11 Jun 2015

Kaca Terbukti Ramah Lingkungan


Banner acara Glass Is Life (dokpri)
Saya yakin setiap rumah di Indonesia memiliki atau menyimpan, kemasan kaca dalam aneka wujud dan rupa. Mungkin bisa saja dalam bentuk botol, mangkok, piring, vas bunga, gelas, toples atau dalam bentuk lainnya. Kalau mau meluangkan waktu dan berpikir sejenak, ternyata  kaca memiliki banyak arti dari aneka sudut pandang. Dari sisi seni tentu jelas terlihat, kemasan kaca mampu tampil lebih cantik menawan. Bayangkan sebuah lampu hias di ruang tamu misalnya, kaca pipih bergelantung diukir sedemikian rupa. Saat malam hari tiba dan lampu dinyalakan, akan menghadirkan pesona di indera penglihatan. Tak dipungkiri ruangan menjelma nyaman, mempengaruhi penghuninya betah dan enggan beranjak. Kemudian bergeser melihat barang pecah belah di lemari hias, seketika menyulap ruangan memiliki daya tarik tersendiri. Perabot dengan ukiran timbul yang cantik, melebihkan nilai menjadi lebih dari sekedar sebuah perabot. Karena ada sentuhan dan ruh seni yang dituangkan, sehingga menghadirkan kesan lebih mendalam.
Pun ketika hendak melihat dari sudut pandang kesehatan, ternyata kaca lebih menjaga dan memelihara. Botol kaca mampu mempertahankan rasa dan aroma, dari minuman atau isi yang berada didalamnya. Sebuah jus buah yang dituang dalam botol kaca,  rasanya tak sanggup mengkontaminasi botol kaca sebagai wadahnya. Botol akan tetap bertahan netral tak terpengaruh, pun warna kemasan atau aroma juga tak akan berubah. Bisa dipraktekkan apabila kita usai minum jus, coba didekatkan ujung hidung pada mulut botol yang sudah dibersihkan. Maka ruang yang ada didalam botol bisa dipastikan, tak terpengaruh oleh isi yang sudah dituangkan.
Namun kenyataan terjadi tak bisa dipungkiri, ada kemasan lain ingin menggantikan peran kaca. Botol non kaca seolah berebut fungsi, meski tetap saja tak bisa sepenuhnya mengganti. Kemasan non kaca mungkin relatif praktis, namun tak bisa menyamai sifat sejati dari kaca. Pada kemasan botol plastik misalnya, cenderung meninggalkan aroma sesuai isi yang ada di dalamnya. Sebuah botol plastik bisa berubah bau jambu, setelah juice jambu dituang ke dalamnya. Ketika diganti dengan juice mangga misalnya, maka aroma jambu seperti masih tertinggal. Akibatnya rasa jus mangga yang ingin dinikmati, terpaksa bercampur dengan rasa jambu yang tertinggal.
*******
Ilustrasi (dokpri)
Sebuah acara blogger di tempat eksklusif saya hadiri, saat tiba pada sesi dinner kami berpindah tempat. Persis di sebelah ruangan tempat acara, sudah disiapkan aneka menu makan malam. Penataan perobot makan terkesan sangat menawan, membuat ruangan makan terasa menarik. Gelas bening panjang ditata berhimpitan, menampakkan isi air putih di dalamnya. Piring porselen bundar warna putih tulang, bertumpuk bersanding dengan mangkuk sayur warna senada. Cangkir bergagang mungil lengkap dengan cawan kecil, menjadi pelengkap kesempurnaan penampilan. Tak ada kemasan mendominasi selain kaca, prosesi santap malam pada acara istimewa. Betapa kaca mampu menempatkan diri, sebagai komponen terpenting dalam sebuah jamuan berkelas. 
Ka- Ki : Pak Jhonathan, Pak Erwin.P, Mrs Carin, Pak Welly (dokpri)
Glass Is Life™ sebuah komunitas dari sekelompok orang, memiliki komitmen agar kemasan kaca kembali banyak digunakan dalam kehidupan. Kemasan kaca sebagai material murni, sehat dan alami, adalah jenis kemasan yang lebih baik bagi makanan dan minuman yang dikemasnya. Tak dipungkiri selain lebih baik bagi manusia, ternyata lebih baik bagi lingkungan hidup. Pengalaman yang lebih dari satu abad, menjadikan The Glass Is Life™ cukup matang. Sanggup menampilkan kemasan kaca O-I,  yang dipercaya sebagai kemasan yang paling indah, ramah lingkungan dan inovatif. Produsen dari makanan atau minuman terkenal di dunia, memakai kemasan kaca O-I dari The Glass Is Life™.
Pun pada malam yang berkesan saya menjumpai, minuman tradisional dengan merk suwe ora jamu. Sengaja memakali botol kaca O-I, menjadi kemasan produk sehat ini agar lebih higenis. Pak Jhonatan owner dari Suwe Ora Jamu, memberi penjelasan khusus. Hanya botol kaca yang sanggup, menjaga jamunya sebagai minuman sehat tetap sehat sampai waktu yang ditentukan.
Sementara Erwin Pranata selaku founder Realfood, berujar bahwa trend penggunaan kaca mulai meningkat. Memang tak bisa dipungkiri akibat dari kemasan kaca, akan mempengaruhi harga produk yang dikemas. Namun efek yang dihasilkan pada kesehatan, melampaui dari sejumlah harga yang harus dibayar. Suwe Ora Jamu cukup bijak menyiasati masalah harga, dengan cara membeli kembali botol kaca yang sudah terpakai. Cara refil ini ditanggapi beragam konsumen, ada yang tidak mau mengembalikan botol untuk alasan dikoleksi.
Sementara Pak  Noor Wellingthon menegaskan satu hal penting, bahwa kaca terbukti ramah lingkungan. Dari kaca bisa didaur ulang ke kaca lagi, dengan cara dilembutkan kemudian bisa diproduksi lagi. Kaca termasuk bahan yang independent dan terlepas, dari jenis organik atau non organik. Karena kaca tidak bisa membusuk, pun pada kaca tidak terurai ketika dipendam dalam tanah. Mrs karin dari sebuah organisasi LSM, gencar memberdayakan tenaga kaum marginal untuk lebih perhatian terhadap kaca (baca kemasan kaca).
Acara Glass Is Life (dokpri)
Kaca yang bermula dari pasir diproses dengan teliti, melalui api dengan titik didih yang tinggi dan maksimal. Berubah menjadi cairan panas membara, kemudian siap di cetak aneka bentuk. Pada sebuah kemasan kaca mengandung banyak arti, baik dari sisi kesehatan pun dari sisi artistik. Kemasan kaca sanggup melindungi makanan minuman, sehingga rasa dan aromanya bisa bertahan. Pun kemasan kaca yang indah akan mempercantik ruangan, terasa sayang jika dibuang begitu saja. Dan kini pengetahuan saya bertambah, setelah menghadiri acara blogger bersama Glass Is Life. Betapa kaca terbukti ramah lingkungan, karena dijamin tak akan membusuk sampai kapanpun juga. (salam).

3 komentar:

  1. Andai saja waktu itu saya bisa menghadari ini, keren mas Han :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Acaranya dikemas serius dan santai Mbak Yuli.
      salam :)

      Hapus
  2. Salam dunia tanpa plastik dari makassar

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA