5 Mar 2018

Kampanye "Ayo Bangun Indonesia" Mengajak Masyarakat Membiasakan Sarapan



Peluncuran Buku "Mitos dan Faktas Sarapan" - dokpri

Kampanye “Ayo Bangun Indonesia,” diluncurkan Nestle pada tahun 2017. Sebagai bentuk komitmen Nestle, mendukung masyarakat  menerapkan perilaku sarapan sehat seimbang.

Dalam rangka perayaan “Pekan Sarapan Nasional (PESAN),” yang diperingati setiap 14-20 Februari,  Nestle kembali menggelar kampanye yang sama – Ayo Bangun Indonesia—pada awal maret 2018.

Minggu pagi di kawasan parkir Sarinah, ada yang tampak berbeda. Tenda warna putih berjajar rapi, hiruk pikuk pengunjung memadati setiap stand.

Pada panggung utama, instruktur senam memandu pesenam yang sebagian besar terdiri dari anak-anak  usia belasan tahun.
Senam pagi dilakukan dengan semangat, musik menghentak dan ceria mengiringi gerakan lincah. Sesekali pesenam berputar dan melompat, membuat keringat mengucur dari pori-pori badan.

Sementara panita tampak mendata pengunjung, sembari menyerahkan selembar kupon untuk ditukar dengan sarapan sehat dengan gizi seimbang.
Terdapat tiga paket sarapan. Paket A dengan menu utama sandwich, Paket B menu utama Seral dan Menu C dengan nasi goreng.
Penting aktif bergerak di pagi hari -dokpri

Sarapan sehat dan gizi seimbang saja ternyata belum cukup lho, harus dibarengi dengan gaya hidup aktif, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas dan produktif.

Menyoal sarapan, ternyata banyak penduduk Indonesia  tidak terbiasa sarapan. Kalau sarapanpun, asupan yang diserap kurang memenuhi kaidah gizi seimbang.

Dari data Pergizi –*dirilis tahun 2012—menunjukkan,  17 – 59% siswa sekolah dan remaja, serta 30.2% wanita dewasa tidak terbiasa sarapan.
Sementara untuk kualitas sarapan, 45% anak sekolah belum memenuhi kebutuhan gizi sarapan. 70% belum memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.
*)disampaikan Prof. Dr. Ir Hardiansyah dalam press release

Seperti kita ketahui, sarapan dengan gizi seimbang, adalah sarapan yang mengandung unsur energi, protein, vitamin dan mineral.

Masalahnya, apakah mayoritas penduduk Indonesia melek gizi seimbang?
Tidak perlu jauh-jauh, kita sendiri (maksudnya saya hehehe) biasa sarapan nasi uduk. Komposisi terdiri dari, nasi uduk, bihun atau mie goreng, sambal cabe plus gorengan –bakwan, tahu isi dan sejenisnya, tidak lupa kerupuk.

Coba kalau mau dikulik lebih jauh, nasi dan bihun atau mie, dua bahan pangan yang mengandung karbohidrat.
Kemudian aneka gorengan dan krupuk, adalah olahan yang dimasak dengan minyak. Kita tidak tahu, sudah berapa kali minyak dipakai menggoreng.

Sehatkah ? tentu tidak – hehehe.
O0o0O

Dharnesh Gordhon, Presiden Director Darmes Nestle Indonesia, dalam sambutannya menyepakati, bahwa kebiasaan sarapan bergizi, akan menjadikan kita lebih berkualitas untuk memulai hari.
Senada dengan sambutan Maidi Oktariana, Asisten Deputi Kementrian Koordinator Pembangungan Manusia dan Kebudayaan RI untuk Urusan Ketahanan Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak dan Kesehatan Lingkungan, “Sarapan sangat penting mendukung pertumbuhan dan memenuhi gizi setiap hari.

Perlu diakui, status gizi rakyat Indonesia saat ini memang belum baik. Namun, sudah mengarah pada satus baik, salah satunya dengan dikeluarkan pedoman gizi seimbang.

Anjuran gizi seimbang, perlu dibarengi dengan kebiasaan konsumsi beragam makanan sehat dan memiliki zat tinggi. Memperbanyak  konsumsi buah dan sayuran, batasi makan yang manis, asin dan atau berlemak.

Sarapan ternyata memenuhi ¼ kebutuhan gizi setiap hari, tidak sarapan membuat tubuh lemah dan mengurangi konsentrasi bekerja atau belajar.
Kotak sarapan yang dibagikan Nestle, adalah salah satu pesan paling efektif. Dalam kotak tersebut, terdapat gambar menu gizi seimbang.

Pada kesempatan berikutnya, Hendra Jamal Msi, selaku Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Atas Kesehatan dan Kesejateraan KPPPA,  menyampaikan, “masa depan Indonesia berada ditangan 80 juta anak Indonesia saat ini, dengan asumsi penduduk Indonesia 250 juta KK.”

dokumentasi pribadi
Semua anak indonesia harus dilindungi, dijamin, dipenuhi hak-haknya baik oleh orang tua, keluarga, masyarakat dan negara. Anak-anak kita, adalah anak-anak yang dipersiapkan untuk generasi emas 2045,

Pemenuhan asupan gizi seimbang, merupakan faktor penting dalam mencapai pertumbuhan optimal. Berpengaruh pada perkembangan otak serta kecerdasan anak.

Sarapan bergizi, akan mengisi asupan energi untuk aktivitas di sekolah di tempat kerja dan meningkatkan daya tahan terhadap stress.

Sarapan sebaiknya dilakukan sebelum jam 9 pagi, dengan pertimbangan cadangan makan malam sudah berkurang.
Sarapan yang aman dan bergizi, menghindarkan tubuh dari lemas, pusing, sulit konsentrasi dalam menjalankan hari tersebut.

Kotak Sarapan -dopri
Prof. Dr. Ir Hardiansyah dari Pergizi, berbagai tips sarapan disingkat 6 J

  1. Jumlah ; memenuhi kebutuhan sesuai anjuran gizi seimbang.
  2. Jenis : terdiri dari karbohidarat, protein (lauk pauk), sayur, buah dengan minuman (air putih, susu dsb)
  3. Jadwal : dalam kurun 2 jam setelah bangun tidur
  4. Jurus mengolah ; dianjurkan tidak rumit dan menghemat waktu agar kandungan gizi pada makanan tidak hilang
  5. Jurus menyiapkan : penyajian menarik agar menggugah selera
  6. Jurus mengonsumsi ; Sarapan dilakukan dengan tidak tergesa geesa

Eka Herdiana  selaku Nutritionis Nestle, menjelaskan bahwa "tujuan kampanye “Ayo Bangun Indonesia” adalah untuk mempromosikan kebiasaan sarapan."
Melalui website www.sahabatnestle.co.id akan dibagikan berbagai tips, pentingnya sarapan dan resep makanan sehat, chat bersama pakar.

Bersamaan dengan perayaan “Pekan Sarapan Nasional (PESAN), diluncurkan buku “Mitos dan Fakta Sarapan,” hasil kerjasama Nestle bersama PERGIZI. Untuk ebook buku ini, bisa download gratis di situs sahabat nestle.

ki-ka : Prof Hardin, Mesya Siregar, Eka Hardiana -dokpri
Selebrity Mesya Siregar, termasuk disiplin dalam hal sarapan bersama keluarga. Kegemaran anak-anak dan suami akan menu sarapan yang berbeda, menuntut Mesya kreatif menyiapkan menu.

Sarapan ala keluarga Mesya, adalah yang simple tidak perlu berat tapi gizi tetap terrpenuhi. Sehingga bagi ibu bekerja, tidak ada alasan tidak sempat menyiapkan sarapan.

Bagi Mesya, sarapan tidak sekedar kegiatan makan dan minum saja, tapi bisa membangun quality time, sikap disiplin dan menanamkan kebiasaan baik lainnya.

0oo0
Pagi itu saya memilih menu sarapan sandwich, tidak lupa perbanyak konsumsi buah. Tubuh yang sudah diasup makanan, rasanya siap untuk beraktivitas sampai siang –sebelum makan siang.
Bagaimana dengan anda, yuk budayakan kebiasaan sarapan !

2 komentar:

  1. Pak agung saya terbiasa makan roti dioles kornet, keju dibalur telur, ini kira2 sehat nggak ya, mengingat betapa banyaknya lemak di sana :D

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA