3 Jul 2018

Seleksi Remaja Berbakat dalam 'Allianz Junior Football Camp 2018'

Ki-Ka : Jacksen F Tiago, Weshly Hutagalung (moderator) Peter van Zyl, Karin Zulkarnaen, Vennard Hutabarat , dalam Press Confrence Allianz Junior Football Camp 2018 -dokpri

Beberapa hari belakangan, laman medsos saya penuh dengan status tentang Piala Dunia. Kekalahan dan kemenangan team jagoan, lebih mengemuka dibanding status tentang Pilkada. Alhasil ‘perang status’ politik berhasil diredam, suasana beranda media sosial terasa lebih adem.
Semua karena bola, perpecahan itu kembali terekatkan. Kekalahan Cagub jagoan di Pilkada, sedikit terlupakan setelah menyaksikan pertandingan.

Bola adalah bahasa universal,” Ujar Peter van Zyl, Presiden Direktur Allianz Utama Indonesia, dalam acara Pressconf Allianz Junior Football Camp (AJFC) 2018.

Apa itu AJFC ? Baca sampai tuntas ya..

-00o00-

Setiap orang, pasti pernah bersentuhan dengan bola dalam hidupnya. Betapa potensi bermain bola, sebenarnya dimiliki setiap orang. Tinggal keputusan orang tersebut, apakah ingin menekuni menjadi profesi, atau memilih bidang lain untuk dijalani.

Sedikit perusahaan, peduli dengan dunia sepak bola. Dari sedikit yang peduli, lebih sedikit lagi yang peduli dengan pelatih sepak bola usia dini. Padahal di usia dini, sebagai masa emas memupuk kemampuan bermain bola. PT. Asuransi Allianz Utama Indonesia, satu diantara perusahaan yang concern pada olah raga sepak bola dan pelatih usia dini.

Dalam acara Pressconf AJFC 2018, saya mendapat banyak insight tentang event keren ini. Temu jurnalis dan Blogger digelar di bilangan Jakarta Selatan, mengabarkan perihal kesempatan pada semua remaja Indonesia. Tanpa pandang status sosial dan ekonomi, para remaja berbakat sangat bisa meraih peluang di AJFC 2018.

Allianz Junior Fotball Camp 2018, adalah sebuah program untuk mendukung remaja Indonesia mewujudkan mimpi di bidang sepak bola. Remaja berbakat terpilih, mendapat pengalaman tidak terlupakan. Yaitu dilatih secara profesional, melalui Camp yang diadakan di Munich –Jerman dan Bangkok- Thailand.

ACJF juga menanamkan nilai-nilai sportivitas dan kompetisi sehat kepada para remaja dan usia dini, yang diharapkan dapat menjadi bekal mereka ketika menghadapi persaingan di dunia olahraga proffesional,” tambah Peter van Zyl

Menurut mantan pesepak bola Jacksen F Tiago , sepak bola tidak selesai pada satu titik yaitu berlatih fisik. Tapi pada setiap diri pemain, dituntut menguasai tehnik, taktik dan psikologi. Dari sebelas pemain, satu orang sebagai kiper, sepuluh lain tersebar di lapangan. Sedang bola dibawa hanya satu orang (bergantian), tugas sembilan orang lainnya tidak kalah penting, yaitu menciptakan peluang.

Bagaimana menciptakan situasi sulit pada lawan,” tegas Jacksen
  
Masih menurut Jacksen, hal penting dalam setiap permainan sepak bola, adalah bagaimana belajar menjadi bagian dari sebuah team. Bahwa setiap orang punya kemampuan, tapi dari kemampuan tersebut musti dikontribusikan untuk mendukung team.

Hadir pada kesempatan yang sama, legenda futsal Indonesia , Vennard Hutabarat. Menurut Vennard, kunci sukses permainan bola adalah respect kepada semua teman di lapangan. Apapun bentuk kemenangan yang diterima, jangan terlalu berlebihan mengekspresikan. Berempati pada team yang kalah juga perlu, karena pada satu saat bisa saja team yang menang merasakan kekalahan.

Ada yang berbeda di AJFC 2018 dibanding gelaran sebelumnya, yaitu pemilihan #PahlawanSepakBola. Program ini dipersembahkan khusus, bagi pelatih pemain sepak bola usia dini. Program #PahlawanSepakBola, memberi kesempatan dan apresiasi berupa lisensi pelatih profesional.
Telah dipilih sepuluh Pahlawan Sepak Bola, mereka diseleksi melalui cerita inspiratif yang dinominasikan oleh masyarakat. Menurut Karin Zulkarnaen, Head of Market Management Allianz Indonesia, nominator #PahlawanSepakBola diajukan oleh peserta didik, keluarga, kerabat, tetangga, kolega dan lain sebagainya.

Pahlawan Sepak Bola, memiliki passion luar biasa terhadap sepak bola, spirit pantang menyerah meski banyak keterbatasan,” jelas Karin Zulkarnaen.
Pahlawan Sepak Bola (Jaket hitam) bersama Jeckson, Karin dan Peter -dokpri

Sosok –sosok inilah yang diharapkan menjadi pendukung utama, guna lahirnya bintang-bintang di lapangan. Melalui sesi coach to coach di AJFC 2018, sebagai sarana sharing banyak hal tentang dunia bola. Pelatih tidak boleh merasa latihan saja cukup, tapi musti mengembangkan diri, karena pengetahuan terus berkembang.

Sebagai pemilik saham di Bayern Munchen, Allianz menyelenggarakan AJFC, dari tahun 2012. Kala itu terdaftar ribuan peserta, disaring menjadi dua peserta terpilih diberangkatkan ke Munchin Camp. Semakin bertambah tahun penyelenggaraan AJFC, respon dan antusiast peserta ternyata semakin meningkat.
Atas masukan dari berbagai pihak, tahun 2014 dibuka Camp Camp Asia (kala itu di Bali). Sehingga peluang peserta AJFC terpilih, semakin bertambah – tidak hanya dua orang tapi bisa lebih.
profil sembilan peserta terpilih AJFC 2018 - sumber ajfc.allianz.co.id

AJFC 2018 menjadi tahun ketujuh pelaksanaan AJFC, tercatat 2,386 peserta mendaftar secara online. Kemudian disaring menjadi 405 peserta, mengikuti seleksi fisik di Jakarta dan Medan. (Pendaftaran terbuka untuk semua daerah, seleksi fisik memilih dua kota ditentukan). Pada tahap akhir, dipilih 9 remaja (5 Jakarta dan 4 Medan) mengikuti vote. Periode vote sampai tanggal 8 Juli, hasil vote diumumukan pad 9 Juli 2018.

Dua remaja dengan vote tertinggi, dikirim ke Munich Camp di Jerman, pada tanggal 27-31 Agustus 2018. Sedang tujuh remaja lainnya dikirim ke Bangkok Camp, pada tanggal 16 -19 Juli 2018. Profil sembilan remaja berbakat, bisa anda lihat di wesite dan silakan vote di https://ajfc.allianz.co.id/vote

2 komentar:

  1. bangga dengan anak Indonesia yang berprestasi kaya gini. Dan salut sama Allianz yang udah peduli dengan generasi muda Indonesia.

    BalasHapus
  2. yang kayak gini-gini nih mesti didukung

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA