1 Mei 2025

Cinta, Perjuangan, dan Pengkhianatan di Medan Tempur

Film “Perang Kota”, karya terbaru dari penulis dan sutradara peraih 2 Piala Citra kategori Sutradara Terbaik FFI Mouly Surya. Sudah tayang di bioskop di seluruh Indonesia, pada penghujung April 2025.

Film persembahan Cinesurya, Starvision, dan Kaninga Pictures, merupakan adaptasi “Jalan Tak Ada Ujung” karya Mochtar Lubis. Menghadirkan kisah cinta segitiga, di tengah kekacauan perang di kota Jakarta pada tahun 1946.

Mempertaruhkan cinta dan perjuangan, diselimuti pengkhianatan. Mouly Surya akan membawa penonton ke mesin waktu, saat Jakarta kembali diinvasi Belanda tahun 1946. Di tengah kekacauan kota yang mulai ditinggalkan oleh warga dan pemimpinnya.

Ada perjuangan gerilya dari para anak muda yang mempertaruhkan nyawa dan harga dirinya agar bangsa Indonesia yang baru saja merdeka tak lagi jatuh ke tangan penjajah. 

Jakarta era ‘40-an ditampilkan dengan kontras penuh warna dan kota yang muram, menunjukkan suasana kota yang penuh gejolak di tengah peperangan.

Setahun setelah Indonesia merdeka, Jakarta menjadi medan perang antara pejuang kemerdekaan dan tentara Sekutu yang ditunggangi Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.

Razia, penangkapan, penembakan, hingga bakar-bakaran. Situasi begitu mencekam, sampai-sampai ibukota pindah darurat ke Yogyakarta. Perang terjadi di tengah kota. Pertempuran kecil di mana-mana jadi pemandangan sehari-hari.

Banyak keluarga kehilangan anggota keluarga mereka, sementara hidup harus tetap berjalan. Ekonomi hancur, bahan makanan susah didapat, harga melambung tinggi.

Di tengah semua itu, Isa (Chicco Jerikho) berjuang untuk keseharian di kota yang terus berperang, Fatimah (Ariel Tatum) bertahan dari perang batinnya, dan Hazil (Jerome Kurnia) bersikeras dengan semangat perjuangannya.

Ketiga karakter utama ini menampilkan intrik yang tak hanya berkelindan di antara kekacauan kota, namun juga batin yang berkecamuk.

Fatimah mendamba kehangatan dari Isa, sementara Isa, yang terkena dampak trauma, tak bisa memberikan kepuasan batin bagi istrinya. Hazil, pemuda yang tengah bergairah menjadi pelampiasan hasrat Fatimah.

Mouly Surya meramu intrik cinta segitiga dengan perjuangan dan pengkhianatan dengan lugas namun tetap luwes. Pergerakan kamera sinematografer, membawa visual konflik batin dan perang menjadi sebuah film periodik yang memberikan interpretasi segar.

“Gaya 1946 juga ditampilkan dengan mendesain kota Jakarta yang banyak memiliki gang-gang sempit. Ini menjadi seperti metafora, bahwa guerilla fighting itu ada di Indonesia. Pertarungan dan peperangan tak terjadi di jalan-jalan besar tapi lewat jalan-jalan kecil,” kata Mouly Surya.

Film “Perang Kota” dibintangi oleh Chicco Jerikho, Ariel Tatum, Jerome Kurnia, Rukman Rosadi, Imelda Therinne, Faiz Vishal, Anggun Priambodo, Ar Barrani Lintang, Chew Kinwah, Alex Abbad, Indra Birowo, Dea Panendra, dan lain-lain.

Menjadi ko-produksi antara Indonesia, Singapura, Belanda, Prancis, Norwegia, Filipina, dan Kamboja, film ini diproduksi oleh Cinesurya, Starvision, dan Kaninga Pictures. Dan menjadi ko-produksi bersama Giraffe Pictures, Volya Films, Shasha & Co. Production, DuoFilm AS, Epicmedia, Qun Films, dan Kongchak Pictures.

Menggunakan format audio Dolby Atmos, memberikan pengalaman menonton lebih imersif dan sinema absolut. Tata suara dikerjakan sound designer asal Prancis Vincent Villa

Sinopsis ;

Jakarta tahun 1946 dalam perang, cinta dan pengkhianatan. Guru ISA (Chicco Jerikho), pahlawan perang yang bermasalah di ranjang perkawinannya, dipercayakan misi menghabisi petinggi kolonial Belanda dalam usaha mempertahankan kemerdekaan, bersama sahabatnya HAZIL (Jerome Kurnia), pemuda tampan dan bersemangat yang diam-diam mencuri hati FATIMAH (Ariel Tatum), istri Isa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA