Film “Perang Kota”, karya
terbaru dari penulis dan sutradara peraih 2 Piala Citra kategori Sutradara
Terbaik FFI Mouly Surya. Sudah tayang di bioskop di seluruh Indonesia, pada
penghujung April 2025.
Film persembahan Cinesurya,
Starvision, dan Kaninga Pictures, merupakan adaptasi “Jalan Tak Ada Ujung”
karya Mochtar Lubis. Menghadirkan kisah cinta segitiga, di tengah kekacauan
perang di kota Jakarta pada tahun 1946.
Mempertaruhkan cinta dan
perjuangan, diselimuti pengkhianatan. Mouly Surya akan membawa penonton ke
mesin waktu, saat Jakarta kembali diinvasi Belanda tahun 1946. Di tengah
kekacauan kota yang mulai ditinggalkan oleh warga dan pemimpinnya.
Ada perjuangan gerilya dari para anak muda yang mempertaruhkan nyawa dan harga dirinya agar bangsa Indonesia yang baru saja merdeka tak lagi jatuh ke tangan penjajah.
Jakarta era ‘40-an ditampilkan
dengan kontras penuh warna dan kota yang muram, menunjukkan suasana kota yang
penuh gejolak di tengah peperangan.
Setahun setelah Indonesia merdeka, Jakarta menjadi medan perang antara pejuang kemerdekaan dan tentara Sekutu yang ditunggangi Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.
Razia, penangkapan,
penembakan, hingga bakar-bakaran. Situasi begitu mencekam, sampai-sampai
ibukota pindah darurat ke Yogyakarta. Perang terjadi di tengah kota.
Pertempuran kecil di mana-mana jadi pemandangan sehari-hari.
Banyak keluarga kehilangan anggota keluarga mereka, sementara hidup harus tetap berjalan. Ekonomi hancur, bahan makanan susah didapat, harga melambung tinggi.
Di tengah semua itu, Isa
(Chicco Jerikho) berjuang untuk keseharian di kota yang terus berperang,
Fatimah (Ariel Tatum) bertahan dari perang batinnya, dan Hazil (Jerome Kurnia)
bersikeras dengan semangat perjuangannya.
Ketiga karakter utama ini menampilkan intrik yang tak hanya berkelindan di antara kekacauan kota, namun juga batin yang berkecamuk.
Fatimah mendamba kehangatan
dari Isa, sementara Isa, yang terkena dampak trauma, tak bisa memberikan
kepuasan batin bagi istrinya. Hazil, pemuda yang tengah bergairah menjadi
pelampiasan hasrat Fatimah.
Mouly Surya meramu intrik cinta segitiga dengan perjuangan dan pengkhianatan dengan lugas namun tetap luwes. Pergerakan kamera sinematografer, membawa visual konflik batin dan perang menjadi sebuah film periodik yang memberikan interpretasi segar.
“Gaya 1946 juga ditampilkan dengan mendesain kota Jakarta yang banyak memiliki gang-gang sempit. Ini menjadi seperti metafora, bahwa guerilla fighting itu ada di Indonesia. Pertarungan dan peperangan tak terjadi di jalan-jalan besar tapi lewat jalan-jalan kecil,” kata Mouly Surya.
Film “Perang Kota” dibintangi
oleh Chicco Jerikho, Ariel Tatum, Jerome Kurnia, Rukman Rosadi, Imelda
Therinne, Faiz Vishal, Anggun Priambodo, Ar Barrani Lintang, Chew Kinwah, Alex
Abbad, Indra Birowo, Dea Panendra, dan lain-lain.
Menjadi ko-produksi antara Indonesia, Singapura, Belanda, Prancis, Norwegia, Filipina, dan Kamboja, film ini diproduksi oleh Cinesurya, Starvision, dan Kaninga Pictures. Dan menjadi ko-produksi bersama Giraffe Pictures, Volya Films, Shasha & Co. Production, DuoFilm AS, Epicmedia, Qun Films, dan Kongchak Pictures.
Menggunakan format audio Dolby Atmos, memberikan pengalaman menonton lebih imersif dan sinema absolut. Tata suara dikerjakan sound designer asal Prancis Vincent Villa
Sinopsis ;
Jakarta tahun 1946 dalam perang, cinta dan pengkhianatan. Guru ISA (Chicco Jerikho), pahlawan perang yang bermasalah di ranjang perkawinannya, dipercayakan misi menghabisi petinggi kolonial Belanda dalam usaha mempertahankan kemerdekaan, bersama sahabatnya HAZIL (Jerome Kurnia), pemuda tampan dan bersemangat yang diam-diam mencuri hati FATIMAH (Ariel Tatum), istri Isa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA