8 Sep 2021

Berbagi Kebahagiaan ala JNE dan Deklarasi Hari Bahagia Bersama

"Pakeeeet”

Hayo ngaku, siapapun dijamin bahagia mendengar teriakan kurir.

Sebagai pelanggan JNE, saya seperti pelanggan lain pada umumnya. Selain menerima tentunya pernah mengirim paket, dan tak urung rasa lega mengiringi.

Ketika paket yang ditunggu-tunggu tiba, atau paket yang dikirim telah sampai ke penerima dengan selamat.

Rekam jejak  kebahagiaan yang terkait dengan JNE, saya yakin dialami banyak pengguna jasa pengiriman terkemuka ini.

Mengingat tahun ini, JNE memasuki usia ke 31 tahun. Dan menyoal kebiasaan berbagi kebahagiaan, sudah diusung sejak tagline JNE “Connecting Happines” dicanangkan.

Maka sekaligus memperingati hari jadinya, pada 7 September 2021 JNE mendeklarasikan “Hari BahagiaBersama”.

Bersamaan dengan deklarasi tersebut, diluncurkan buku berjudul “Bahagia Bersama”.

Meski hadir secara virtual, saya beruntung bisa turut serta merayakan kebahagiaan.

Melalui zoom di layar smartphone, saya merasakan kebahagiaan yang disebar dari Studio Markplus.Inc, EightyEight @Kasablanka, Jalan Raya Casablanca no.88, Menteng Dalam Jakarta Selatan.

Banyak inspirasi saya petik dari narsum yang hadir, yaitu M. Feriadi Soeprapto selaku Presiden Direktur JNE, Maman Suherman Penulis dan Penggiat Literasi, Muhammad “MICE” Misrad kartunis, Andy F. Noya, Melanie Subono, serta Ivan Gunawan.

Menurut M. Feriadi Soeprapto, Presiden Direktur JNE, bahwa dalam menjalankan bisnis, JNE memiliki tagline “Connecting Happiness” yang berarti mengantarkan kebahagiaan. Maknanya sangat luas, sehingga jika bicara tentang JNE, maka bukan hanya tentang pengiriman paket, namun dalam berbagai aspek kehidupan.  

Sementara itu Maman Suherman merasa mendapat kehormatan, diberi kepercayaan sebagai penulis buku Bahagia Bersama.  

Buku yang diyakini, akan menularkan prinsip serta nilai-nilai berbagi. Kemudian diharapkan membawa perubahan pembacanya, menjadi lebih baik lagi bagi individu maupun masyarakat luas. 

Berbagi agar dapat bahagia bersama perlu dilakukan sebanyak mungkin oleh tiap orang, tidak hanya dalam keadaan lapang tapi juga bahkan dalam kondisi sempit”, ujar penggiat literasi yang akrab disapa Kang Maman.

Menyimak pemaparan Kang Maman, saya sangat menyepakati dan menggaris bawahi kalimat “berbagi tidak hanya dalam keadaan lapang tetapi bahkan dalam kondisi sempit”.

Ya, ujian berbagi justru datang saat kita sedang dalam keadaan sempit. Pada kondisi tak mengenakkan, niscaya terjadi tarik ulur ego untuk mementingkan diri sendiri – kebetulan saya pernah di posisi demikian.

Kehadiran buku Bahagia Bersama semakin keren, dengan sentuhan ilustrasi dari kartunis Muhammad Misrad yang akrab disapa Mice.

Melalui sambungan video jarak jauh (dari Sulawesi Selatan), Mice menyampaikan, bahwa keterlibatannya dalam penyusunan buku Bahagia Bersama ibarat sebuah challenge yang sangat asyik.

Prinsip berbagi agar semua bisa bahagia bersama harus disampaikan secara berbeda sehingga pesan bisa diterima oleh semua kalangan dan semua umur, bahkan anak-anak jelas Mice. 


Kang Maman maupun Mice, adalah pribadi yang gemar berbagi. Kang Maman memelopori berbagi seribu buku setiap tiga bulan. Sementara Mice turut dalam kegiatan lelang lukisan, yang hasilnya untuk amal.

Ada yang luar biasa, untuk pengiriman seribu buku sampai ke daerah pelosok disupport JNE. Apabila membayar ongkos pengiriman, bisa sampai sepuluh juta sekali kirim.

Ya, sebagai perusahaan logistik terkemuka,  JNE sendiri tidak terlepas dari kisah nyata tentang berbagi yang kemudian membawa perubahan besar.

Prinsip berbagi telah dijalankan oleh JNE sejak didirikan lebih dari 3 dekade lalu, tepatnya pada 26 November 1990.

Tak kalah inspiratif, narsum Melani Subono dengan Rumah Melani-nya. Gerakan sosial yang didirikan 16 tahun lalu ini, sampai turun jalan menemui penerima manfaat.

Terlebih saat pandemi berlangsung, mulai dari biaya kontrakan, nasi kotak, keperluan berobat dan sebagainya coba dibantu.

Bahwa berbagi tak musti menunggu berpunya dipegang Melani, karena dua bungkus mie instanpun sebenarnya bisa menyelamatkan perut satu keluarga hari itu.

Menurut Melani masalah berbagi, bukan kaya atau tidak tetapi mau (berbagi) atau tidak itu saja. 

Senada dengan Ivan Gunawan, yang memulai berbagi dari orang yang berada di lingkaran terdekat.

Saat butiknya sepi tidak melakukan pemutusan hubungan kerja, kemudian supirnya yang pintar membuat Baso Aci juga difasilitasi. 

Akhirnya tercetuslah Baso Aci Mak Igun, yang kini telah berkembang dan akan segera membangun masjid.

Sementara itu narsum Andy F. Noya, melalui Yayasan Benih Baik Indonesia telah banyak menebarkan kebaikan. Saya sering mengikuti melalui acara Kick Andy, yang menghadirkan sosok inspiratif.

“Bahagia Bersama” adalah hasil yang dituju dari prinsip Berbagi, Memberi dan Menyantuni yang selama ini JNE jalankan” imbuh M. Feriadi.

-----

O’ya, dalam rangkaian Hari Bahagia Bersama, JNE menyelenggarakan berbagai program antara lain kuis “The Unsung Hero” melalui akun resmi intagram JNE_ID.

Kuis ini mengajak nitizen untuk menceritakan hal baik yang pernah dialami dan pemenang yang terpilih akan mendapatkan e-wallet dengan total hadiah 10 juta rupiah.

Sedangkan buku “Bahagia Bersama” bisa dibeli secara offline di toko buku Gramedia dan juga secara online melalui website gramedia.com serta toko resmi JNE di Tokopedia dan Shopee.

Berbagai program menarik terkait buku Bahagia Bersama pun dapat diikuti semua orang melalui akun resmi sosial media JNE.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA