13 Okt 2023

Review Pamali : Dusun Pocong, Pesan tentang Mawa Desa Mawa Cara

Kalian penggemar film genre horor, ada film baru nih. Judul Pamali : Dusun Pocong, diproduksi oleh LYTO Pictures. Kalau saya, enaknya nonton film horor barengan. Biar sensasi horornya, biar vibes ngerinya, teriaknya, bisa bareng-bareng dan makin seru.

Yang membuat film horor suasananya hidup, adalah pada kekuatan musik dan atau tata suara-nya. Adegan yang biasa-biasa saja, bisa dibuat sedemikian rupa dan membuat merinding. Musik di genre horor memang keren, berhasil membuat penonton terkaget-kaget.

Musik menghentak, cahaya temaram, wajah dengan make up pucat, suasana malam dan lampu-lampu redup. Sungguh membangun sensasi merinding, sangat mendukung adegan di layar. Dan kengerian, seru, dan bikin deg-degan, bisa kalian tonton di film Pamali : Dusun Pocong.

-----

Film Pamali : Dusun Pocong, naik layar pada 12 oktober 2023 ini. Ceritanya diadaptasi dari permainan video horor Indonesia, karya Story Tale Studios, Pamali : The Tied Corpse. Film yang skenarionya ditulis Evelyn Afnilia ini, menjadi sekuel film Pamali, yang pernah ditayangkan pada 2022.

Dari tangan dingin sutradara, Boby Prasetyo, film ini bisa menjadi pilihan bagi pecinta film genre horor. Semakin ciamik, dengan menghadirkan akting sederet aktor dan artis muda. Dintaranya Fajar Nugra, Yasamin Jasem, Dea Panendra, Arta Ailani, Bukue B. Mansyur, Anantya Kirana, Ence bagus, dan beberapa nama lainnya.

Sinopsis ;

Sebuah desa terpencil sedang dilanda wabah mematikan, sebagian besar warganya terkena penyakit kulit yang sulit disembuhkan. Kemudian datang tiga relawan tenaga medis, yaitu Gendis (Dea Penedra), Mila (Yasamin Jasem), dan Puput (Arta Ailani).

Ketiganya ditugaskan mengevaluasi, mengobati warga yang terkena penyakit. Didampingi dua penggali kubur, yaitu  Cecep (Fajar Nugraha) dan Deden (Bukue B. Mansyur), diantar Mang Yusuf dengan sampannya.

Ketka mereka menjalankan tugas masing-masing, didatangi pocong yang meneror mereka. Hari demi hari tidak membuat mereka tenang, karena rasa was-was keselamatan nyawa mereka.

Satu hal yang kurang mereka sadari, bahwa setiap daerah memiliki adat atau kebiasaan. Bagi yang menentangnya, akan mendapati hal-hal di luar dugaan.

Ya, mawa desa mawa cara (Beda desa beda cara) atau lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya.

Review Pamali : Dusun Pocong, Pesan tentang Mawa Desa Mawa Cara

Setting di film Pamali : Dusun Pocong, cukup berhasil menampilkan suasana horor. Sebagian besar scene, diambil dengan setting malam hari. Rumah kampung berbahan kayu, lampu dengan cahaya redup, property foto hitam putih berbingkai jadul, sangat menyatu dengan definisi horor.

Dan saya sangat salut terutama dengan penata musik, ada bagian-bagian adegan yang membuat saya merinding. Seperti Puput saat terseret kekuatan besar, dan Cecep saat hendak masuk ke dalam lubang. Saya seperti ingin ikut, menahan Puput atau Cecep agar tidak celaka. 

Di satu sisi, saya hanya bisa menerka-nerka soal waktu kejadian. Saya menyangka, cerita film ini berlatar era 90 akhir- awal 2000. Saya simpulkan dari HP jadul milik Cecep, kemudian ucapan Deden sempat mengirim ‘SMS’.  HP kecil selain telepon untuk SMS dan main games, di era 2010 ke atas sudah kurang populer lagi.

Dan ada bagian agak janggal, mengingat Cecep (yang notabene) bisa mengaji. Ketika dia melihat dan atau bertemu pocong, sama sekali tidak ada reflek selayaknya orang paham mengaji. Misalnya merepet bacaan ayat kursi, atau auto nyeletuk takbir, istigfar dan sebagainya.

Sebagai tontonan, film Pamali : Dusun Pocong cukup menghibur. Bisa seru-seruan, merinding atau teriak sembari sejenak melepas beban hidup. Sebaiknya nontonnya rame-rame, jaga-jaga butuh tangan teman untuk dipegang kalau kaget atau takut.

Film Pamali : Dusun Pocong bisa disaksikan di bioskop kesayangan, mulai 12 oktober 2023. Saya memberi rating 7/ 9.  Selamat menonton ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA