10 Sep 2022

Curahan Pengasuhan di Desa Anak SOS Lembang

 
Anak adalah amanah, kehadirannya di dunia semestinya disambut suka cita. Buah cinta ayah bunda, mereka melengkapi bahagia. Anak harta tak ternilai, karena nominal angka tak bisa mengukur kadarnya.

Namun tak semua keadaan berlaku ideal,  tersiar istilah "anak haram". Sungguh saya tidak tega, menulis dan mengucap kata tersebut. Ada anak yang keberadaannya, dianggap aib sehingga ditelantarkan.

Faktanya banyak anak tumbuh tanpa pengasuhan layak, orangtua berpisah saat anak batita. Bertumbuh menemukan jati diri, tanpa kasih sayang ayah dan atau ibunya. Di usia belasan membrontak keadaan, bersikap semau sendiri.

-o0o-

Lembang, udaranya bersih dan segar. Sepatu kets saya menjejak di rumput basah, menandai hujan baru reda di sekitaran Bosca. Hari beranjak senja, tetapi rasa dingin menembus pori-pori. Kaos lengan tebal menempel, tak cukup melindungi tubuh ini.

Ya, saya di SOS Vilage's Lembang. Tempat anak-anak "kurang beruntung dalam pengasuhan", dimungkinkan tumbuh bahagia.  Bersama Pak Greg Hadi Nitihardjo, Pak Anna Jaes Tiano, Pak Trisno, Pak Deden selaku pengurus menyambut kami. Sekilas dari paras polos itu, bersit bahagia terpancar. Anak-anak yang diasup rasa sayang, dari ibu asuh dan pengurus.

Desa Anak SOS, adalah organisasi non profit yang concern terhadap anak-anak beresiko dalam pengasuhan. Memperjuangkan hak-hak dasar anak, khususnya dalam hal pengasuhan. Saya berkesempatan mengunjungi Desa Anak SOS Lembang, bersua anak-anak luar biasa. "Keluarga adalah bagian penting bagi seorang anak, maka keluarga harus dikuatkan untuk melindungi anak-anak," ujar Pak Greg hadi Nitihardjo, National Director SOS Chlidren

Selain mengurus anak-anak terlantar, Desa Anak SOS juga merangkul masyarakat sekitar. Ada 3 komunitas atau 3 RW, di bawah binaan SOS Vilage's Lembang. Saya sempat ke desa pencut, berkunjung ke dua rumah binaan SOS.

Adalah Ibu wangsih, keluarga binaan yang setiap hari membungkus krupuk. Setiap pax bungkus besar (isi 20 bungus kecil) si ibu mendapat upah 450 perak. Menurut pengakuannya, sehari bisa mendapat 9rb, kalau sepi mendapat 7ribu.

Kemudian ada nenek Sri dan suami, dibina untuk menanam bibit di lahan pinjaman ITB. Sementara suami bekerja serabutan, menerima order servis atau pembuatan sumur bor. "sekali panen labu bisa dapat 200 ribu, perbuah harganya seribu" jelas nenek Sri.

Berada di Desa Anak SOS Lembang, memberi inspirasi kehidupan. Bahwa hidup mustilah memiliki kemanfaatan, sebagai ladang kebaikan saat kita tiada kelak. Khairunnas anfa uhum linnas, "Sebaik-baik manusia adalah yang banyak manfaatnya".

(salam)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA