26 Jul 2021

Sesungguhnya Ujian Jomlo adalah Kesabaran

 

Pengalaman saat jomlo, saya merasa betapa sulitnya menemukan jodoh. Ibarat menemukan jarum di tumpukan jerami.

Sungguh terjal berliku, stamina mental benar-benar musti dipersiapkan.

Tak terhitung usaha saya kerahkan, tapi nyatanya gagal dan gagal lagi. Mirip seperti awal-awal melamar pekerjaan, susahnya minta ampun sampai berdarah-darah.

Beruntung setiap kita memiliki naluri bertahan,  sehingga tidak mudah menyerah dan tak lekas menghentikan langkah.

Bahwa perjuangan adalah sebuah keniscayaan dalam hidup, musti ditempuh siapapun yang ingin mendapatkan sesuatu dikehendaki.

-----

Soal lika liku menjemput jodoh, terjadi dan ada disetiap masa dan generasi. Setelah teman sepantaran atau adik adik kelas, belum menikah sampai sekarang.

Di generasi millenial ada juga mengalami hal serupa, adik adik yang usia berjarak dua dekade dengan saya. Beberapa saya kenal, curhat menyoal susahnya menemukan belahan jiwa.

Setiap orang hidup dengan ujian sendiri-sendiri, termasuk ujian soal tambatan hati.

Ada yang jalannya dimudahkan, dan tidak sedikit diuji kesabaran. Ada yang berjalan sesuai rencana, di saat yang sama banyak yang melenceng jauh dari harapan. Tetapi saya meyakini, bahwa apa yang digariskan kehidupan tidak ada yang sia-sia.

Sesungguhnya Ujian Jomlo adalah Kesabaran

Saya memiliki kisah pilu tak bakal dilupa, yaitu kehilangan motor yang dibeli dengan keringat sendiri. Sedihnya begitu mendalam, sampai sampai saya mengkhawatirkan diri sendiri.

Kendaraan roda dua, yang untuk membeli saya kumpulkan serupiah demi serupiah. Tiba-tiba hilang begitu saja, membuat saya merana dengan sebenar-benarnya.

Seiring berjalannya waktu, dengan dada masih sesak dan menata kesabaran. Saya mencoba membenahi diri, mengurai keruwetan di pikiran ini.

Sesedih apapun dialami hidup musti terus berjalan, bahwa hari esok kan menjanjikan harapan baru.

Hikmah yang saya petik adalah : untuk sesuatu yang sudah diraih dengan susah payah, maka naluri untuk mempertahankan sangat kuat.

Pun untuk urusan mendapatkan jodoh, yang untuk kehadirannya dibayar dengan kesabaran panjang dan penantian tak bertepi.

Yang untuk menemuinya, tak terhitung seberapa kerap melangitkan pengharapan. Dan telinga sampai kebal, mendengar cibiran, nyinyiran atau sindiran.

Maka sudah sewajarnya, akan dijaga dan dipertahankan sepenuh jiwa raga.  Sudah semestinya, pasangan menjadi orang yang selalu diprioritaskan keberadaannya.So, teman-teman yang belum menjumpa belahan jiwa, tetaplah bersabar dan  tak putus usaha. 

Semoga bermanfaat.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA