21 Feb 2019

Diet Itu Perjuangan Tidak Sekedar Diucapkan

papasemar.com

Siapapun, pasti mau banget punya berat badan ideal dong. Lingkar pinggang yang pas, otot tubuh tidak gembyor dan perut tidak buncit.
Pakai baju apa saja cocok, tidak sulit mencari ukuran. Kalau berpose di foto, tidak lagi perlu lagi menahan nafas menutupi buncit di perut —hehe.

Tapi kenyataan bicara lain, keinginan tidak sejalan dengan tindakan. Pola makan sehat tidak dijaga, gaya hidup asal-asalan diterapkan.
Makan aneka gorengan menjadi hoby, asupan manis manis disikat habis. Badan jarang diajak bergerak, olah raga rutin tidak dilakukan.

Rasa lapar tidak lagi di perut, tapi pindah ke hidung, mata, lidah dan seterusnya. Padahal lambung masih penuh isi, masih tergoda ketika ada asupan lain, misalnya..

Lapar mata --  Melihat hijau dari cendol, putihnya santan, kecokelatan warna gula, dua bola mata ini langsung tergoda untuk mengambil dan menyantap, padahal sedang tidak haus.
Lapang Hidung-- “SENGGG” tiba- tiba indra penciuman menangkap aroma harum makanan. Langkah kaki berbelok arah, mencari sumber wewangian dan menikmatinya, padahal satu dua jam baru selesai makan.
Lapar Lidah -- Maksud hati sekedar incip makanan baru, ketika ujung lidah mencecap rasa nikmat. akhirnya sekalian satu piring dihabiskan. Dan lain sebagainya, silakan teruskan sendiri.

Sementara niat membuang lemak, sekedar niat yang terucap di ujung mulut, laku dan kebiasaan sama sekali tidak dirubah.
Agar menjadi kenyataan, niat memang membutuhkan tekad, dan tekad membutuhkan usaha tak mudah menyerah, pun demi berat badan ideal.

-00o00-

Terkadang manusia, butuh satu moment menjadi titik balik. Satu kondisi, untuk memperkuat tekad, mengalahkan segala keengganan.
Dan saya, beruntung pernah mendapati moment tersebut. ketika badan kesakitan, tidak bisa bangkit dari tempat tidur.

Ketika periksa ke dokter, saya mengikuti serangkaian prosedur, seperti sesi konsultasi, di USG, disuntik dan bertemu agli nutrisi.

Bagaimana hasilnya?
Kalimat dokter perihal potensi “pelemakan hati” yang akan terjadi, terus terngiang dan lekat dibenak, begitu susah dihilangkan.
Keputusan tidak boleh ditunda-tunda, adalah merubah gaya hidup dan menerapkan pola konsumsi makanan sehat.

Sesi konsultasi dengan ahli nutrisi, seperti mengantarkan saya menemukan pencerahan, tentang pola makan dan gaya hidup sehat.
Pikiran ini langsung terbuka, tentang makanan jahat dan asupan ramah bagi badan. Mengatur konsumsi makanan, agar tidak menimbun dan dibuang dalam bentuk kotoran.

“Saya musti berubah”, bisik benak ini membulat.
menjadi fruitaholic - dokpri


Kunci utama di mindset -- Pusat kinerja manusia adalah otak. Manusia ditasbihkan sebagai makhluk mulia, karena memiliki akal pikiran untuk mengelola ego.
Otak yang sudah disetting, akan mempengaruhi tindakan, otak yang diisi informasi pembangkit semangat, maka semua kendala akan diterjang.

Olah raga pagi, akan menjadi pekerjaan berat bagi pemalas. Udara yang sedang dingin di luaran, lebih enak kalau mendekap selimut tebal.
Menahan mengonsumsi makanan kesukaan, butuh perjuangan berat melawan diri sendiri. Cake dengan lumeran cokelat di atasnya, membuat orang tergoda memasukan lammbung.

Tapi kalau kita berpikir tentang “BIG GOAL”, maka kendala apapaun akan dijabani. Kesehatan lebih utama, dibandingkan hanya menikmati kesenangan sesaat.  Berpikir jauh kedepan, akan melunturkan beban yang terlihat berat.

Selektif terhadap makanan memang tidak mudah, bahwa asupan akan mempengaruhi yang terjadi pada kondisi badan.
Beraktivitas fisik memang perlu perjuangan, mengusir enggan ketika udara masih dngin, justru itu semua untuk kebaikan diri.


Diet adalah merubah pikiran, guna mempengaruhi sikap seseorang. Memilih makanan dan kegiatan yang tepat, akan mempengaruhi kondisi menguntungkan tubuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA