21 Mei 2019

Yuk, Kendalikan Tekanan Darah dengan CERDIK !

dokumentasi pribadi


Kalau bicara hipertensi, saya merinding duluan. Pasalnya, tiga tahun silam waktu masih obesitas, saya terdiagnosa penyakit tidak menular (PTM) jenis ini.
Saya masih ingat kejadian menjelang sore, keluar dari ruangan dokter dengan perasaan was-was, namun menumbuhkan tekad baru.

Ya, sejak hari itu, saya move on dari kebiasaan lama. Sebelumnya suka konsumsi gula (dalam bentuk apapun), gemar ngemil gorengan dan malas bergerak.
Akhirnya saya merubah semua kebiasaan buruk, tiga bulan pertama adalah masa-masa penuh perjuangan, karena musti membiasakan diri.

Setelah satu tahun, saya terbiasa dengan kebiasaan baru, perlahan tapi pasti perubahan tersebut menjadi gaya hidup.

Setiap hal baik butuh komitmen dan konsistensi, saya merasakan hal tersebut, berat badan ini naik turun seperti yoyo, meski tidak sampai obesitas seperti sedia kala.

-------

Penyakit Hipertensi menempati peringkat atas, untuk penyakit yang menghabiskan biaya cukup tinggi (anggaran BPJS menempatkan urutan ketiga)
Seseorang bisa dikategorikan Hipertensi, apabila tekanan darah ≥ 140 / 80 mg/dl, bahkan orang dengan tekanan darah 130/90 mg/dl sudah masuk hipertensi.

Seiring perkembangan jaman, orang dengan Hipertensi mengalami peningkatan, data Riskesdas 2013 menunjukan 25% dan pada 2018 naik menjadi 34%.
Menurut, dr Lusiani, SpPD, K.KV, FINASIM dari Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia, penyebab hipertensi adalah kurang kesadaran dan pengetahuan.
dr. Lusiani- dokpri


Beberapa hal sebagai Faktor Resiko Hipertensi ;
  • Usia  : semakin bertambah usia, resiko hipertensi meningkat (usia 45 th ke atas, resiko dua kali lipat)
  • Genetik ; orangtua dengan hipertensi, membuka peluang anaknya terkena, tetapi faktor genetik tidak memegang peranan (tapi berkontribusi pada faktor resiko)
  • Pola makan : orang yang gemar asupan tinggi garam, fast food/ junk food, makanan kaleng, dalam jangka waktu lama beresiko hipertensi
  • Obesitas ; orang gemar konsumsi berlebih dan malas bergerak menyebabkan obesitas, beresiko hipertensi
  • Ativitas berkurang ; akibat jarang bergerak, beresiko obesitas (seperti penjelasan di atas)
  • Konsumsi alkohol ; Semua jenis alkohol beresiko
  • Merokok ; resiko perokok tetap ada
  • Tinkat stres tinggi : stres pekerjaan dan emosional tinggi, menyebabkan tensi hipertensi semakin tinggi (anekdot jangan gampang marah, nanti bisa hipertensi mungkin ada benarnya).

Hipertensi terdiri dari dua jenis ;
Hipertensi Primer/ esensial : tekanan darah tinggi tanpa penyebab medis yang jelas.
Hipertensi Sekunder ; Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal, artero, jantung atau sistem endoktrin menyebabkan 5 – 10% kasus lain.

Semua orang dewasa (di atas 18 tahun), sebaiknya memeriksa tekanan darah. Jangan lupa kenali gejala khas Hipertensi ; Sakit kepala, kepala pusing seperti berputar, disertai nyeri dada, penglihatan kunang-kunang, mudah lelah dan sebagainya.

Know your number- penting, kita harus tahu tensi kita sendiri,” ujar dr Luciana
Kalau tensi darah optimal, pemeriksaan darah diulang 5 th sekali, kalau tensi naik turun pemeriksaan diulang 3 th sekali, pada hipertensi 140/90 diperiksa rutin setiap tahun.

----

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak menular,  Kementrian Kesehatan, dr. Cut Putri Arianie, MH.Kes, dalam rangka hari Hipertensi sedunia 2019, mengajak setiap individu perhatian terhadap faktor penyebab Hipertensi.

Saat ini, kita berada pada tiga masa tansisi, yaitu :
  • Demografi ; usia harapan hidup semakin panjang (wanita 71,2 tahun, laki 68 th), sehingga potensi terkena PTM tinggi
  • Teknologi : Ayo siapa suka pesan ojek online, pesan makanan via online, belanja via online, nyaris semua keperluan bisa diselesaikan dari layar smartphone. Dampaknya, kita kurang beraktivitas fisik sehingga faktor resiko bertambah.
  • Budaya : kebiasaan merokok, konsumsi asupan tinggi garam dan gula, sementara asupan kaya serat (sayur dan buah) sangat kurang.


know your number- mari mengukur tekanan darah,” dr Cut mengulang ajakan narsum sebelumnya.

Pada kelompok beresiko PTM, sekali terkena maka musti minum obat sepanjang usia. Setelah tahu bahwa seseorang punya faktor resiko PTM, sebaiknya berupaya keluar dari faktor resiko.
Tugas kita semua (yang sehat), bagaimana mendorong orang di sekitar kita merubah perilaku.

Kemenkes, gencar memberi edukasi masyarakat, dengan pemberdayaan upaya kesehatan berbasis masyarakat (Posbindu, Poslansia)
Mengajak masyarakat mendeteksi dini/ screening, mengukur tensi di luar fasilitas kesehatan, penanganan kasus, mengobati penderita melalui faskes

Pemerintah bekerjasama dengan Pemda, menerapkan kawasan bebas rokok, seperti tempat belajar mengajar, tempat ibadah, faskes, fasum, angkutan umum, tempat bermain anak.
Menjadikan pengobatan hipertensi dalam Standart pelayanan minimal, nanti menjadi raport bupati walikota (sudah masuk Permendagri 100 tahun 2018).

“Hipertensi the silent killer, datangnya senyap diajak pergi juga mendadak,” jelas dr Cut.
Data menunjukkan, dari 10 orang di indonesa, 7 diantaranya tidak tahu kalau dirinya terkena PTM, dari tiga diantara yang tahu hanya 1 berobat teratur”
dr Tunggul dan dr Cut -dokpri

------

Blogger kesehatan, pasti sudah aware dengan CERDIK pastinya.
Ketua Himpunan Hipertensi Indonesia, Dr. Tunggul Situmorang, SpPD-KGH, FINASIM, mengajak masyarakat mempraktekkan CERDIK.
Menurut Dr Tunggul, penyakit hipertensi adalah biang dari semua kerusakan organ tubuh yang mempunyai pembuluh darah,

Hipertensi musti dikendalikan sebelum mengendalikan kita, karena hipertensi adalah penyebab utama kematian. Hipertensi sebagai salah satu penyakit, berperan menuntun penderiita mengakhiri hidup (9,4 juta kematian setiap tahun).

Gerakan rutin mengontrol tekanan darah, sebagai upaya pencegahan dan langkah untuk mengurangi biaya berobat. Perhimpunan hipertensi Indoensia, secara rutin mengadakan konsensus, didukung polical will pemerintah, seperti pengendalian tekanan darah.

Dan cara pengendalian tekanan darah yang sudah cukup kita kenal adalah CERDIK.
Cek tekanan darah
Enyahkan asap rokok
Rajin beraktivitas fisik
Istirahat cukup
Kelola Stres


Tenakan darah yang bisa dikendalikan, membantu mengurangi resiko stroke 40%, gagal jantung lebih 50%.
Pencegahan Hipertensi dengan CERDIK, dalam jangka waktu panjang akan memperpanjang usia harapan hidup.

Salam sehat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA