintah, tetapi juga pelaku usaha dan masyarakat.” Imbuh Penny K Lukito.

Pada kesempatan yang sama, Suratmono, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM memaparkan dalam presentasinya. Tahun ini laporan total temuan, sebesar 28 Milyar (23 M dari temuan gudang dan importir, sisanya retail).  Temuan produk pangan olahan ilegal, rusak dan kedaluwarsa, tersebar di seluruh Indonesia.

Untuk pangan olahan kedaluwarsa, banyak di temukan di Yogyakarta, Samarinda, Manokwari, Padang dan Mamuju. Produk pangan olahan ilegal, banyak ditemukan di Ambon, Makassar, Surabaya, Batam dan Medan. Produk Pangan olahan rusak, banyak ditemukan di Yogyakarta, Bandung, Makassar, Serang dan Mamuju.

salah satu cara yang mudah memilih pangan yang aman adalah CekKLIK,” Jelas Suratmono.

Apa itu CekKLIK? Adalah Cek
(K)emasan : pastikan kemasan produk dalam kondisi baik, tidak berlubang, sobek, karatan, penyok dan lain sebagainya.
(L)abel : Baca informasi produk yang tertera pada label dengan cermat.
(I)zin Edar : Pastikan memiliki Izin edar dari Badan POM. Izin edar dapat dichek melalui aplikasi android Cek BPOM.
(K)edaluwarsa : Pastikan tidak melebihi masa Kedaluawarsa.
Ingat CekKLIK -dokpri

Terkait parcel, tren yang sedang terjadi adalah parcel non pangan – parcel pangan jumlahnya mengalami penurunan.
Biasanya parcel berupa peralatan rumah tangga seperti porselen” Ujar Suratmono.

Konsumen juga musti mencari parcel bernilai, jangan mengejar barang yang murah tapi merusak kesehatan,” tutup Adi S Lukman.

BPOM RI menyediakan layanan aduan konsumen, melalui Hallo BPOM : 1500533 , website; www.bpom.go.id , Medsos (FB ; Bpom RI , Twitter ; BPOM_RI , Instagram : bom_ri ). Bagi konsumen Jakarta, ada contact BBPOM DKI Jakarta 021- 843 04071 atau 021 – 843 04070.

8 komentar:

  1. Konsumen harus cerda nih memilih olahan pangan di musim menjelang lebaran gini.BPOM pasti nindak tegas bagi produsen "nakal" yang menjual barang tidak layak konsumsi.

    BalasHapus
  2. ahh penting banget nih postingan, apalagi menjelang lebaran kayak gini ya mas di mana ada bbrp pelanggaran ditemukan. yes, wajib banget cekklik nih...

    BalasHapus
  3. Saya semakin paham, mengenai apa saja yang harus diperhatikan dalam memilih makanan yang dibeli, karena selama ini saya termasuk yang kurang detail memperhatikannya.

    BalasHapus
  4. Terima kasih kepada BPOM RI sudah melakukan pengawasan intensif terkait dengan pangan aman Lebaran. Keberhasilan ini juga tentunya harus didukung penuh oleh masyarakt sebagai konsumen. Cara mendukungnya yah kita harus menjadi konsumen yang cerdas, lebih teliti lagi, dan harus berani bersuara ketika menemukan panganan yang tidak layak.

    Toh tujuannya kan untuk kebaikan bersama, memastikan setiap pangan yang akan dikonsumsi pada saat lebaran semua aman untuk tubuh. Benar begitu?

    Salam Inspirasi,
    Sesuapnasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Patut kita dukung dan apresiasi untuk BPOM RI

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA