26 Feb 2024

Manfaat Pohon Trembesi untuk Penghijauan Lingkungan

 


Saya masih ingat, awal kepindahan keluarga kecil kami. Dari rumah kontrakan, ke rumah yang dengan susah payah dan kerja keras-- akhirnya bisa kami beli.

Sebuah rumah lama di komplek perumahan lama (dibangun tahun 80-an), sungguh kami syukuri karena kami tidak perlu bayar sewa bulanan atau tahunan lagi.

Kondisi rumah kala itu cukup miris, pagar besi karatan dengan cat mengelupas di sana-sini. Ubin ruang tengah banyak yang lepas, dapur dan kamar mandi jauh dari kata layak – makanya kami dapat harga sangat miring. 

Siang hari, udara di teras dan di dalam rumah panas bukan kepalang. Saya coba menganalisa penyebabnya, ternyata di seputar rumah minim tanaman.

Akhirnya istri menanam tumbuhan, menyesuaikan ketersediaan lahan. Karena rumah kami full bangunan, maka tanaman dalam pot menjadi jalan keluar.

Ember hitam berukuran sedang, dijadikan pot ditanam pohon palem. Kemudian ada beberapa pot kecil gantung, berjajar dan ditanami tanaman hias jenis perdu.

Memang tidak seketika, rumah menjadi sejuk karena tanaman. Butuh beberapa bulan, pohon membesar dan kami bisa merasakan manfaat.

Ketelatenan Istri menyirami pagi dan sore berbuah hasil, pohon tumbuh subuh dan terbukti efektif mengurangi panas.

Pada tahun ketiga kami tinggal, pohon palem dalam pot yang diletakkan di depan rumah meninggi, tanaman hias di pot gantung tumbuh dan terpelihara.

Sangat penting memulai gerakan penghijauan, dari skala yang paling kecil yaitu di rumah sendiri. Karena sesuatu yang besar, awalnya dari hal yang paling kecil dan sederhana.

Sekilas Pohon Trembesi

Keluarga kecil kami tinggal di daerah Tangerang Selatan, dari rumah hanya perlu beberapa menit (dengan motor) mencapai kawasan Bintaro.

Saya sangat menikmati berkegiatan di daerah ternama ini, karena udara segar berlimpah di kawasan ini. Pepohonan tumbuh dengan suburnya, jenis tanaman dipilih menyesuaikan kebutuhan.


 

Tampak beberapa (dari banyak) pohon trembesi ditanam, hingga tumbuh dan membesar di daerah ini. Keberadaannya tidak terlalu menonjol, dari sisi manfaat unntuk lingkungan  tidak perlu diragukan.

Satu pohon trembesi, sanggup menyerap CO2 (karbon) sebanyak 28,5 ton/tahun, sehingga mampu mereduksi polusi lebih baik.

Sementara daunnya, sangat sensitif terhadap cahaya, secara bersamaan mampu menutup ketika cuaca sedang mendung, sehingga hujan dapat menyentuh tanah di bawah pohon.

Pada saat terjadi hujan deras, trembesi punya daya serap air yang baik, mampu mencegah air meninggi di atas permukaan tanah atau banjir.

Sementara pada musim panas, trembesi beralih fungsi sebagai pencegah terjadinya erosi (karena dapat memperlambat laju air hujan yang jatuh ke tanah.

Pohon trembesi relatif cepat tumbuh, kandungan 78% nitrogen di udara membuat trembesi mampu bertahan di daerah marginal.

Bahkan trembesi dapat bertahan hidup, pada tanah dengan tingkat keasaman tinggi dan kering (apalagi kalau ditanam di daerah subur)

Dalam satu tahun (setelah ditanam) tingginya bisa mencapai satu setengah meter, sampai sepuluh tahun pohon trembesi mencapai 15 hingga 20 meter (dengan bentangan tajuk 25 – 30 meter).

-Saya jadi ingat, saat masih duduk di bangku sekolah atas di kota kecil di kampung. Di satu sudut halaman sekolah kami tumbuh pohon trembesi, saking rindangnya kerap kami jadikan tempat berteduh saat istirahat-.

Akar trembesi bisa digunakan, sebagai tambahan obat pencegah kanker. Ekstrak daun trembesi, membantu menghambat pertumbuhan Mikrobakterium tuberculosis (penyebab sakit perut).

Sementara buah trembesi, meski ukurannya kecil (sebesar toge) bisa dinikmati untuk seru-seruan pada saat santai.

Dulu, ibu saya kerap mengolah buah trembesi (disangrai dengan wajan tanah). Buah trembesi yang dibalut kulit cangkang keras, kalau sudah matang ditandai kulit yang pecah.

Daging buah trembesi berwarna cokelat kehitaman, rasanya unik untuk dinikmati sambil ngobrol atau iseng, biasanya tahu-tahu habis satu wadah kecil.

***

Gerakan penghijauan adalah tugas kita semua, sebagai individu bisa dimulai dari hal paling kecil dan mudah yaitu di sekitar rumah.

Sementara untuk skala lebih besar (taman kota, hutan kota, hutan, lahan gundul dsb), perlu sinergi dari seluruh pemangku kepentingan.

“Djarum Trees For Life” adalah program yang dicanangkan tahun 2010, sebagai wujud Bakti Lingkungan Djarum Foundation.

Gerakan penanaman pohon trembesi dilakukan program ini, menyasar sepanjang Pantai Utara Jawa Tengah, sekaligus mengajak siapapun untuk sadar lingkungan.

Sebagai permulaan, telah ditanam 4.114 pohon trembesi sepanjang jalur Semarang- Kudus, diperkirakan dapat menyerap karbon hingga 117.249 ton per tahun.

Penghijauan dilanjutkan, di sepanjang jalur Semarang- Bawen- Lingkar Ambarawa- Magelang- Lingkar Yogyakarta- Solo- Boyolali- Salatiga.

Saya membayangkan, bagaimana teduhnya suasana mudik lebaran beberapa tahun mendatang. Jalur pantura yang identik panas dan gersang, disulap menjadi hijau dan menyegarkan.

Mengenal sedikit saja pohon trembesi, saya jadi mengetahui alasan Emha Ainun Nadjib (atau Cak Nun) mengutip pohon trembesi dalam satu bait puisinya.

Lihatlah gadis yang berjalan sendiri di pinggi sungai.

Lihatlah rambutnya yang panjang dan gaunnya yang kuning bernyanyi bersama angin

Cerah matanya seperti matahari seperti pohon-pohon trembesi.

Wahai, cobalah tebak kemana langkah perginya.

(Diambil dari pusi berjudul “Gadis dan Sungai”, karya Cak Nun, dari buku “Sesobek Buku Harian Indonesia”)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA