25 Sep 2023

Pengelolaan Sampah Berbasis Teknologi Ala Siti Salamah


Persoalan sampah di negeri ini, rasanya tidak akan pernah selesai. Karena soal sampah, lazimnya berbanding lurus dengan pergerakan jumlah penduduk. Semakin besar angka kelahiran, maka produksi sampah juga meningkat.

Sehingga musti selalu ada terobosan atau inovasi baru, agar masalah sampah bisa diatasi. Memang tidak bisa 100% beres, tetapi setidaknya ada solusi pengelolaan sampah sesuai kebutuhan. Untuk hal tersebut  dibutuhkan penggerak, yang notabene voulenter – alias tidak dibayar. 

Pribadi penggerak itu, salah satunya adalah Siti Salamah. Perempuan yang akrab disapa Siti ini, sebagai penggagas Waste Solution Hub, yang dirintis sejak pertengahan 2019. Kegiatan inovasi sosial ini, berfokus pada pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular di daerah urban.

Uniknya gerakan Waste Solution Hub, sebenarnya dimulai tidak langsung ke masalah sampah. Tetapi berangkat dari keprihatinan, mendapati anak pemulung abai di bidang pendidikan,

------

Kita tidak bisa menutup mata, bahwa masalah pendidikan masih ada di negeri kita tercinta. Meski sudah diinisiasi aneka program oleh Pemerintah, yang bertujuan untuk memudahkan akses pendidikan yang merata bagi seluruh masyarakat.

Nyatanya realisasi di lapangan berbeda, aneka program pendidikan (sebagian) tidak tepat sasaran. Ibarat jauh api dari panggang, karena ulah oknum di dunia pendidikan. Pun anak-anak pemulung, juga mengalami kesulitan mendapatkan akses pendidikan secara normal. 

Melihat kondisi demikian, Siti, penerima Apresiasi 12th SATU Indonesia Awards 2021, kategori kelompok, merasa prihatin dan tidak mau tinggal diam. Maka terpantiklah semangat, memperjuangkan hak pendidikan bagi anak pemulung.

Bahwa masalah anak pemulung di dunia pendidikan, musti segera diputus rantai. Agar tidak berlarut-larut, dan anak-anak pemulung bisa keluar dari lingkaran kemiskinan.

Pengelolaan Sampah Berbasis Teknologi ala Siti Salamah


"Awalnya bukan tentang masalah sampah, tapi masuknya karena kekhawatiran saya terhadap anak pemulung yang di jalanan dan tidak belajar," kata Siti.

Siti segera bergerak, mencari cara untuk ketercukupan pandidikan bagi anak pemulung. Sejak tahun 2015 sepulang bekerja, Siti selalu masuk kawasan pemukiman pemulung di Tangerang Selatan. Keprihatinan semakin bertambah, melihat tempat belajar yang terbengkalai tidak dimanfaatkan warga.

Siti mulai mencari dan mengajak komunitas, untuk bergerak membantu anak- anak pemulung. Gayungpun bersambut dari teman-teman di Komunitas, yang bersedia menjadi sukarelawan untuk mengajar di kampung pemulung. 

Awalnya fokus pada pendidikan agama, kemudian seiring berjalannya waktu berkembang. Siti dan teman-teman komunitas, mulai mengajar pelajaran yang lebih formal. Dan kegiatan inilah, yang kemudian menjadi cikal bakal Rumah Pohon.

Selain mengajar anak-anak pemulung, Siti bersama team memberi pembinaan ibu pemulung agar mandiri. Pada 2018 mulailah didirikan Waste Solution Hub (atau WasteHub), yaitu penyedia solusi pengolahan sampah terintegrasi.

------


Data Kementrian Dalam Negeri, tahun 2021 Jakarta menghasilkan volume sampah 8.000 ton/ hari. Indonesia juga penyumbang sampah platik laut, terbanyak kedua di dunia. Upaya mengatasi sampah, musti dilakukan oleh banyak pihak.

Termasuk dilakukan Siti dan team.

WasteHub memberi kesempatan pemulung binaan, mendapatkan binaan dan pekerjaan dengan penghasilan yang lebih baik. Model kelola WasteHub adalah memotong proses, agar harga sampah tidak ‘disunat’ terlalu banyak.

Model yang sebelumnya berjalan, dari rumah àpemulung à lapak à tempat besar à pengepul. Harga diperolah pemulung Rp 2 ribu/kg, sedangkan diindustri besar sampai Rp.5 ribu/kg. Model baru itu memotong proses, sehingga pemulung mendapat margin 2 kali lipat.

Solusi yang ditawarkan Siti dan team cukup efektif, membawa pendapatan pemulung di Jurang Mangu Tangsel meningkat.

Ya, solusi pengelolaan sampah terintegrasi, mengantarkan Siti Salamah sebagai penerima apresiasi 12th SATU Indonesia Awards tingkat nasonal, ketegori kelompok mewakili lima bidang sekaligus. Yaitu bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan dan Teknologi.

WasteHub menggunakan sistem pendekatan sistem teknologi terintegrasi, dengan melibatkan multipihak. Pengelolaan sampah event dan cluster perumahan, dengan proses end-to-end. Kemudian melakukan pelatihan intensif, konsultasi menghilangkan risiko proyek lesswaste bahkan zerowaste.

Dan berkat ketekunan Siti dan team, WasteHub mengedukasi lebih dari 23.000 pengunjung dengan menangani lebih dari 10 proyek, dengan lebih dari 60 relawan. WasteHub mengelola 2.400 kg sampah, memberdayakan 1.200 pemulung, dan mendistribusikan 3.066 paket sembako untuk pemulung.

Tercatat telah merangkul 10.000 mitra pemulung, meningkatkan 100% pendapatan pemulung, menghasilkan 1000 produk daur ulang, mengembangkan 10 area pusat daur ulang dan menargetkan 1000 ton sampah/hari.

Semangat Siti Salamah dan team melalu Waste Solution Hub, rupanya sejalan dengan Sustainable Develppment Goals Indonesia. Sehingga mengantarkan dirinya, layak menerima penghargaan SATU Indonesia Awards 2022.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA