23 Mar 2021

Berbagi Itu Melembutkan Hati

 

Saya percaya bahwa punya tetangga yang baik itu rejeki. Pasalnya tetangga adalah orang yang dekat, setiap saat kita bertemu dan berinteraksi. Saya suka sedih, kalau melihat orang tidak akur dengan tetangga.

Berbaik-baik dengan tetangga sebenarnya simpel, cukup dengan senyum dan sapa agar tidak kaku. Sesekali berbagi makanan, atau kalau bepergian jangan lupa dibawakan oleh-oleh. Saya merasa bersyukur dan beruntung, dianugerahi tetangga yang guyub dan menyenangkan.

Kebaikan tetangga tampak dari awal kami pindah, sedang bersih-bersih rumah setelah serah terima dengan pemilik lama. Tiba-tiba ART tetangga rumah depan datang, membawa nampan di atasnya berjajar tiga mug berisi teh hangat. Nyeeeees di benak ini.

Kebaikan berbalas, ketika di rumah sedang banyak stock buah-buahan. Istri membagi-bagikan untuk tetangga kana- kiri. Keesokan hari, anak dari salah satu tetangga dangan mengantarkan makanan.

Pun ketika ada tetangga yang terpapar virus Covid-19, kami tak mau tinggal diam. Mengirim bahan makanan untuk beberapa hari ke depan, sebagai bentuk perhatian dan empati. Kami mengirim beberapa kali, mengingat masa isolasi mandiri nyaris satu bulan.

Berbagi Itu Melembutkan Hati

Teman-teman, makanan yang kami (sesama tetangga) antar tidak selalu makanan bergengsi dan mahal. Seperti beef teriyaki atau chicken teriyaki, ikan gurame atau kakap di sambal bumbu bali. Pernah semangkok mie ayam atau dimsum, sepiring nasi goreng dengan telor ceplok atau beberapa potong bakpao hangat. 

Saya ketika anak minta dibelikan makanan burger, maka sekalian membeli dua atau tiga untuk anak tetangga. Taua kalau balik dari pulang kampung, membawakan makanan khas seperti rengginang, ketan uli, rangin atau sambal kacang.

Dari sisi harga bisa diperkirakan nilainya, tidak terlalu mahal tapi sudah pantas. Tetapi saya merasakan dampaknya, betapa tempak kebahagiaan di paras tetangga. Dengan menerima buah tangan, dan si pemberi tak merasa diberatkan membeli barang mahal.

Pemberian yang ketulusan atau tanpa pamrih, akan terasa di hati penerimanya. Bisa teridentifikasi melalui bahasa tubuh, atau melalui ucapan tak mengenakkan dari si pemberi. Kebiasaan saling memberi sangat baik, maka jangan sungkan untuk diteruskan.

Kebaikan yang dilanggengkan akan melembutkan hati.  Dan percayalah, semesta punya cara untuk membalas insan yang menjalankan kebaikan. Ya, berbagi itu melembutkan hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA