Home

20 Okt 2023

Memang Boleh ya Hidup Secapek Ini ?

Seorang teman, terdampak penutupan jualan online di  tik-tok. Saya masih ingat, kesibukannya di live tiktok. Dimulai di masa pandemi, ketika ada pembatasan berkegiatan di luar rumah. Jadwal jualan lumayan sering, bahkan pernah di tengah malam.

Ketika saya tanya alasan jualan jelang dini hari, jawabannya sangat masuk akal. Konon di jam prime time, kebanyakan orang tertarik pada publik figure. Akun artis yang live, biasanya banyak menarik perhatian. Belum lagi akun dengan follower besar dan centang biru, akan mendominasi live tik-tok di jam utama.

Tapi kesibukan itu, sementara ini tinggal cerita. Kalaupun bisa jualan online, platformnya berbeda dan tidak sepraktis sebelumnya. Keranjang kuning yang tinggal pencet, kemudian bisa langsung chek out. Kini telah ditiadakan, dan itu sangat berpengaruh pada keinginan belanja.

Alhasil, teman ini mulai mencari kesibukan baru. Kesibukan yang bisa menambah pundi-pundi, untuk mengganti kegiatan jualan online. Meski proses pencarian itu, tidaklah semudah membalik telapak tangan. 

Memang boleh ya, hidup secapek ini.

-------

Masih tentang teman ini, penghasilan bulanan dari jualan online lumayan besar. Saya pernah diperlihatkan, omset jualan kotor yang ratusan juta per bulan. Komisi didapatkan, berdasarkan prosentase omset jualan.

Hasil dari jualan online-nya, membuat rekeningnya menggemuk. Selain untuk kebutuhan sehari-hari, ada yang ditabung untuk sekolah anak. Yang membuat saya salut, teman ini rutin transfer ke orangtua. Konon biaya untuk umroh orangtua, ditanggung dari penghasilan jualan online.

Sebelum tik tok resmi ditutup, sempat direkrut tiga asistant untuk membantu jualan. Paket nyaris saban hari datang, sampai tidak enak dengan tetangga. Tetapi setelah segala kesibukan berlalu, kini semua berubah drastis.

Ketiga asistant  dirumahkan, seiring dengan menurunnya omset penjualan. Meskipun ada platform jualan online, tapi jauh berbeda dengan tik tok shop sebelumnya. Teman ini memilih mundur, mencari kegiatan lain yang menghasilkan.

Memang Boleh ya Hidup Secapek Ini ?

Dunia ini memang tempatnya masalah, datang dan pergi silih berganti. Saya juga merasakan, jatuh bangun, jatuh dan jatuh lagi, bangun, demikian seterusnya dan seterusnya. Tak ayal sempat diambang putus asa, tetapi ada saja alasan untuk menepsinya.

Ketika keingingin menyerah itu hinggap, sayang terbayang wajah istri dan anak-anak. Mereka masih membutuhkan kepala keluarga ini, dan saya memegang tanggung jawab mulia itu. Tanggung jawab menafkahi, mendidik, merawat, melindungi mereka.

Kalau sedang terpuruk, benak berbisik, memang boleh ya hidup secapek ini.

---


Jujurly, banyak hikmah saya petik, baik dari kisah sendiri maupun perjalanan hidup orang lain. Bahwa namanya kehidupan, berjalan tidak flat dan lurus-lurus saja. Setiap keadaan yang hadir, demi kebaikan manusia itu sendiri. Agar tidak jumawa, ataupun merasa yang paling merana.

Karena ketika roda sedang di atas, masih banyak orang yang jauh di atas kita. Pun ketika sedang terpuruk, sebenarnya tak kalah banyak yang lebih menderita. Jadi bersikap sewajarnya alias tidak berlebihan saja, dalam menjalani sedih dan senangnya kehidupan.

Dan kejadian semisal saya lihat sendiri, terjadi pada orang yang saya kenal baik. Ketika pandemi usahanya justru meningkat, mobil dan motor parkir memenuhi teras rumahnya. Saya menjadi saksi, bagaimana kesibukan teman baik ini. Saya ketemu hanya sesekali, saking jarangnya beliau di rumah.

Tetapi kini berubah drastis, rumah yang ditempati kini dibiarkan kosong. Rupanya masa kontraknya abis, dan entahlah penghuninya pindah ke mana. Beruntungnya pasangan suami istri ini solid, menghadapi jatuh dan bangkit bersama-sama. 

Ya, setiap orang bakal memiliki fase sendiri-sendiri. Jalani saja, dengan sabar, syukur dan ikhlas. Karena pada dasarnya manusia, lemah dan tiada daya upaya. Sesekali lelah pikiran, tenaga dan capek hati, itu wajar. Bolehlah istirahat dulu, semeleh sembari berbisik “Memang boleh ya, hidup secapek ini”.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA