19 Feb 2016

Giring Ganesha Tak Baper


Selphi Kopiers bersama Giring (dok WA Group)
Siapa tak kenal nama Giring Ganesha, atau lebih ngetop dengan sebutan Giring Nidji. Aksi panggung  khas,  menggetarkan lima jari di depan dada begitu melekat. Lagu Hitznya sudah tak terhitung, disuka bahkan dihapal masyarakat luas. Sebut saja beberapa judul, Biarlah, Selalu Menjagamu, Laskar pelangi, Hapus Aku, Heaven, Bila Ku Jatuh Cinta dan tentu masih banyak judul lainnya.
Kamis siang ini Kopi bersua, dalam acara "Ngopi Bareng Giring" di Kantor Kabarindo.

Suasana berjalan santai dan akrab, saya merasa layaknya ngobrol dengan sahabat lama. Ayah 3 anak, berkisah tentang masa remajanya, karir bermusik dan perannya sebagai orang tua.
"Hampir semua saya coba saat sekolah, mulai berantem, mbolos dan tahulah bagaimana anak muda" ujar Giring sembari tersenyum membuka obrolan santai.
SD dan SMP di Tarakanita notabene bukan sekolah Islam, seolah diajarkan sang ayah bahwa hidup itu plural. Saat SMP sang ayah yang seorang wartawan meninggal, membawa duka mendalam.
Kegiatan bermusik dimulai selepas SMA, giat berlatih sembari kuliah. Tiga tahun pertama bermusik, dilalui dengan perjuangan keras. Terutama tahun pertama, hanya berlatih, berlatih dan berlatih.
"Latihan mulu, kapan manggungnya" celetuk ibunda suatu saat
Hingga peluang datang, mendapat job di satu pusat perbelanjaan dan lifestyle di Jakarta Pusat. Moment inilah justru mempertemukan, dengan sosok bernama ibu Acin dari Musica. Dari persuaan saat itu, pintu membangun karir bermusik terbuka lebar. Lagu demi lagu dari group band Nidji lahir, diterima dengan baik oleh masyarakat.
"Menggarap Theme song sebuah layar lebar ada untungnya, terutama saat proses menemukan ide membuat lagu sangat terbantu saat menyaksikan trillernya" ujar Giring "Saat mengisi soundtrack "Tenggelamnya Kapal Van derwick" misalnya, terinspirasi adegan Hayati menikah dengan pria pemabok dan gemar main tangan. Pada saat berikutnya karir lelaki yang mencintai justru mulai menanjak"
Themesong layar lebar lain yang tak kalah sukses, masih ada 5 CM, Laskar Pelangi, Tuhan Maha Cinta (untuk film Sang Pencerah), Serial Heroes dan lainnya. Giring ternyata juga penggemar Film Indonesia, kerap meluangkan waktu bersama keluarga ke bioskop demi film Indonesia.
Obrolan santai with Giring (dokpri)
Jatuh dan Bangun
Masa menjadi rockstar tengah dijalani, apapun yang dimau ibaratnya bisa dibeli. Party ke Bali, memuaskan hoby bisa semua dipenuhi.
"Tapi anehnya saya tidak bahagia" ucapnya lirih seperti memendam gelisah.
Kepedihan dialami saat karir menurun, hingga stress dan menyimpan duka. Pernah saat show bersama group band lain, ketika turun lift Nidji dicuekin yang dielu-elukan justru band lain.
"Siapa yang tak sedih" kilahnya
Sang ibu akhirnya memberi buku "Laskar Pelangi", kemudian dilanjutkan "Sang Pemimpi" keduanya karya Andrea Hirata. Pada dua buku inilah, Giring merasa terlecut semangat baru. Tanpa dinyana Mira Lesmana produser film Laskar Pelangi, menawari membuat soundtracknya. Berkah dari lagu Laksar Pelangi pula, aneka award diraih Nidji.
"Namun satu yang istimewa diantara award yang lain"sela Giring "saat itu ada nenek dengan cucunya datang ke studio, sang nenek telah tak berpayudara karena kanker menyatakan hilang sedih berganti semangat setelah mendengar Laskar Pelangi". (Touching)
Berkat sang nenek itu pula, naik turun bermusik dianggap satu hal yang wajar. Awal mulanya sempat sedih, namun lama-lama biasa "sudah tidak Baper" (Bawa Perasaan) kata Giring bercanda.
Tahun 2008 Giring bersama ibunda menunaikan ibadah haji, sepulangnya dipertemukan dengan jodoh. Cyntia membawa satu anak bernama Zidan dari perkawinan terdahulu, kemudian lahir dua buah hati dari Giring yaitu  Aisyah dan Jasmina. Kepada anak-anaknya, Giring cukup tegas namun dekat. Termasuk ketika Zidan si sulung, mulai bingung memiliki banyak kakek nenek kemudian ada yang dipanggil ayah dan papa. Bak sahabat, Giring mengajak berbincang tentang jati diri sang anak.
Pun ketika trend bermain gadget, ayah usia 33 tahun ini lebih suka mengajak anak-anaknya beraktivitas bersama. Seperti bermain kuis, sehingga keseruan terbangun di rumahnya. Pun saat pergi liburan ke luar kota atau luar negeri, memilih mengurusi anak-anak sendiri tanpa bantuan suster.
Tak lupa kesibukan lain diluar bermusik, yaitu mengelola  www.viral.kincir.com memiliki kanal community, content dan commerce. (bisa diklik langsung lho)
di Lantai 5 Sarinah (dokpri)
Obrolan berlangsung dengan akrab, kami bebas menyela saat hendak bertanya. Giringpun terkesan santai, sama sekali tak menonjolkan embel-embel artisnya. Saya pribadi tak mengira bisa sedekat ini, sebelumnya pernah meliput Nidji saat acara di Candi Prambanan Jogjakarta.
Bincang santai sampai di ujung, kami berpindah ke lantai 5 Sarinah. Sambutan begitu hangat, dari management pusat perbelanjaan legendaris ini. Sebuah baju batik spesial, dipersembahkan untuk sang bintang. Moment ini sekaligus penanda, Giring pamit dan berharap berkumpul dengan Kopiers. (salam)

6 komentar:

  1. Reportase cantik, ringkas dan lugas. Koq gak ditanya apa proyek yang tengah digarap Giring dengan Nidji? Atau, akan ditulis di sesi berikut mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah kelupaan saya Pak Edy, Nidji akan mengerjakan Soundtrack film utk tahun ini
      trimakasih masukannya
      salam sehat dan sukses :)

      Hapus
  2. udah lama gak lihat Giring di TV skr rambutnya beda ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rambutnya dibuat beda, kebetulan dalam rangka project
      terimakasih Mbak Lidya
      salam :)

      Hapus
  3. Suka sama kisah jatuh bangunnya giring. Ternyata banyak harta tidak melulu membuat bahagia ya. Paling suka banget sama lagu 5 cm jadi kaya soundtrack hidup

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pas sama hoby Mbak Evrina yang naik gunung ya hehehe
      salam :)

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA