Home

18 Jun 2021

Perawat Lansia Ini Saya Usulkan Berangkat ke Tanah Suci

terapy lansia lumpuh

Saya salut, dengan sepak terjang lelaki berhati mulia ini. Rela menyerahkan diri, untuk merawat para lansia sepenuh hati.

Untuk hati yang tulus tersebut, saya berharap beliau bisa berangkat umroh. Semoga kesempatan tak disangka itu datang, seperti beberapa keajaiban pernah dialami.

Perjalanan hidup menuntun ayah dua anak, mengabdikan waktu, tenaga dan pikiran untuk sesama. 

Dan untuk setiap terjal dilalui, terbukti jalan ajaib membentang di hadapan.

----

Lelaki sederhana itu bernama Mohamad Sholeh.

Saya mengenal beliau, saat berkunjung ke panti lansia di daerah Tangsel. Panti yang dikelola sejak 2012, berdirinya berawal dari ketidaksengajaan.

Tekad bulat bermula dari keprihatinan Sholeh muda, kala itu sebagai wartawan kerap meliput lansia sebagai obyek berita.

Lansia kok hanya ditulis dan dijadikan pemberitaan, mbok ya dibantu, agar hidupnya lebih baik,” hati kecil berontak namun tak berdaya.

Kata hati itu tak serta merta diabaikan, mendesak diri berbuat sesuai kemampuan. Kelebihan riski tak seberapa disisihkan, dibuatlah santunan sekedarnya.

Mulai sedekah makan di hari jum’at, mendatangi rumah dhuafa membawakan sembako, pakaian layak pakai hingga alat kesehatan.

Donasi sembako untuk lansia

Seorang ketua yayasan memperhatikan kegiatan ini, menawarkan membuat panti lansia.  Meminta Sholeh sebagai ketua, agar kegiatan yang sudah berjalan lebih terarah dan tertata.

Bulan Mei 2012 panti lansia berdiri, mengontrak rumah di daerah BSD Tangsel. Siapa sangka, senyum terkembang itu tak bertahan lama.

Menjelang satu tahun berdiri, yayasan pemrakarsa berniat membubarkan panti lansia.

Keputusan ini bukan tanpa sebab, mereka tidak menyangka biaya operasional tidaklah kecil.

Naasnya, Sholeh terlanjur menanggalkan pekerjaan demi mengurusi panti.

Sholeh muda tidak putus asa, mencoba menghadap Dinas Sosial Kota Tangsel untuk menyelamatkan panti.

Pak Sholeh, Dinas Sosial untuk menolong secara langsung tentu sulit. Namun saya bersedia menolong bapak menghadap ke Kementerian Sosial. Mudah-mudahan akan ada solusi,”Teddi Darmadi, Kasi Lansia dan Anak (kala itu), menguatkan.

Nasib sungguh baik, di kantor Kementrian Sosial bisa menemui Direktur Rehabilitasi Sosial (saat itu) Ibu Tutiek Haryati.  

Sholeh menceritakan seluk beluk pembubaran panti.

Mas orang mana?” tanya Ibu itu tegas.

Saya orang Jawa bu, Jawa Timur,” jawab Sholeh.

Apa lagi orang Jawa, jangan takut, sekarang pulang, tetap urus lansia itu, dan BERDIKARI lah. Saya sekarang sibuk, dan harus mengurus lansia seluruh Indonesia,” pintanya.

Serasa tak percaya, hanya jawaban “BERDIKARI” didapati. Seolah turut merasakan kelimbungan itu, Pak Teddi membesarkan hati dan meyakinkan Sholeh muda bisa melewati masa sulit ini.

Hayuk pak Sholeh, besok kita roadshow ke seluruh panti di Tangerang Selatan untuk mencari tahu tentang bagaimana cara mereka bertahan hidup,” 

Satu minggu berjalan, bertandang dari panti satu ke panti lainnya. Satu kesimpulan didapat, adalah “BERDIKARI”.

Seiring waktu, tanpa terasa sebulan ke depan habis masa sewa panti. Sholeh memasang spanduk, menyebar selebaran, memosting foto lelang sewa rumah kontrak untuk lansia.

Keajaiban datang di saat tepat, sekira dua minggu tekumpul dana hingga 30 juta rupiah. Panti lansia terancam bubar,  berhasil diselamatkan.

Rabu, 22 Mei 2013, panti kembali tegak. BERDIKARI diabadikan sebagai nama panti lansia hingga saat ini.

Perawat Lansia Ini Saya Usulkan Berangkat ke Tanah Suci

Para lansia menjadi hari-hari Pak Sholeh, beruntung kini ada partner yang membantu mengurusi lansia dan bagian dapur.

Saya saksi atas kerepotan, mengurus lansia tak ubahnya mengurus bayi.

Ada kakek buang air besar di bawah kasur, dengan wajah tak bersalah langsung tidur. Pengurus bergegas membersihkan, agar bau kotoran tak memenuhi ruangan.

Pada kunjungan berikutnya, saya melihat nenek dengan separuh badan lumpuh. Untuk beraktivitas sangat tergantung, pengurus musti menggendong ketika nenek hendak pindah ruangan.

 

Dokpri

September 2020, bersama komunitas saya mengunjungi Panti Lansia Berdikari.  

Lokasinya berada di tengah perumahan, sudah sejak lama dipermasalahkan. Warga protes merasa tak nyaman, kalau ada panti di lingkungan mereka. 

Tetapi apa daya, pengurus tak bisa berbuat apa. Keajaiban itu lagi-lagi terbuka, ada orang menawarkan lahan di daerah Tiga Raksa. 

Dengan mengucap bismillah, Pak Sholeh menyanggupi penawaran. Bersedia menyicil sekira ada dana, gayung bersambut pemilik lahan tak keberatan.

Lima tahun sudah, proses menyicil sembari membangun gedung berjalan. Kini sekira 70% bangunan berdiri, meski belum rapi setidaknya bisa ditempati.

Bulan Maret 2021 seluruh lansia pindah ke lokasi baru, kakek dan nenek ditempatkan di bangunan berbeda.  Saya tersanjung, diundang saat peresmian gedung.

------ 

Kepada orang yang menebar kemanfaatan, saya menaruh takjub. Mereka, orang yang telah selesai dengan dirinya, sehingga hidup dipersembahkan untuk sesama.

Dengan segala kerendahan hati, sekali lagi saya mengusulkan nama Bapak Muhamad Soleh berangkat Umroh.  

Atas setiap jerih payah dan budi telah ditanam, sekiranya cukup menjadi alasan saya mengajukan nama beliau.

Semoga keajaiban itu datang - Wallahu Alam bishowab.


 

13 komentar:

  1. aaamiiin ... masya Allah
    mulia sekali pak Sholeh itu, semoga diijabh berangkat ke baitullaah ya mas

    BalasHapus
  2. Hebat. Saya salut dengan orangorang yang tulus merawat lansia. Saya pernah bantu ibu merawat nenek memang perlu tenaga ekstra. Waktu ayah sakit lalu juga merasai betapa melelahkannya merawat lansia. Mereka yang setiap hari merawat lansia dengan tulus, mereka yang ikhlas dan berjiwa besar. Semoga Tuhan memberikan balasan yang setimpa kepada Pak Soleh dan kawan-kawannya dan mengangkat derajatnya. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju dengan kak Puspa, merawat lansia itu butuh ekstra segalanya,
      terutama butuh ekstra sabar luaaaar biasa. INsya Allah mendapat jannah NYA

      Hapus
  3. Semoga diijabah ya mas doanya, Saya kalau liat yang gini, memang benar ya tanpa ketulusan nggak akan ada orang orang yang baik seperti pak sholeh dan teman temannya.

    BalasHapus
  4. Amin.. turut berdoa juga.. semoga ada jalan ke baitullah.. dan panjang umur dan sehat sehingga bisa mewujudkan impian..

    BalasHapus
  5. Aamiin.. semoga terwujud, dan dalam menantikannya juga sehat, panjang umur dan dilancarkan rejekinya di masa yang sedang tak tentu ini.. semoga dikabulkan ya Allah..

    BalasHapus
  6. Aku salut banget dengan mereka yang mau merawat orangtua lanjut usia, karena pasti rasanya nggak mudah. Semoga dipanjangkan umur dan selalu diberi kesehatan selalu. Amiinnn.

    BalasHapus
  7. MasyaAllah. Merawat lansia itu gak mudah. Saya sudah pernah mengalaminya. Makanya terharu banget membaca postingan ini. Semoga dimudahkan semua proses menuju Baitullah. Aamiin Allahumma aamiin

    BalasHapus
  8. Masyaa Allah, semoga dimudahkan untuk menuju baitullah. Semoga beliau sehat selalu agar dapat selalu merawat lansia

    BalasHapus
  9. Semoga niat baik ini terwujud ya kak, apalagi pekerjaan pak Mohamad Sholeh merawat lansia sungguh mulia, gak banyak orang yang penuh iklhas dan sabar mau merawat lansia.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA