ki-ka : Tan
Yen Man, (Maketing Manager TOP White Coffe)- Abimana Aryasatya (Brand Ambassador Top WHite Coffe) Adi Taroe Pratjeka (Coffe Expert) Keysa
Moedjenan, (Creative Director Lotuz) -dokpri
Bagi sebagian orang, kopi tidak bisa lepas dalam
keseharian. Ada yang merasa kepala pusing, kalau lidah tidak bersentuhan dengan
rasa kopi terutama di pagi hari. Ada juga orang selalu setia, menjadikan kopi
teman bergadang. Konon kopi bisa menghilangkan kantuk, sekaligus menjadi
sahabat yang mengantarkan ide-ide "liar".
Pada acara Jakarta Fashion Week (JFW) 2017 di Senayan
City, TOP White Coffe hadir sebagai the official coffe. Saat perjalanan menuju
lokasi JFW, saya mencari korelasi Kopi dengan fashion. Bagaimana posisi TOP
White Coffe, sehingga menjadi bagian JFW 2017.
Saat acara Talkshow berlangsung, barulah rasa
penasaran itu terjawab dengan sendirinya.
Apa hubungan
Kopi dan Fashion?
TOP white Coffe mempertegas posisi Kopi, sebagai
atribut lifestyle dari kaum urban. Khusus JFW 2017 TOP White Coffe membuat tumbler eksklusif,
menemani model dan designer dalam menciptakan maha karya. TOP White Coffe
berkolaborasi dengan brand fashion Lotuz, untuk menampilkan peragaan busana di
JFW 2017.
Tan Yen Man,
selaku Maketing manager TOP White Coffe
menyampaikan "TOP Coffe hadir lebih kekinian dan menjawab kebutuhan pasar
dengan gaya hidup yang praktis dan semakin modern. Abimana Aryasatya didapuk
menjadi brand ambassador untuk mewakili kepribadian TOP White Coffe yang muda,
bersemangat dan menginspirasi orang lain."
Perlu diakui, Kopi memang sudah menjadi gaya hidup
kaum urban. Rasa dan aroma yang khas, membuat kopi cocok untuk segala suasana. Kopi tidak lagi hadir dengan air yang panas,
kini ada juga Kopi disajikan dengan air dingin.
Berdasarkan data dari LPEM UI tahun 2013, kopi
menjadi minuman kedua terbesar dikonsumsi orang Indonesia. Konsumsi kopi
domestik mencapai 1 kg/kapita/ tahun, sedang angka peminum kopi mengalami
pertummbuhan. Data dari ICO (International Coffe Organisation) menunjukkan,
peminum kopi di Indonesia naik > 8% daripada dunia 6%.
"Indikasi ini bisa dilihat, dari tren ngopi di
kedai mahal dan menikmati kemudahan kopi di rumah tinggal. Dulu, Kopi identik dengan minuman orang tua.
Sekarang jaman bergeser, Kopi bisa dinikmati anak-anak muda dan remaja. Kopi
sebagai minuman yang fun. Bukan lagi minuman orang tua yang serius. Bagi
peminum kopi pemula, tersedia pilihan Kopi dicampur gula dan creamer. Rasa
kopinya lebih halus dan manus, White Coffe bisa menjadi pilihan " Ucap Adi Taroe Pratjeka selaku Coffe Expert.
Abimana
Aryasatya selaku Brand Ambassador
mengamini, "Sebagai pekerja kreatif, sering menjadikan kopi sebagai teman
berpikir dan memunculkan ide-ide seru. Nyawa seperti belum "ngumpul"
kalau belum ngopi".
Mengapa
memilih TOP White Coffe?
"Citarasa TOP White Coffe otentik, meski minum
berkali-kali nggak bikin perut cranky" sambung Abimana."
Sesi Talkshow TOP White Coffe di Jakarta Fashion Week 2017 -dokpri
O'ya, dalam sepuluh tahun terakhir industri kopi semakin
bergairah. Produksi kopi olahan berkembang, menawarkan kopi yang praktis tanpa
kehilangan citarasa kopi ali. TOP White Coffe
menghadirkan citarasa khas white coffe sesungguhnya, dengan rasa kopi
yang tetap tasteful. Minum kopi lebih aman, tanpa menimbulkan rasa tidak nyaman
di perut.
Keysa
Moedjenan, Creative Director Lotuz,
akan menampilkan koleksi Summer 2017 di ajang JFW 2017. Persembahan pada
kolaborasi dengan TOP White Coffe, terinspirasi dari budaya Brasil yang festive
dan bold.
"Warna-warna rancangan saya ambil dari warna
alam kota Bahia Brazil, itu yang akan saya tampilkan pada peragaan busana di
JFW 2017. Saya percaya setiap orang memiliki personal style yang otentik. Nah, sifat keotentikan ini yang
dikembangkan menjadi karya yang menginspirasi" Ujar Keysa Moedjenan.
Suasana Talkshow TOP White Coffe di JFW 2017 -dokpri
Pada ajang bergengsi ini juga, Kesya merancang busana
yang akan diperagakan oleh Abimana Aryasatya. Bagi Kesya yang baru pertama
merancang busana pria, menganggap sebagai sebuah tantangan. TOP White Coffe
menginspirasi Kesya berani melangkah, mencoba hal baru dan keluar dari zona
nyaman.
Terus terang, dari sessi talkshow ini saya terbuka
pikiran. Bahwa inspirasi bisa digali kapan saja, apalagi ditemani TOP White
Coffe yang menjadi favorit. -salam-
Tanpa terasa empat belas tahun sudah, saya merantau
di ibukota. Kemudian ber-KTP di daerah penyangga ibukota, pada tahun ketiga setelah sempat
menjadi anak kost. Bersua dengan ibunya anak-anak, kini sudah berkeluarga dan menetap di
Tangsel.
Masih ingat awal kepindahan, sering kali saya nyasar
mencari alamat. Pekerjaan sebagai marketing, menuntut saya mendatangi kantor
konsumen setiap hari. Baru pada tahun kedua, saya lumayan hafal peta Jakarta.
Tak hanya jalan protokol, jalan alternatif dan jalan tikusnya cukup saya tahu.
Sesi Talkshow Softener So Klin di Jakarta Fashion Week -dokpri
Apa yang membuat penampilan seseorang menarik ?
Mungkin ada yang menjawab body yang proporsional,
terus kebersihan badan, bisa jadi aroma badan, atau pada kepintaran/
intelektual.
Tak ada yang salah dari serangkaian jawaban tersebut,
karena setiap orang memiliki padangan beragam. Pilihan setiap orang, bisa
dilatarbelakangi banyak hal pada setiap individu. Entah jenjang pendidikan,
lingkungan pergaulan, pekerjaan, hoby dan lain sebagainya.
Kalau mau jujur, secara umum kesan pertama yang
dilihat dari seseorang adalah penampilan fisik. Yang pasti, kali pertama
dilihat rupa atau paras wajah. Kemudian berlanjut, pada bagaimana cara
berpakaian atau berpenampilan. Setelah berbincang dan berhadapan dari jarak
dekat, barulah pada aroma tubuh atau aroma pakaian menjadi perhatian.
Selanjutnya berlanjut pada pembawaan diri, cara bertutur kata, cara bersikap
dan selanjutnya dan selanjutnya.
Hal yang lebih dalam dan detil, sifatnya lebih subyetif
dan personal. Selanjutnya tergantung pada keputusan individu, akankah
dilanjutkan atau dihentikan.
Nah, anda yang punya masalah dengan penampilan,
terutama dalam hal pakaian ada solusinya. Bisa dengan parfum disemprotkan pada
badan, atau bisa memakai pewangi pakaian. Mengenai pewangi pakaian, saya punya
kisah saat menghadiri acara Fashionista di Jakarta Fashion Week di Senayan City.
Anda pastinya sudah kenal, Softener So Klin produk
pewangi persembahan Wings.
Softener So Klin Twilight Sensation dari Wings Care,
menjadi fficial fabric softener di Jakarta Fashion Week (JFW) 2017. Sebagai
pelembut pakaian terkemuka, Softener So Klin memberikan panduan cara yang benar
untuk merawat kain melalui fabric clinic di Main Atrium Senayan City.
Nurul
Akriliyati, Dosen Bidang Fashion
Fabric Binus Northumbria School of Design (BNSD) dan ESMOD Jakarta
mengatakan "Diperlukan perlakuan khusus untuk setiap jenis kain yang
berbeda, dimulai dari proses pencucian agar kain tidak mudah rusak, tetap
lembut dan nyaman dipakai. Perawatan busana tergantung pada jenis serat kain
atau fibre yang digunakan."
Jenis fibre sendiri terbagi dua ;
Natural
Serat yang berasal dari alam, seperti serat nabati
yang berasal dari tanaman (Kapas, linen, ramie, kapuk, rosela, jute, sisal,
manila, coconut, daun atau sisal, sabut).
Serat yang berasal dari hewani, seperti wool, silk
atau sutera, cashmere, Ilama, Unta, Alpaca, Vicuna.
Man Made Fibre
;
Adalah artificial fibre (seperti viscoce atau rayon,
tencel, acetate) dan synthetics fibre (seperti polyester atau tetoron, acrylic,
nylon atau poliamida).
Dua jenis serat Natural dan Man Made Fibe, umum
digunakan pada pakaian dan rancangan desainer busana di Tanah Air.
Perlu pengetahuan lebih, bagaimana mencuci yang benar
dan sesuai dengan pemakaian bahan kain pada busana. Busana tidak boleh dicuci
menggunakan mesin cuci, namun manual dengan tangan. Penggunaan deterjend tidak
dianjurkan, karena mengandung zat senyawa akali yang dapat merusak serat dan
warna sutera akan cepat pudar.
(ki-ka) Julie Widyawati, Nurul Akriliyati dan Billy Tjong -dokpri
Julie
Widyawati selaku Marketing Manager
Softener So Klin mengatakan," Memenuhi kebutuhan tersebut, Softener So
Klin menghadirkan prosuk perawatan pakaian yang memenuhi kriteria. Yaitu
sebagai pelembut dan pewangi sekaligus, yang friendly dengan kain Sutera.
Softener So Klin memiliki wangi dan lembut, dapat meningkatkan mood dan
confidence seorang perempuan menjadi lebih baik dan lebih percaya diri untuk
menjalani hari-hari".
Perancang busana Billy Tjong, dipilih Softener So
Klin untuk bekerjasama. Softener So Klin Twilight Sensation, memiliki kesamaan
kepribadian dengan Billy. Yaitu glamor dan paling mengerti kain, serta sangat
perfect dalam berkreasi.
"Kemewahan berlian dan wangi bunga yang
diaplikasikan paa rancangan busana, memberi kesan glamor. Wangi dan kelembutan
bunga diperlihatkan pada siluet gaun feminim, lekuk bunga yang indah memberi
kesan seksi, lembut dan wangi. Warna ungu, hitam dan biru saya pilih untuk
mempertegas unsur misterius pada rancangan saya. Terimakasih kepada Softener So
Klin untuk inspirasinya, saya persiapkan MasterPiece khusus untuk So Klin
Twilight Sensation" Jelas Billy
Tjong.
Pakaian bisa menjadi representasi diri, sampai ada
pepatah jawa "ajining rogo soko busono" (Harga diri badan dari
pakaian). Bagi orang awam seperti saya, berpenampilan pantas memang sangat
diperlukan. Agar bisa nyaman di lingkungan pergaulan, dan yang pasti bisa
diterima orang lain. -salam-
Acara Press Screnning The Odd Couple dan Man With a Plan -dokpri
Anda penggemar
serial Friends ?
Pasti sudah kenal dong, dua nama beken "Matt
LeBlanc" dan "Matthew Perry". Dua aktor ternama, sama-sama memiliki
wajah rupawan dan acting menawan.
Kepiawaiannya berperan tak perlu disangsikan, terutama dalam menghidupkan
karakter jenaka. Kalau anda sudah kangen, keduanya akan hadir di layar kaca.
Dalam dua serial berbeda, tetap mengusung genre "Humor
Situasi". Meski berada judul, tetap dalam satu kanal yaitu RTL CBS
Entertainment.
One Belpark di Jl. Fatmawati no 1 Jakarta Selatan -dokpri
Weekend adalah
saat tepat menghabiskan waktu bersama keluarga, setelah lima hari berjibaku dengan
kesibukan pekerjaan. Selain krasan berdiam diri di rumah, tak ada salahnya
mencoba jalan-jalan ke pusat perbelanjaan. Mungkin anda mulai bosan, dengan shopping centre yang designya itu-itu
saja.
Bangunan bertingkat hingga enam lantai atau lebih,
kemudian tertutup oleh dinding dan atap kaca. Lokasinya di pusat kota, sehingga memakan
waktu tempuh yang lumayan lama.
Saya rekomendasikan nama "One Belpark",
Shopping Centre yang wajib dan kudu anda kunjungi !
Lokasinya cukup mudah dijangkau, dari perempatan
Fatmawati ambil arah Pondok Labu. Kalau anda keluar dari Pintu TOL Fatmawati, hanya
berjarak sekitar 1- 2 KM. Bagi anda yang tinggal di Jakarta Selatan, sangat
mudah mencapai lokasi ini.
Sabtu (24/9'16) saya berkesempatan, mengunjungi One
Belpark yang asri dan luas.
Kesan pertama saya, Unik, Luas dan Lega.
Bagiamana tidak unik, ornamen kayu begitu menonjol
memberi kesan organic. Bangunan berdiri di lahan yang luas, membuat perasaan
lega karena tidak sering berpapasan dengan tembok.
Komunitas Blogger yang hadir, berkumpul di Sambas Cafe
tepatnya di ground floor. O'ya, ada yang unik di Sambas. Cafe ini adalah asli
Indonesia, tempat kumpul dan nongkrong bagi
pecinta dan komunitas Motor Gede. Yang ada di One Belpark adalah tempat pertama
di Indonesia, belum ada di tempat lain. Ada dua pintu masuk menuju Sambas Cafe,
satu dari dalam Mall pintu lainnya dari pelataran One Belpark.
Ternyata pemilihan lokasi ada alasan, karena tersedia
lokasi parkir Moge dipelataran. Sehingga owner Moge tak perlu kerepotan, berjalan
dari tempat parkir ke cafe cepat dan mudah.
One Belpark Lifestyle Enclove, sebuah pusat gaya
hidup dengan konsep urban street style serta pusat pertemuan budaya pop urban.
One Belpark didirikan oleh PT. Harmas Jalasveva (HARMAS), sebuah perusahaan
pengembang properti swasta nasional. Bapak Shawn
Maruli, selaku Wakil Presiden
Direktur HARMAS, turut hadir pada acara Blogger Visit One Belpark.
"One Belpark artinya One beautiful Park, kami
mengembangkan lingkungan yang sudah padat dengan hunian, padat budaya, dan masyarakat
sudah berbaur dengan aneka lifestyle.
Visi One Belpark menciptakan sebuah
wadah atau spot culture, ingin
membangun sebuah budaya bukan hanya sekedar pusat perbelanjaan. Kami mengerti
kebutuhan kaum urban, yaitu suatu tempat yang memungkinkan bebas
mengekspresikan diri dan bersosialisasi. One Belpark terinspirasi dari semangat
kebebasan anak muda, terlihat dari design arsitektur bangunan serta tenant yang
dipilih untuk menyesuaikan dengan gaya hidup anak muda yang berani
mengekspresikan diri- seperti slogan One Belpark, Express Yourself!" Ujar Pak Swan pada awal acara
Agar lebih afdol dan merasakan sendiri suasana,
blogger diajak berkeliling di area One Belpark.
Persis di sebelah Sambas ada Maishathys, adalah
bakery dan distro dari Paris. Seperti halnya Sambas, Maishatys adalah one and
only alias satu-satunya di Indonesia hanya ada di One Belpark.
Seperti apa yang saya rasakan pada awal datang, material
kayu diterapkan memberi kesan organik dan tidak kaku. One Belpark sendiri
memiliki lima lantai, berdiri di atas lahan seluas 24.000 meter persegi.
Terdiri 98 ruang usaha, sebagian besar (27%) terisi tenant dari usaha food and
beverages.
Blogger Visit One Belpark -dokpri
Street Food Festival -dokpri
Perjalanan Bloggers dimulai, dengan menyusuri Hall
yang lapang di Ground Floor. Tepat di sisi kanan, berdiri panggung yang mulai
ramai dengan kegiatan. Posisi panggung ini, ada didepan pintu masuk Sambas
Cafe.
Sabtu ini, tampak adik-adik dari sekolah dasar siap dalam acara pentas seni dan budaya.
Beberapa anak perempuan berkostum khusus, siap mempersembahkan sebuah tarian.
Ada juga anak lelaki, berseragam karate putih dengan sleret hitam. Nanti
setelah acara bloggers selesai, saya melihat mereka mendemonstrasikan
jurus-jurus bak pendekar tongkat emas #Eh (hehehe).
O'ya pada
lantai ground, ada Starbuck Coffe (siapa ga kenal berarti ga gaul #tutupmuka),
Mokka Coffe Cabana, Rejuve, Esquires Coffe, dan Tamoya Udon. Khusus Tamoya Udon, ternyata hanya ada dua
gerai di jakarta (Pluit dan One Belpark). Beda dari udon biasanya, Tamoya Udon
tidak ada telor jadi hanya tepung dan air. Hasilnya tentu lebih healthy dijamin
enak rasanya, anda akan menikmati Udon
yang original dan autenthic.
Tenant di One Belpark -dokpri
Blogger Visit One Belpark -dokpri
Sampai saat ini sudah 65% tersewa, beberapa tenant
sedang fitgting out. Pada bulan oktober nanti, akan ada 7-8 unit segera dibuka.
Saat yang mendongak ke atas, ternyata tidak semua atap tertutup kaca. Sehingga udara bisa keluar masuk secara
langsung, tentunya cahaya alami bebas menerobos mall.
Bagiamana
kalau hujan?
Tak perlu kawatir banjir, karena ada saluran khusus
air yang dibuat pada lantai. Secara design dan arsitektur juga sudah
perhitungkan, tidak akan terjadi tampias. Ada juga lho, orang (termasuk saya
sih) suka dengan bau atau aroma air hujan. Apalagi air hujan yang bercampur bau
tanah, rasanya nyaman dan membuat tenang gitu.
Bayangkan, saat anda bersantap di satu tenant One
Belpark. Pada saat menikmati menu, tiba-tiba
rintik hujan turun. Waaw, makan sambil menikmati rintik hujan. Alamaakk, pasti
betah berlama-lama deh.
Beda di Mall yang atapnya tertutup penuh, kadang
pengunjung tidak tahu di luar sedang hujan. Pas selesai belanja atau
jalan-jalan, tahu-tahu hujan sudah berhenti.
Perjalanan Blogger selanjutnya, dengan lift menuju second floor. Inilah tempat
paling digemari anak-anak, Taraaa kami sampai di "The Amazing City". Sontak anak-anak berhamburan, naik kuda-kudaan
berputar dan bergembira. Anak saya penggemar gambar- gambar Barbie, memilih tidak
ikut bergabung bersama teman lainnya. Beberapa permainan, memasang gambar
karakter idola dengan warna pink kesukaan anak perempuan.
Masih di lantai dua, bagi pecinta bioskop ada Cinema
XXI & The Premiere. Kalau perut mulai lapar, bisa singgah di Eat & Eat.
Blogger berpindah ke lantai satu, ada Bon Chon
Cicken, Imperial Kitchen, Yong Tau Fu, Shiny Tea, Delico, Light N Easy. Satu
tempat cukup menyita perhatian saya, adalah tempat yang comfort Gramedia Kids.
Melihat sembari berjalan di balik kaca bening, tampak aneka kebutuhan anak-anak
tersedia. Pintu masuk didesign bak pelangi, warna-warni yang memikat hati
anak-anak. Sang petugas sigap, memberi balon untuk anak-anak dari bloggers.
Siapa tak kenal Farmers Market, kalau ga kenal berarti kurang gaul
lagi #Eh (hehe). Supermarket ternama ini, sudah buka di lower Ground One
Belpark. Masih ada tenant lainnya di lantai yang sama, The Nail Shop, MM Juice,
Samsung, Paperclip, Dwidaya Tour, Warung Arisan, Warung Talaga, Bebe Pasta,
Itsumo, Bread Talk, Share Tea dan masih banyak lainnya. Segera akan menyusul di
lantai yang sama, Zap Clinic, Happy Dental, Zoom &Watch.
Foto Session - dok. Facebook Ani Berta
Tapi ada yang menarik perhatian saya, yaitu Street Food
Festival yang menyediakan jajanan pasar. Saya melihat wedang bandrek, selain
itu juga makanan tradisional lainnya. Kalau anda kangen dengan Mie Kocok,
Singkong garlic, pisang goreng sambal, nah bisa didapatkan di Street Food
Festifal. Satu nama lagi menancap di
benak, adalah Mama Malaka khas negeri
Jiran. Restorant dengan design perpaduan mirip Betawi dan malaysia, bisa anda
nikmati Mie Siam, Nasi Lemak, dan menu khas lainnya.
Rasanya kalau saya tuliskan apa saja di One Belpark,
kemungkinan gak akan ada habisnya. Kunjungan sabtu menjelang siang, terbukti
terus saja membayang sampai saya menulis sekarang. Langkah bloggers tiba
kembali, ke Ground Floor tempat memulai perjalanan.
Nah, sekarang saatnya anda datang dan rasakan sendiri.
Akses menuju One Belpark sangat mudah, dijangkau dengan kendaraan pribadi atau
transportasi massal. Alamatnya Jl. RS Fatmawati no 1 Jakarta Selatan, agar
lebih jelas search di google maps. -salam-
Jarum pendek jam belum genap di angka enam, pelataran
FX Sudirman sudah tampak ramai. Hiruk pikuk peserta berseragam kuning,
melakukan regristasi untuk ikut kegiatan Betadine Retro Run. Saya sengaja
berangkat dengan kereta, turun stasiun Plamerah berjalan menuju lokasi. Alasannya
cukup simple, sebagai pemanasan sebelum lari mundur sebenarnya.
Pembawa Acara berada di atas panggung, memberi
semangat pada peserta yang tak sabar mulai. O'ya acara Retro Run ini lain dari
lain, sebagian biaya regristasi didonasikan kepada Yayasan Kanker Indonesia.
Begitu banyak metode pengobatan
kanker, antara lain pembedahan,
kemoterapi dan radioterapi.Selain itu adametodeperawatan paliatif, merupakan
salah satu metode yang bersifat terpadu, aktif dan
menyeluruh, yang dilakukan dengan pendekatan multidisiplin, terintegrasi antara
dokter, dokter spesialis, perawat, terapis, petugas sosial medis,
psikolog, rohaniawan, relawan dan profesional lain yang diperlukan.
Metode paliatif lebih menyasar pada aspek psikologi
penderita kanker, bertujuan meningkatkan kualitas hidup penderita kanker dengan
menghadirkan rasa tenang dan nyaman tanpa merasa tertekan atas penyakit yang
diderita, baik secara fisik (nyeri, mual, muntah) maupun psikis yang berbasis
spiritual.
Prof. DR. dr. Aru Wisaksono
Sudoyo, Sp. PD-KHOM selaku Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dan Ketua Perhimpunan
Onkologi Indonesia (POI), mengungkapkan“Masih
banyak masyarakat dan para penderita kanker di Indonesia yang belum mengetahui
metode paliatif ini, oleh karena itu YKI merasa turut bertanggungjawab untuk
bekerjasama dengan pihak medis dalam mensosialisasikan metode ini”.
Melalui metode paliatif, penderita kanker belajar berdamai
dengan penyakitnya, sehingga perlahan-lahan mereka tidak lagi melihat kanker sebagai
momok menakutkan yang membuat stress. Perasaan bahagia sangat diperlukan, untuk
membantu proses penyembuhan bagi penderita kanker stadium akhir.
Menerapkan metode paliatif, acapkali membuat tingkat harapan
hidup mereka lebih panjang dari vonis yang telah dijatuhkan oleh dokter.
Survivor Yayasan Kanker Indonesia -dokpri
*back
to retro run.
Sembari persiapan Retro Run, MC memberi informasi
keren tentang manfaat lari mundur.
Ini dia manfaatnya :
Meningkatkan focus
Mengencangkan otot
Lebih bagus untuk latihan kardio
Banyak membakar kalori dibanding lari biasa
Mencegah terkena cidera
Tapi jangan lupa, sebelum olah raga inti harus tetap ada
pemanasan. Tujuannya agar otot tidak kaget, biasanya usai olah raga kram.
Bagi peserta yang tidak kuat, panitia menyediakan mobil terbuka -dokpri
Seperti Retro Run pagi ini, instruktur dari celebrity
Fitnes berada di atas panggung. Memandu peserta Retro Run, mengikuti gerakan
ringan namun sungguh berasa lentur di otot. Sekitar sepuluh menit, otot kaki, tangan,
pinggang, leher dan badan dilemaskan, rasanya tak sabar segera berlari mudur.
Saya bertekad ikut lari dari start sampai finish,
apalagi jarak tempuh hanya 3,5 KM. Pada garis start peserta masih bergerombol
banyak, langsung berlari sesaat setelah bendera di angkat tanda mulai. Saya dengan
tenaga penuh, akhirnya bisa melesat ke bagian tengah
Dari jalan Sudirman tepatnya depan FX, peserta menuju
arah semanggi. Kemudian belok kiri masuk pintu masuk Stadion GBK, sampai pada
etape pertama diberi tanda spot selfie zona 90's. Pada lokasi ini peserta bisa
selfie, sekaligus minum air putih yang disediakan panitia. Saya masih semangat
menuju KM2, mencapai panggung zona 80's.
Peseta Retro Run -dokpri
Tempat berputar -dokpri
Lagi-lagi lumayan bisa istirahat sejenak, sekaligus selfie
dan minum air putih. Rasanya segelas air putih begitu segar, dahaga di
tenggorokan seperti lenyap seketika. O'ya, setiap belokan posisi lari berubah
menghadap kedepan. Hal ini cukup membantu, untuk mengatur keseimbangan. Selain itu
sangat manjur, mengurangi capek akibat nengok ke belakang.
Lepas dari zona 80's, saya menyusuri sepanjang jalan
dekat JCC. Langkah mundur ini sampai juga, pada pintu 5 Gelora Bung Karno. Keluar pintu yang tak jauh dari Hotel Mulia,
peserta belok kiri menuju zona 70's atau menjelang KM3. Tenaga saya mulai
menurun, kaos warna kuning di badan basah keringat. Tak jauh dari perempatan
menuju Plaza senayan, saya selfie di panggung dan meraih minum air putih.
Selfie di tiga zona Retro Run -dokpri
Panitia tak henti menyemangati, agar peserta bisa
selesai di garis finish. Begitu sampai di depan Hotel Century, semangat ini
mengganda berbaur kecapekan yang sudah mampir di badan. Toh akhirnya sampai
juga, langkah mundur ini berhasil mencapai garis finish.
Panitia menyambut setiap peserta, dengan sebotol air
minum Fitoxy dan Pisang Sunpride. Selain itu juga diberi medali, berikut kaos
ganti dan handuk kecil.
Sampai di garis finish -dokpri
Yeaayy dapat medali, setelah tiba di garis finish -dokpri
Wajah-wajah capek terlihat, sembari duduk meluruskan
kaki usai lari mundur. Badan rasanya melayang, ingin segera istirahat
melepaskan lelah.
Mencermati dari paparan manfaat lari mundur, sungguh
saya merasakan sendiri. Pada beberapa bagian tubuh, lemak didalamnya seperti
dibakar. Pada bagian lumit kaki memang terasa pegal, mungkin akibat menjaga keseimbangan
dengan bagian depan kaki. Sementara manfaat melatih focus dan insting, saya
praktekkan saat lari tanpa menengok. Keputusan ini membuat saya belajar, selalu
memastikan bagian belakang aman.
Acara keren
ini terselenggara atas kolaborasi
banyak pihak, antara lain, HardRock
FM, Trax FM, WRP, Heavenly Blush, Fitoxy, Sunpride sebagai Official Fruits
Partner, Celebrity Fitness dan rekan-rekan komunitas dari Rush Runners, Pertemanan Sehat, Bintaro Trojan Runners, Ayolari.in dan
Galaxy Running Club.
Setelah hampir seperempat abad jauh dari
tanah kelahiran, belum penah saya jumpai makanan khas kampung halaman. Kampung
terpencil yang asri dan damai, perbatasan provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Secara
teritorial berada di wilayah Kabupaten Magetan, kota ini sempat menanjak nama ketika
sosok Dahlan Iskan kala itu menjadi mentri.
Mbah pemilik angkringan - dok group WA
Kuliner ini benar-benar khas, belum saya
jumpai meski dimanapun termasuk ibukota Jakarta. Sampai saya menaruh curiga,
jangan jangan hanya di Magetan diolah makanan khas ini. Setiap kali bersua
kawan lama di medsos, tak ayal kekangenan kampung halaman menyeruak. Saat membahas tentang kuliner, makanan jenis ini
menjadi bahan obrolan.
Satu teman yang masih bermukim di Magetan, berbaik
hati pergi ke angkringan membeli seporsi dan difoto. Tak ketinggalan nenek penjualnya,
dijadikan obyek bidikan fotografer amatir. Semakin sempurna kekangenan, pada
kampung halaman dan makanan masa lalu.
Konon empunya warung satu garis keturunan, resep
bumbu rahasia diwariskan secara alami. Saat anak pemilik angkringan menginjak
remaja, lazimnya mulai diajak berjualan setiap malam. Sang anak membantu pekerjaan
apapun, mulai menggoreng, menyediakan bumbu, menjadi waiters bahkan mencuci
gelas dan piring. Nah pada moment panjang inilah, ilmu meramu bumbu ditularkan.
Bukankah cara efektif transformasi ilmu, dengan praktek secara langsung.
Seiring perjalanan melihat dan praktek, niscaya
mahir menguleg bumbu. Hal ini biasanya dibarengi terbentuk insting, utamnya
dalam menakar bumbu. Ketika urusan bumbu yang notabene menjadi ruh masakan dikuasai,
pertanda kesiapan sang anak menjadi pemegang tongkat estafet.
Pada tahap ini generasi pendahulu, perlahan
bersiap mengambil masa pensiun. Kelanggengan angkringan tak lagi dikawatirkan,
mengingat keahlian yang sama sudah dipegang penerusnya.
Adalah tepo tahu, makanan sederhana yang selalu memantik kekangenan. Setiap kesempatan
mudik, makanan murah meriah saya temui usai maghrib. Biasanya dijual diemperan
toko yang sudah tutup, tepatnya di seberang lapangan bola atau pasar desa.
Tepo atau istilah populernya lontong, di
daerah kami dimasak dengan cara lama menggunakan pawon (tungku). Sejak dulu
sampai era kekinian, tampilan tepo begitu konsisten. Berbalut daun pisang, dibentuk
seperti piramida bertubuh tambun. Proses masak memakan waktu tak sebentar, tepo
"bertapa" dalam kuali gelap berjelaga mulai malam hingga pagi.
Saya pernah melihat Ibu masak tepo, saat anak
anaknya pulang kampung. Beras yang sudah dibungkus daun pisang, mulai masuk
kuali sekitar jam 20.00 - 21.00 sampai keesokan hari. Pada saat proses memasak
tepo, stabilitas api terus dijaga agar tak terlalu kebesaran atau kekecilan. Karena
masak dengan tungku, maka sumber panas dari kayu bakar. Nah kayu inilah yang
ditarik ulur, sehingga panasnya tetap terjaga. Jangankan saat api masih nyala,
pun setelah menjadi bara tingkat panas diperhatikan agar tepo matang maksimal.
Biasanya setelah tepo dinyatakan matang,
agar tetap tanak tak segera diangkat dari tempatnya. Kuali dibiarkan nonkrong diatas
mulut pawon, sampai bara api padam dengan sendiri. Kalau bara lenyap menjadi
abu, barulah tepo siap dientas dari posisi semula. Daun pisang berubah warna
hijau matang (seperti bungkus arem arem), rasa tepo menjadi khas karena zat
hijau daun (klorofil) menempel di bagian pinggir tepo.
Saat dihidangkan, tepo diiris setengah
lingkaran atau persegi empat tak sama sisi. Agar tak terlalu besar, rata-rata ketebalan
tepo sekitar 1 - 2 cm. Barulah dicampur seperti serbuk, ditimpa gorengan tahu dan
tempe diiris bentuk dadu. Langkah selanjutnya disiram air bawang dan bumbu, kemudian
disiram lagi kecap kental manis. Saat kecap berbaur ari bawang, kekentalannya berubah
menjadi encer.
Tampilan Tepo Tahu
Pada bagian penutup, ditaburi bawang goreng, kacang goreng, potongan selada dan tauge. Kalau pengin lebih lengkap lagi, paling atas
ditutup dengan telor ceplok (optional). Entahlah kenapa disebut tepo tahu,
padahal ada campuran tempe juga. Tahu-tahu saya harus bilang nama itu, karena
ibu juga yang memberi informasi.
Masalah harga jangan kawatir, seporsi tepo
tahu lengkap tak perlu merogoh kantong terlalu dalam, Satu porsi dibandrol lima
atau enam ribu rupiah, kalau tidak pakai telor pasti sedikit dibawah angka
tersebut. Harga relatif murah ini cukup konsisten sesuai jaman, dulu tahun
80-an waktu generasi pertama pembuat tepo tahu mematok harga 100 - 200 rupiah.
Pada periode 90-an harga berubah sekitar seribu - duaribu rupiah, naik lagi
sekitar tiga - empatribu dan update harga sekarang masih tetap digolongkan
kategori murah.
Saat ini penjual tepo adalah generasi seusia
saya, dulu sang penjual saat SD tiga tingkat di atas saya. Memebli diangkringan
tepo tahu, bagi saya adalah nostalgia. Tak hanya menikmati sepiring tepo tahu,
tapi berbagi cerita dengan penjualnya.
Mungkin anda juga punyai makanan khas, yang
tak didapati di perantauan. Bisa jadi anda bernasib sama, didera perasaan kangen
dan terbayang bayang. Dengan kuliner yang kesannya "ndeso", tapi
tetap saja ngangeni.
Hong Kong sebagai pusat makanan dan fashion, selain itu juga tempat menyenangkan bagi penggemar olahraga. Peristiwa atletik paling manarik dan inovatif, akan digelar bersamaan dengan Bulan Olahraga tahun ini. The Hong Kong Tourism Board (HKTB) mengajak anda, untuk menjadi saksi peristiwa Kelas Dunia ini.
Bersepeda yang begitu populer di Hong Kong, akan lebih terangkat dengan diadakannya Cyclothon Hong Kong pada 25 September.
Apa itu Cyclothon?
Adalah acara utama dalam Bulan Olahraga, dan Hong Kong akan mempersembahkan secara lebih menarik. Tahun ini akan digelar pada skala yang lebih besar, rute dibuat lebih panjang dari biasanya. Akan melintasi beberapa lokasi, yang menjadi landmark paling ikonik di Hong Kong.
O'ya Cyclothon tidak sekedar hiburan bagi penggemar bersepeda, tetapi juga untuk keigiatan sosial. Biaya pendaftaran setiap peserta, sebagian akan disumbangkan kepada pihak yang membutuhkan.
Acara ini tentu akan semakin meriah, karena juga diselenggarakan motorsport internasional pertama di dunia pada 8-9 Oktober di Harbourfront Central.
Formula E HKT Hong Kong Eprix, adalah seri balap listrik pertama di dunia. Hong Kong Eprix akan melalui dua kilometer sirkuit perkotaan dengan medan lurus panjang, tikungan tajam, dengan pemandangan pelabuhan dan langit Hong Kong.
Untuk melengkapi lintasan motorsport kelas dunia, sebuah eVillage akan dibangun lengkap dengan fasilitas pertunjukan, zona anak, dan bilik permainan termasuk simulator balap Formula E untuk fans motorsport dan wisatawan.
Acara menarik lainnya sayang dilewatkan, adalah Hong Kong Tennis Open pada 8-16 Oktober. Atlet Olah raga tenis putri bertanding, akan memperebutkan hadiah sebesar USD 250.000.
Cross Harbour Race - dok. Leo Burnett Indonesia
Masih ada lagi Cross Harbour Race, adalah lomba renang bersejarah yang telah diselenggarakan pada tahun 1906 hingga 1979. Perlombaan ini telah melibatkan 1.000 perenang, menempuuh jarak 1.8km melintasi Victoria Harbour.
Pada Cross Harbour Race yang akan diselenggarakan pada 16 Oktober, Pengunjung diajak merasakan kembali euforia 35 tahun lalu.
Hong Kong pusat dari serangkaian acara kelas dunia, hal ini akan menjadikannya sebagai Asia’s World City. Untuk mengetahui informasi lebih detil, silakan berkunnjung ke web DiscoverHongKong.com .
Personel JKT 48 sebagai Brand Ambassador A&W Restorant -dokpri
Masih di awal bulan
September, A&W Restoran Gerai Cipete terlihat berpenampilan beda. Jurnalist dan
blogger tampak datang, menjadi saksi persembahan terbaru. Saya pribadi memang penggemar
menu A&W, mulai dari ayam goreng lezat yang beda dengan tempat lainnya,
Root Beer dengan rasa sangat khas tak ada di restoran manapun, tentu saja
kentang keriting yang Yummy. Masih ada lagi, Burgernya juga tak kalah lezat lho.
Pantai Padi ini tak jauh dari Kota Pangkalpinang - dok kelas blogger
Siapa tak kenal kota Pangkalpinang ?
Saya pribadi mengenal sejak awal tahun 90-an, kebetulan ada
saudara jauh dinas di kota ini. Kala itu saya sekedar mengenal nama saja, sembari
membayangkan rupa dan bentuk dari cerita saudara. Tak dinyana tersurat takdir
jua, menjejakkan kaki bersama teman-teman Kelas Blogger.
Sungguh sebuah kejutan, ketika kesempatan itu datang menghampiri.
Saya berkesempatan meliput, ritual tahunan yang bernama Cheng Beng. Saya akan
manfaatkan waktu sebaik mungkin, menikmati udara, air dan tanah Pangkalpinang.
Sekilas saya mengamati beberapa arsitektur bangunan, batin ini
menyimpulkan ada pengaruh gaya Tiongkok. Setelah membaca beberapa literatur
terjawab juga, keberadaan Pangkalpinang tak bisa dipisahkan dari
pengaruh kekaisaran Tiongkok di Asia Timur.
Coba saja
perhatikan !
Bangunan Klenteng tersebar hampir di seluruh kota, dalam
ukuran besar atau kecil sesuai fungsi dan kegunaannya. Pendem China atau makam
orang tua Cina, Pemakaman Belanda, bangunan dengan arsitektur Cina, penataan
pemukiman yang dipisahkan, banyaknya gang sempit sebagai bukti keterikatan kuat
dengan Tiongkok.
Saat kunjungan ke Pangkalpinang, saya sempatkan
berjalan menikmati suasana kota. Saya kerap berpapasan dengan wajah oriental,
dengan kulit cerah dan bentuk mata sipit. Keberadaan etnis Thionghoa memang tak
bisa dipungkiri, sebagai bagian dari masyarakat Indonesia.
O'ya, Pangkalpinang disebut dalam literatur sekitar
abad 17 lho. Pangkal artinya Pusat
Distrik (Distric Capital), sementara Pinang adalah sejenis tumbuhan palm yang
multi fungsi banyak tumbuh di Bangka.
Mulanya Pangkalpinang adalah sebuah kampung kecil,
berupa pangkalan pengumpulan timah. Daerahnya berawa-rawa, dengan sungai-sungai
membelah. Sehingga dapat dilayari kapal dan perahu, perjalanan bisa membawa
sampai ke muara.
Tempat Ibadah ini tak jauh dari pusat kota Pangkalpinang -dokpri
Pangkalpinang Masa
Kini.
Saya merasakan denyut kota yang dinamis, perekonomian
masyarakat bertumbuh ditunjang letak strategis di lintas International.
Berbagai upaya dilakukan Pemerintah daerah, untuk mengangkat nama Pangkalpinang
agar lebih dikenal masyarakat luas.
Pariwisata menjadi sektor penting dan seksi, musti mendapat
perhatian khusus dari pihak terkait. Endingnya mengerucut pada satu tujuan, yaitu
kunjungan wisatawan domestik atau mancanegara. Bayangkan kawan's,
setiap pengunjung membutuhkan penginapan, kuliner,
souvenir dan masih banyak lainnya. Kebutuhan wisatawan ini adalah potensi,
mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat.
Awal April
2016
Kedatangan kami bukan tanpa rencana, Kelas Blogger ingin
menyaksikan langsung puncak Cheng Beng. Tradisi
unik sekaligus ritual tahunan, masyarakat Thionghwa khususnya
umat Khonghucu. Acara serupa sebenarnya diadakan beberapa daerah, namun lokasi
Pekuburan Sentosa yang membuat acara di Pangkalpinang begitu istimewa.
Ritual Cheng Beng atau sembahyang kubur, sebagai perwujudan sikap hormat
masyarakat Tionghwa pada leluhur. Mereka yang masih hidup masa sekarang, masih sangat
mencintai dan menghormati orang tua, kakek nenek, sampai buyut dan seterusnya. Sampai sampai terjadi tradisi pulang kampung,
layaknya hari besar umat muslim.
Areal Pekuburan Sentosa -dokpri
Seluruh anggota keluarga menyempatkan diri berkumpul, termasuk perantau
dari luar kota atau luar negeri.
Sehari sebelumnya acara Puncak, mulai diadakan pembersihan kuburan.
Rumput liar sekitar pemakaman dicabut, nisan dinding berbentuk setengah
lingkaran setinggi satu meter-an dicat ulang.
Pria usia tigapuluhan saya hampiri, terlihat sedang mengawasi tukang
yang sibuk mengecat. Pak Hadi nama lelaki berwajah bersih, sengaja pulang dari perantauan
untuk perayaan Cheng Beng.
"Ini bukti
penghormatan, rasa cinta dan sayang pada leluhur. Kami membangun makam sesuai
kemampuan, sebenarnya memang tak ada pakemnya.Kalau keluarga yang punya duit, bisa
saja membangun makam leluhur secara mewah"Jelas Hadi
Tentu tak hanya Pak Hadi, saya melihat banyak keluarga lain datang
dengan rombongan. Prosesi yang dilakukan serupa, yaitu membersihkan makam dan
mengecat ulang. Setelah makan terlihat cantik, baru diletakkan sesaji berupa panganan. Tak lupa ada tempat dupa dan lilin untuk membakar
dupa, sebagai sarana mendoakan arwah leluhurnya. Pada ujung pembersihan
pemakaman, diberi uang-uangan kertas plastik warna kuning merah.
Eit's tunggu
dulu !
Untuk panganan sesaji dan buah-buahan, keluarga selalu memilih
kualitas terbaik. Menurut cerita seorang tukang di makam, biasanya harga tak
menjadi soal asalkan berkualitas.
Keluarga sedang membersihkan makan -dokpri
Pekuburan
Cina Sentosa
Pekuburan Cina Sentosa atau atau Tjung Hoa Kung Mu
Yen, dibangun pada tahun 1953. Memiliki luas sekitar lebih dari 19 ha, sampai
saat kunjungan saya terdapat sekitar 12.950 makam.
Meski areal pemakaman, jangan bayangkan suasana
angker dan seram ya. Kuburan sentosa jauh dari image tersebut, karena tertata rapi
dan rutin dibersihkan. Jalanan sudah beraspal halus, kendaraan bisa masuk pekuburan
tanpa parkir terlalu jauh.
Makam tertua adalah makam keluarga Boen, pernah
dipugar pada tahun ke empat pemerintahan Sun Yat Sen sekitar tahun 1915. Makam
dibangun dalam bentuk dan arsitektur unik, dihiasi dengan tulisan aksara Cina.
Pemilihan tulisan, secara tidak langsung menunjukkan strata sosial yang dikebumikan.
Lokasi Pekuburan Sentosa berada di perbukitan, wujud
penghargaan dan penghormatan orang Cina terhadap leluhurnya. Pekuburan Sentosa sumbangan marga
Boen, bisa dilihat dari tugu pendiri dibangun pada 1935. Pekuburan ini
didirikan oleh empat orang, Yap Fo Sun tahun 1972, Chin A Heuw tahun 1950, Yap
Ten Thiam tahun 1944 dan Lim Sui Chian
(wafat pada masa penjajahan Jepang).
Pekuburan Sentosa di Pangkalpinang -dokpri
Komplek pemakaman ini terbesar se Asia Tenggara,
memiliki arsitektur berbeda di setiap makam. Ada makam yang dibangun dengan
batu granit, konon pembangunannya menghabiskan dana ratusan juta. Bahan
bangunan berkualitas tinggi sebagai komponen, batu marmer yang terpasang didatangkan khusus
dari Itali.
Ada Tapinya !
Tak hanya keturunan Thionghwa boleh dimakamkan
disini, buktinya saya menemui kuburan Katholik. Selain itu terdapat
dua makam muslim, berada diantara ribuan makam yang ada. Hal ini menggambarkan,
toleransi beragama masyarakat sedang berlangsung.
Tampak nisan salib diPekuburan Sentosa -dokpri
Puncak Cheng
Beng - Senin 4 April 2016
Pagi belum begitu sempurna, jetlag akibat perbedaan
waktu Jakarta- Pangkalpinang belum juga lenyap. Langit pangkalpinang masihlah
gelap, jarum pendek jam menunjuk angka 01.30 dini hari.
"Yuk kita berkemas" ajak seorang teman blogger
Dengan mata setengah terpejam, saya memaksakan diri mandi air
hangat. Shower di kamar mandi penginapan cukup manjur, mengurangi rasa pegal dan
penat di badan. Peralatan "tempur" berupa Kamera, Tripod, Action Cam,
Recording dan segala macam sudah disiapkan.
Mobil yang mengantar kami sudah siap, driver tak kalah sigap ikut
menginap di tempat yang sama. Sesuai jadwal di rundown, acara dimulai pukul
03.00 waktu setempat. Untung dari tempat menginap menuju Pekuburan, hanya perlu 20 menit waktu tempuh.
Mengingat ini pengalaman perdana, kami datang lebih cepat
mengantisipasi parkiran penuh. Satu hal lagi, kami tak ingin kehilangan moment puncak
Cheng Beng.
Saat roda empat tiba di gerbang tempat tujuan, suasana masih gelap
dan lengang. Mobil pengantar leluasa masuk, melintasi jalanan yang membelah
areal pemakaman. Meski di luar masih sepi, ternyata di pusat perayaan mulai ada
kesibukan. Paithin, adalah central perayaan Cheng Beng setiap tahun.
Lokasi perayaan Cheng Beng -dokpri
Paithin atau tempat sembahyang, tempat mengirim doa bagi leluhur
yang yakin makamnya ada di Pekuburan Sentosa namun tidak menemukan fisiknya.
Saya menyaksikan aneka persembahan tertata rapi, berada di areal
Paithin. Sesajian buah-buahan (Sam Kuo), dibentuk menyerupai gunungan. Satu
macam buah dibentuk satu gunungan, ada buah
jeruk, apel, pear dan nanas. Selain itu
ada juga bentuk gunungan dari panganan, seperti kue bolu kukus, apem, kue ketan
(wajik), bika ambon, kue cucur dan macam kue lainnya.
Ada juga lho dua binantang, yaitu Kambing dan Babi siap panggang.
Kedua binatang ini disembelih, dibersihkan bulunya dan ditusuk dengan kayu.
Satu sudut di pelataran Paithin, menjadi tempat berdoa umat
khonghucu yang datang. Membawa beberapa dupa dengan ujung dibakar, pangkal dupa
digenggam dan diletakkan di dekat jidat. Sekitar 5 menit berdoa
di satu titik, kemudian meletakkan satu dupa dan berpindah ke titik berikutnya.
Saya tak begitu heran, kalau aroma dupa terasa memenuhi udara.
Cheng Beng sendiri artinya bersih/ terang, terbersit harap arwah leluhur
ada di tempat terang. Bisa jadi prosesi meletakkan satu batang dupa, simbol
agar terang itu sampai alam baqa.
Panggung berdiri di sisi kanan pelataran, diisi dengan hiburan musik
Tanjidor. Alat musik tradisional ini, kerap saya lihat pada acara kesenian
Betawi. Bapak- bapak usia lima puluhan ke atas, sebagai pemain musik khas ini.
Pengunjung ada yang naik panggung, menyanyi lagu berbahasa Mandarin. Terus
terang saya masih asing judul lagunya, tapi mendengar nada dan lirik lumayan sedikit
familiar. Lagu Mandarin memang mendominasi, namun ada beberapa lagu lama
diperdengarkan seperti "Kolam Susu" milik Koes plus.
Pelepasan Lampion saat Cheng Beng -dokpri
Aneka Sesajian di siapkan di Paithin -dokpri
Langit Pekuburan Sentosa masih gelap, meski tak selegam
sebelumnya. Sekitar pukul 04.00 waktu setempat, dilakukan pelepasan lampion.
Lampion disediakan oleh panitia, siapapun dipersilakan menerbangkan ke udara.
Caranya cukup mudah, satu teman memegang plastik bagian atas. Satu
orang lainnya membakar gabus, pastikan mengeluarkan asap agar lampion bisa
terbang. Bagi orang Thionghwa, pelepasan lampion tidak sekedar pelepasan saja.
Tapi saat lampion hendak terbang, ada doa dan harapan dipanjatkan.
Di ufuk sang surya merekah,
Bapak Muhammad Irwansyah, Walikota Pangkalpinang tampak datang, disusul Bapak Rustam Efendi Gubernur Bangka Belitung. Dua petinggi duduk sebentar, kemudian berkeliling di
sekitar Pekuburan Sentosa. Tak lupa menyapa keluarga yang usai sembahyang,
sembari berbincang sebentar. Moment berharga bagi keluarga leluhur, dimanfaatkan untuk berfoto
bersama dengan Walikota dan Gubernur.
Walikota Pangkalpinang Muhammad Irwansyah beserta Gubernur Bangka Belitung Rustam Efendi, menghampiri keluarga yang selesai berdoa di makam leluhurnya -dokpri
Sesaat dikerumuni juru warta, secara khusus Pak Gubernur memberi
pernyataan pers.
"Besar harapan tradisi tahunan Cheng Beng, bisa menjadi magnet
wisata di Pangkalpinang. Seperti tradisi Cap Go Meh, yang sudah melekat di daerah Kalimantan"
Jelas Pak Gubernur.
Saya pribadi merasakan, tradisi Cheng Beng memiliki keunikan yang mengagumkan.
Selain sekedar adat istiadat, sebagai cara mengeratkan tali kekerabatan.
Tradisi mudik yang terjadi saat Cheng Beng, berpadu dengan daya tarik wisata
religi. Ketika keduanya menyatu, maka jumlah orang yang ada di Pangkalpinang
saat Cheng Beng meningkat. Akibatnya percepatan perputaran roda ekonomi
terjadi, masyarakat sekitar juga yang merasakan dampak positifnya.
Semoga ada kesempatan lagi ke Pangkalpinang, ingin menikmati
panorama dan lokasi wisata lainnya. -salam-