“Penulis yang
novelnya best seller sekalipun, belum tentu dia paling bagus tulisannya”
kutipan dari pernyataan A.Fuady
Saya tercengang, mendengar kalimat diucapkan Ahmad Fuady. Pengarang novel best seller ‘Negeri 5 Menara,’ merasa bahwa tulisan bagus saja ternyata bukan jaminan, bahwa sebuah buku akan disambut hangat oleh pembaca.
Sukses novel tulisannya di pasaran, membuat pria kelahiran sekitar Danau Maninjau Sumatera Barat berujar, bahwa tulisannya diterbitkan pada moment yang tepat. Saat novel negeri lima menara diterbitkan, bisa jadi belum banyak penulis menulis dengan tema serupa.
Kalaupun ada, adalah cerita pondok pesantren dengan latar kisah beda. Fuady meyakini, setiap manusia punya pengalaman tidak dialami orang lain. Tidak perlu khawatir, satu sudut tulisan sama dengan tulisan orang lain.
Strategi memilih moment, bisa dibilang susah susah gampang, tapi tugas utama penulis adalah menulis sebaik-baiknya. Tentang menemukan moment, musti dibarengi dengan giat menulis.
Maka Fuady mengajak terus menulis, karena kita tidak pernah tahu pada tulisan yang mana ( atau ke berapa) akan menjumpa moment. Ada faktor X berperan, mempertemukan penulis dengan (bisa disebut) mestakung (Semesta Mendukung).
***
Siapa tak kenal Via Vallen, penyanyi dangdut peraih ‘Indonesia Dangdut Awards 2017’ kategori Penyanyi Dangdut Solo Wanita Terpopuler. Penyanyi kelahiran Sidoarjo semakin menjulang, setelah membawakan ‘Theme Song’ Asian Games 2018.
Keberhasilan ini, tidak diraih dengan instan, melainkan dimulai saat usianya baru menginjak 15 tahun. Sejak kelas lima SD, Via kerap ikut manggung ayahnya yang musisi dangdut. Via mencoba peruntungan, membuat debut single pertama di tahun 2015 berjudul ‘Selingkuh’ yang dirilis secara nasional.
Namanya baru dikenal luas, setelah lagu berjudul ‘Sayang’ pada tahun 2017. Via Vallen menemukan moment-nya, setelah 16 tahun berkarir sebagai penyanyi dangdut.
Di usia 27 tahun lompatan karir terjadi. Via Vallen dikenal publik, membuka kesempatan menyanyi di event olahraga bergengsi Asian Games 2018
****
Dua nama di tulisan ini, telah mencari moment dari jauh hari. Fuady dan Via Vallen, menemukan moment setelah puluhan tahun berkarya. Moment’ mereka, buah dari ketekunan berproses di bidangnya masing-masing.
Mereka bisa semelejit saat ini, hasil dari jerih payah menciptakan
moment, bahkan ketika penulis atau penyanyi lain belum berproses segigih
mereka.
Pun di bidang profesi lainnya, saat ini pasti ada yang tengah berproses sekuat tenaga, menuju perjumpaan dengan moment-nya. Yang lebih utama adalah terus berproses saja, karena tugas manusia adalah menjalani proses yang telah diputuskannya sendiri.
Bahwa keberhasilan tidak sematadiukur,
pada siapa lebih dulu menemukan moment. Tetapi
bahwa menemukan moment, bisa menjadi indikasi kesungguhan berproses.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA