24 Nov 2022

Satu Dekade Kampus Bisnis Umar Usman Berkomitmen Melahirkan Muslimpreneur Handal

 

Saya sudah familiar, dengan Kampus Bisnis Umar Usman sejak beberapa tahun lalu. Ketika itu berkesempatan datang di acara Dompet Dhuafa, yang diadakan di Kampus Umar Usman Jati Padang Jakarta Selatan.

Tak terasa sepuluh tahun, Kampus Umar Usman berdiri, telah melahirkan ratusan muslimpreneur handal. Para alumni telah meniti jalan perjuangan, menjadi pribadi mandiri dan berdaya bagi masyarakat di sekitarnya.

Menebarkan kemanfaatan di bumi Alloh, menumbuhkan semangat wirausaha di manapun berada. Ibarat pepatah, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.

------

Membaca data dirilis Kementrian Perindustrian tahun 2021, bahwa jumlah pengusaha Indonesia saat ini di angka 9,7 juta dari total populasi penduduk Indonesia (jumlah penduduk Indonesia 273 juta jiwa). Secara prosentase, jumlah pengusaha setara dengan 3,55%, artinya melebihi angka minimal pengusaha di negara berkembang ( yaitu 2%).

Meski demikian, kalau dibandingkan dengan negara lain di Asia, Indonesia tetaplah jauh tertinggal. Prosentase jumlah pengusaha di Singapura di angka 8,7%, Jepang 10%, Malaysia 6%.

Menjadi tugas kita semua umat muslim, menambah prosentase jumlah pengusaha di negeri tercinta. Atau meningkatkan kualitas pengusaha, agar memiliki jiwa survival yang tinggi. Mengingat tantangan menjadi pengusaha, tidaklah ringan, pelakunya musti terus meng-upgrade diri.

Demikian setidaknya, pengalaman yang dibagikan pengusaha muslim sekelas Mas Mono (owner Ayam bakar Mas Mono) dan Jamil Azzani (founder Kubik), di peringatan sepuluh tahun Sekolah Bisnis Umar Usman.

Dan kalau mau dikerucutkan lagi, dari seluruh pengusaha di Indonesia. Yang masuk daftar 10 orang terkaya di Indonesia, hanya satu  nama pengusaha muslim (yaitu Chairul Tanjung). Sementara Indonesia adalah negara dengan jumlah muslim terbesar (80-90 % muslim).

Kalau mau disetarakan, seharusnya 8-9 orang terkaya di Indonesia adalah pengusaha muslim. Fakta yang ada, sudah seharusnya melecut semangat kaum muslim.  Berproses menjadi pengusaha tangguh, karena demikian fitrah yang musti kita junjung.

Sekolah Bisnis Umar Usman, penyelenggara pendidikan profesional, focus melahirkan pengusaha muslim (muslimpreneur). Selama sepuluh tahun, mengambil peran penting, bagi peningkatan jumlah muslimpreneur di Indonesia.

Program yang diusung bukan program penuh teori, adalah one year program. Peserta didik mendapat praktik, pembelajaran, dan pembekalan yang aplikatif dan komprehensif untuk menjadi muslimpreneur.

Maka saya tidak terlalu kaget, ketika Mas Mono terpilih sebagai dosen favorit mahasiswa. Beliau telah puluhan tahun, malang melintang sebagai pengusaha ayam bakar, membagikan ilmu lapangan yang telah dialami.

Mas Mono telah merasakan jatuh bangun dalam bisnisnya, menyatakan bahwa kegagalan sudah menjadi teman sejati para pengusaha. Tetapi justru dari gagal tersebut, memberi banyak pelajaran, serta membangun mental. Sekaligus mengajari sikap hati-hati, serta penuh perhitungan sebelum mengambil keputusan.

Satu Dekade Kampus Bisnis Umar Usman Berkomitmen Melahirkan Muslimpreneur Handal

Lily Zulaeha, Direktur Kampus Bisnis Umar Usman, menyampaikan, bahwa Indonesia sedang menuju puncak bonus demografi pada 2030. Masa di mana, jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan usia non produktif. Maka generasi muda, sangat perlu untuk mengambil peran.

Umar Usman sebagai lembaga pendidikan non formal yang berfocus melahirkan pengusaha yang berkarakter, mengambil peran sebagai wadah para pemuda untuk berproses menjadi seorang pengusaha,” ujar perempuan yang akrab disapa Mis Ly

Ippo Santosa, selaku inisiator dan founder Umar Usman, mengajak umat muslim untuk menjadi pengusaha. Rasulullah Muhammad SAW, sedari belia telah dilingkupi lingkungan entrepreneur. Beliau diajari berdagang sejak sembilan tahun, oleh pamannya (Abu Thalib) yang juga pedagang.

Kemudian semasa muda Rasul menjadi pedagang yang jujur, dan menikah dengan istri yang seorang saudagar. Sungguh, Islam begitu erat hubungannya dengan dunia entrepreneurship. Kita pengikut Baginda Nabi, musti menjadi pribadi mandiri dan tangguh di perniagaan.

Jamil Azzaini, menambahkan perlunya mengubah mindset pelaku bisnis. Dari money oriented menjadi meaning (benefit) oriented. Melangkah di dunia bisnis, musti menyertakan alasan yang rasional, memiliki hubungan emosional (ada yang diperjuangkan), dan mindset spiritual (bekerja untuk ibadah).

Selanjutnya, Jamil yang juga seorang motivator, mengajak orang berkarya dengan tujuan menuntaskan misinya di dunia—menebarkan kemanfaatan. Setalah menjadi pribadi hebat, kemudian menghebatkan orang lain. Dan setiap bahwa dalam setiap closing, musti menjadikan orang yang berhubungan dengan kita menjadi empowering.

Satu dekade Sekolah Bisnis Umar Usman semakin lengkap, dengan pemaparan Affan Arisga. Alumni Umar Usman yang sedang giat membangun brand ‘Munim’, minuman kekinian unik yang dikemas dengan unik.

Bahwa dari sekolah Bisnis Umar Usman, intuisi dan daya juang membangun bisnis terbentuk. Kini brand Munim telah dilirik investor, pada tahun 2023 telah disiapkan 300 cabang kemitraan. Materi praktek di Umar Usman yang dikedepankan, membuat peserta didik merasakan ruh berwirausaha.

Selamat satu dekade Sekolah Bisnis Umar Usman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA