Home

26 Feb 2019

Peringatan Tragedi Pembantaian di Khojaly Azerbaijan

PIN Justice for Khojaly -dokpri

Akhir February 1992 -- Salju tebal menyelimuti tanah Khojaly, musim dingin tengah berlangsung, membuat wilayah Sabuk Kaukasus menggigil beku.
Kota Khojaly adalah wilayah kecil Karabakh, menjadi daerah sengketa antara Armenia dan Azerbaijan.

Mendekati hari terakhir bulan dua, detik demi detik berjalan lambat di Khojaly terasa begitu mencekam.
Paruh musim dingin sejenak lagi pergi, tetapi Khojaly seolah disiapkan menjadi panggung pembantaian sangat mengerikan.


Tragedi Khojaly dipicu konflik Nagorno – Karabakh, orang Azerbaijan menjadi korban pembersihan etnik, memakan banyak korban dan pengungsian dalam kelompok besar.
Konflik berkelanjutan, meningkat menjadi perang skala penuh. Khojaly  terkepung dan luluh lantak menjadi puing-puing akibat serangan brutal.

Penduduk etnik Armenia, setelah memproklamasikan kemerdekaan Republik Nagorno Karabakh dari Azerbaijan pada 10 Desember 1991,.
Namun kedaulatan negara belum diakui secara internasional, secara de jure masih dianggap bagian dari Azerbaijan.

Rabu malam, 26 Februari 1992—  Konflik Armenia dengan Azerbaijan meledak, di Khojaly kota kecil bersahaja berpenduduk 3 ribu jiwa.
Suara putaran kipas raksasa helikopter meraung-raung, terbang merendah hendak merapat di hamparan tanah lapang  bermenara menjulang di tengahnya.


kolase form IG Azerbaijan.Indonesia

Perlahan Heli menyentuh tanah, makin lama putaran kipas raksasa melambat dan pintu terbuka sejurus  turun team evakuasi.
Dalam kondisi gelap, cahaya lampu dari truk-truk berukuran besar menerobos, sementara di kejauhan sedang meluncurkan letusan dari moncong tank.

Ratusan penduduk muslim, terdiri dari orang tua, anak-anak, perempuan berumpun etnik Azeri (Azerbaijan) dibantai secara brutal.
Pelaku pembantaian tidak beradab dan tidak berperikemanusiaan itu, adalah tentara militer Armenia.

Hujan bom secara merata, menghabisi penduduk yang menyelamatkan diri ke hutan dan tempat dianggap aman.
Penyerangan tanpa pandang bulu, membunuh dan melukai warga sipil, menghancurkan rumah, fasilitas umum dan benda lain semestinya bukan sasaran militer yang syah.

Kota berjarak 270 KM sebelah barat Baku (ibukota Azerbaijan), malam itu berubah menjadi kota paling kelabu terdampak konflik.
Tercatat korban –data dari pemerintah Arzerbaijan— total berjumlah 613 warga sipil, terdiri dari 106 perempuan dan 83 anak-anak, 56 orang terbunuh secara sadis

Sementara 1.275 penduduk tidak bersalah, disandera dan mendapat siksaan dalam kurun waktu tiga tahun pertama konflik ini.
Pembantaian dilakukan pasukan bersenjata Armenia, didukung bekas resimen 366 Soviet– tampaknya tidak berdasarkan perintah komando.

Hanya sebagian kecil penduduk yang tersisa masih bertahan di Khojaly, sebagian etnik Azeri memilih mengungsi ke Azerbaijan.
Kolase IG Azerbaijan Indonesia

Penyerbuan yang hanya semalam, ternyata menggoreskan duka berkepanjangan, menjadi kisah tragis tidak terlupakan.
Ya, malam mencekam itu, menjadi malam pembantaian paling biadab, tidak akan pernah terlupakan dalam sejarah kelam Azerbaijan.

Setalah masa berganti, tragedi pembantaian Khojaly seolah terlupakan begitu saja, padahal dewan HAM Internasional memutuskan Armenia melakukan kejahatan kemanusiaan.

Bangkitlah Khojaly Tidak Sendiri

“ diriwayatkan dari Ibnu Umar, belia berkata ; “Rasulullah bersabda : Seorang muslim itu adalah saudara muslim yang lain. Oleh sebab itu, jangan mendzalimi dan meremehkannya dan jangan pula menyakitinya.” (HR. Ahmad Bukhori dan Muslim).

8 Mei 2008, Kampanye kesadaran Internasional – untuk tragedi Khojaly--, diprakarsai oleh Leyla Aliyeva, koordinator Pusat Forum Konfrensi Pemuda Islam untuk Dialog dan Kerjasama.
Sebuah forum yang mengusung motto, “Keadilan untuk Khojali, Kemerdekaan untuk Karabakh” gencar melakukan aneka kegiatan.

Kampanye digecarkan, guna membangkitkan kepedulian masyarakat dunia akan tragedi kemanusiaan.
Dengan cara menyebar foto, gambar fakta penderitaan konflik Karabakh dan pembantaian di Khojaly agar menjadi wacana global.
Leyla Aliyeva - vestnikkavkaza.net

Menyuarakan penderitaan korban kepada pemerintah, organisasi international, seluruh stakeholder di semua tingkat.
Hingga mengubah, adanya aksi penyangkalan berkepanjangan di Armenia, serta aksi diam komunitas International atas pembantaian di Khojaly.

Tindak lanjut Kampanye kesadaran Internasional untuk tragedi Khojaly, bisa diketahui melalui website www.justiceforkhojaly.org

26 February 2018, ruang utama masjid Istiqlal terasa khusyu dalam doa, dipimpin Ustad Yusuf Mansyur berdiri bersebelahan dengan Mr. Ruslan Nasibov, Counseller/ Deputi Chief of Mission Embassy of the Republic of Azerbaijan. ( Artikel )

Permohonan syahdu dilangitkan, disahut “Amin” seluruh jamaah yang hadir, membuat getaran sakral menelusup dada ditangkap Malaikat diteruskan ke angkasa.
Saya yakin, bahwa semakin banyak orang alim mengaminkan, maka kekuatan doa sanggup akan menembus langit dan makbul.
Justice fir Khojaly di Masjid Istiqlal Jakarta - dokpri

Peringatan tragedi kemanusiaan Khojaly, diadakan Kedutaan Besar Republik Azerbaijan di Indonesia di Masjid kebanggaan Istiqlal Jakarta.
Doa dipanjatkan agar kejadian serupa tidak terulang di muka bumi, sekaligus menuntut hukuman bagi penjahat perang untuk mendapat balasan setimpal.

Sesama muslim itu bersaudara, memohonkan ampunan bagi saudara muslim baik yang kenal maupun tidak, baik yang masih hidup maupun telah wafat.
Untuk saudaraku kaum muslim di Khojaly, semoga rahmat dan keselamatan tercurahkan kepada kalian—Aminn.

25 February 2019, Ruangan apung Perpustakaan Universitas Indonesia, menjadi tempat diperingati 27 tahun tragedi Khojaly.
Saya yakin tidak ada tujuan untuk membangkitkan trauma, tetapi menjadi sebagai sebuah ikhtiar untuk mengambil hikmah.

Seminar International, kerjasama kantor Kedutaan Besar Azerbaijan dan Universitas Indonesia, mengetengahkan tema ‘Hummanity : In Search of Justice for Peaceful Coexsistence.”
Dihadari peserta ragam latar belakang, tidak hanya Mahasiswa UI, ada juga Mahasiswa Universitas Sahid , ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia) dan tentunya Blogger serta Media.

Rakyat Azerbaijan tidak akan pernah melupakan tragedi Khojaly, generasi muda perlu diingatkan akan tergedi kemanusiaan ini.
Maka peringatan setiap tahun dilakukan, baik di Azerbaijan atau diaspora sebagai bentuk kesadaran bahwa kedamaian dunia adalah hak semua bangsa.
Foto Session Mr Ruslan dan Blogger - dokpri

Seminar dimoderatori, Fuad Gani selaku Kepala Perpustakaan Universitas Indonesia dan Mr Ruslan Nasibov dari Kedutaan Azerbaijan sebagai pemateri.
Kegiatan seminar di UI, sebagai bukti bahwa Khojaly – Azerbaijan tidak sendiri, banyak pihak mensupport keadilan untuk Khojaly.

Saya yakin kelak waktu akan berpihak, keadilan tegak di tanah Khojaly sebagai tonggak kebangkitan kedamaian dunia demi kemanusiaan . – Justice For Khojaly- 

4 komentar:

  1. Thanks for sharing your info. I truly appreciate
    your efforts and I will be waiting for your next write ups thanks
    once again.

    BalasHapus
  2. I really like reading an article that will make
    people think. Also, thank you for permitting me to comment!

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA