Tampilkan postingan dengan label Nutricia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nutricia. Tampilkan semua postingan

3 Feb 2019

Berat Badan Ideal, Tanda Tumbuh Kembang Anak Optimal


Ilustrasi -dokpri


Siapa yang bisa menjawab, peringatan Hari Gizi setiap tanggal berapa ? Sssst, saya sendiri juga baru tau, kalau jawabannya adalah tanggal 25 Januari - hehehe.
Kita semua musti jujur, bahwa gaung hari gizi  belum terlalu santer terdengar, perayaannya tidak sesemarak (misalnya) Hari Kartini, Hari Ibu, (apalagi) Hari Kasih Sayang.

Padahal masalah gizi adalah masalah krusial buat kelangsungan semua orang, apabila tidak segera ditangani berdampak jangka panjang.
Nutricia Sarihusada, mengajak semua pihak aware masalah gizi, termasuk blogger yang menjadi corong di linimasa media sosial.

24 Agu 2017

Edukasi ‘Indonesia Merdeka Diare’ Persembahan Nutricia Sarihusada Untuk Bangsa

Nutricia Sarihusada #IndonesiaMerdekaDiare -dokpri
“Siapa anaknya tidak pernah terkena diare?”
Pertanyaan pembawa acara terlontar, ketika membuka acara press confrence Nutricia Sarihusada, dalam rangka kampanye edukasi ‘Indonesia Merdeka Diare.’
Sontak tidak ada satupun telapak tangan terangkat, karena buah hatinya pernah terkena diare. Saya ayah dengan dua anak, memiliki buah hati yang pernah terserang diare. Bahkan untuk anak pertama sempat panik, gara gara diare membuat badan si anak lemas. Semua asupan yang masuk lambung, setelah melewati tenggorokan beberapa saat  berselang langsung dimuntahkan.
Karena  masih sangat awam, sambil panik kami membawa anak ke dokter, kemudian diberi resep dan sembuh. Sejak peristiwa memilukan itu, si ayah dan ibu muda mendapat pencerahan perihal diare.
Mungkin anda sepakat dengan saya, diare adalah satu penyakit yang umum diderita oleh anak. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, menyatakan 1 dari 7 anak Indonesia pernah mengalami diare dengan frekwensi 2 – 6 kali setahun.
Tak dipungkiri beberapa orang tua menganggap, diare adalah masalah yang bisa diatasi sendiri.  Langkah awal cukup diberi minuman oralit buatan sendiri, yaitu campuran gula dan garam yang dilarutkan dalam air. Atau kalau mau jalan praktis, tinggal membeli larutan oralit di apotek.
Kalau diare masih berkelanjutan, sebaiknya anak segera mendapat penanganan khusus. Membiarkan diare berlama lama, akan mempengaruhi tumbuh kembang anak terutama pada berat badan.
Melihat fenomena yang terjadi, bertepatan dengan bulan Agustus Nutricia Sarihusada menggelar kampanye ‘Indonesia Merdeka Diare’.
Sudah familiar Nutricia Sarihusada kan.
PT. Nutricia Indonesia Sejahtera (Nutricia) dan PT Sarihusada Generasi Mahardika (Sarihusada), kemudian disebut Nutricia Sarihusada, berkomitmen untuk memastikan tingkat kehidupan yang lebih baik untuk generasi sekarang dan masa mendatang.
Bekerjasama dengan ibu, dokter serta praktisi kesehatan, memberikan edukasi, dukungan konselling program pengembangan anak yang berfocus pada stimulasi kesehatan fisik dan pengembangan karakter untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan generasi penerus di Indonesia.
dokumentasi - Nutricia Sarihusada
-0o0-
Acara  press confrence digelar di Kembang Gula Restauran tepatnya di kawasan Jakarta pusat, jurnalist dan blogger diundang menjadi saksi.
Suasana restoran disulap serba merah dan putih, menggambarkan semangat hidup sehat dan merdeka dari Diare. Mulai dari meja regristasi, meja kursi, semua ornamen di sudut ruangan sampai panggung utama terasa meriah.
Ibu Nablila Chairunissa, selaku Brand Manager Digestive Care dalam sambutannya menyampaikan,”Nutricia Sarihusada melalui kampanye ‘Indonesia Merdeka Diare’ adalah langkah nyata komitmen perusahaan terhadap nutrisi untuk bangsa agar anak Indonesia dapat menjadi anak generasi maju. Kami berharao melalui kampanye edukasi ini akan membuat banyak ibu yang semakin mengerti penangangan tepat diare pada anak.”
Apa sih penyebab umum diare?
Adalah infeksi usus disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit. Sementara untuk penyebab diare terbanyak adalah Rotavirus sekaligus intoleransi laktosa, dialami oleh 30% anak Indonesia. Pada diare Roctavirus, terjadi kerusakan pada jonjot usus, hal ini menyebabkan produksi beberapa enzim jonjot yang berfungsi untuk  pencernaan nutrisi akan berkurang.
Enzim yang dimaksud adalah enzim laktase, emzim yang berguna untuk mencerna gula alami atau laktosa terdapat pada susu. Laktosa yang tidak tercerna, akhirnya tidak terserap dan menyebabkan diare semakin berat, kembung dan tinja berbau asam.
Nah, kondisi inilah yang disebut intoleransi laktosa.
Hadir DR. Dr. Ariani Dewi Widodo Sp. A(K), sebagai narasumber dalam presentasinya menyampaikan, “ Apabila anak tidak mau makan dan minum, orang tua perlu mengusahakan asupan bernutrisi yang mudah dicerna oleh anak. ASI dan cairan dehidrasi oral adalah yang paling utama selain tambahan zinc. Asupan nutrisi yang baik dapat mempercepat pemulihan fungsi usus normal, termasuk kemampuan untuk mencerna dan menyerap makanan yang masuk, serta memberikan energi untuk mempercepat proses pemulihan.”
Beberapa tips untuk ibu dalam mengatasi diare pada anak
  • Tetaplah memberikan ASI, bagaimanapun ASI adalah asupan terbaik
  • Berilah larutan oralit untuk mencegah dehridasi
  • Kalau diafe belum mereda segera konsultasi ke tenaga medis
  • Jangan lupa menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan
  • Berilah nutrisi bebas laktosa dengan rekomandi dokter
Ibu memegang peranan penting untuk kesehatan buah hati, maka sudah semestinya ibu paham pedoman mengatasi diare. Pengetahuan ibu yang memadai, memungkinkan ibu dapat memberi penanganan saat anak mengalami diare. Kampanye ‘Indonesia Merdeka Diare’ dari Nutricia Sarihusada, bisa menjadi sarana membuka pengetahuan tentang diara