10 Apr 2016

Menuju "Indonesia Sociopreneur Challenge" #RoadToISoC2016


Saya yakin, sebagian besar kita (mungkin) masih awam apa itu  "Indonesia Sociopreneur Challange" atau IsoC?
Acara Building Social Ecosystem, diselenggarakan di Beranda 52 Bintaro Tangsel 6-April-2016 (dokumentasi pribadi)
Yuk Cari Jawabnya !
Bisa jadi dalam keseharian sering kita dapati, baik di keluarga atau lingkungan terdekat. Yang paling sederhana dan sering dijumpa, masalah sampah di lingkungan sendiri. Mungkin ada oknum "nakal",  seenaknya membuang di tempat tak semestinya.
Sampai saya tulis artikel ini dan dipublish, di daerah Tangsel juga saya baca sebuah Spanduk. Kurang lebih begini bunyinya, "Ya Allah Segera Jemput Orang Yang Sering Membuang Sampah di Sini, Agar Tidak Bertambah Dosa".

9 Apr 2016

Waroeng Tung Tau nan Legendaris di Pangkalpinang


Pengalaman saya, setiap berkunjung di satu daerah selalu ada ikon kuliner. Baik itu berupa makanan khasnya, atau yang tak kalah menarik adalah tempatnya. Maka tak heran kalau ada kalimat, "Gak ke Pangkalpinang kalau gak ke Waroeng Tung Tau" (atau ke tempat lainnya).
Kopi Tung Tau di Pangkalpinang (dokumentasi pribadi)
Spesial kunjungan Kelas Blogger, menyempatkan mampir ke Waroeng Tung Tau di jalan Soekarno Hatta Pangkalpinang. Lokasinya sangat strategis, berada di pusat keramaian sangat mudah dijangkau. Tak jauh terdapat tempat penginapan dan pusat pertokoan, tempat yang tepat untuk bersantai dan menikmati secangkir kopi.
Waroeng Tung Tau
Berdiri sejak tahun 1938, menjadi waroeng kopi legendaris dan tertua di Sungai Liat. Menu utamanya Kopi O (kopi hitam) dan roti panggang tradisional. Kalau menilik tahun berdirinya, berarti sejak masa kolonial Belanda ya guys. 7 tahun sebelum kemerdekaan, dan saat ini sudah dikelola pada generasi ketiga.
Do you know, nama Tung Tau diambil dari nama pendirinya. Saat ini Waroeng Tung Tau semakin berkembang, sudah memiliki tiga cabang semuanya di Pangkalinang. Hebatnya, warung pertama masih bertahan dilokasi yang sama sejak didirikan tahun 1938.  Lokasi kegendaris perdana, yaitu di jalan Muhidin Sungai Liat Bangka. Sementara tiga cabang tersebar, di Jl. Taniwen, Jl. Depati Hamzah dan Jl Soerkarno Hatta (yang dikunjungi kelas blogger)
Satu kunci yang membuat Tung Tau melegenda,  yaitu mempertahankan citarasa serta tradisi pengolahannya.
Kopi Tung Tau
Terbuat dari 100% biji kopi asli, memiliki citarasa khas dibanding kopi lainnya. mempertahankan cara pengolahan tradisional, tetap dipertahankan sampai tiga generasi.
Penyajiannya juga unik, menggunakan cangkir berlabel Tung Tau dan kue semprong. Bagi penggila kopi sangat recomended, apalagi rasa kopinya sangat  tajam dan nendang.
Roti Panggang Tung Tau
Roti dan selai dibuat sendiri, dengan resep dan cara pembuatan yang sama selama puluhan tahun. Bahan yang digunakan, adalah bahan alami tanpa pengawet.
Roti Panggangnya lembut dan yummy (dokumentasi pribadi)
Wedang Uwuh (dokumentasi pribadi)
Untuk menu banyak pilihan, tak hanya kopi lho guys. Aneka juice disajikan, pun minuman seperti teh tarik, kopi tarik, wedang uwuh dan aneka mminuman pilihan ada juga. Sementara untuk roti bakar, terdapat pilihan selai sesuai selera. Roti bakar keju, strawberry, cokelat, srikaya dan masih banyak lainnya.
Pelayan sibuk mengantar pesanan pelanggan (dokumentasi pribadi)

Kelas Blogger sedang berkunjung ke Waroeng Tung Tau Pangkalpinang (dokumentasi pribadi)
Saya yang penasaran semakin tak sabar, setelah roti keju pesananan datang. Tekstur rotinya sangat lembut, kejunya setengah lumer menyatu dengan roti.  Cocok disantap saat hangat, rasanya seperti nempel dilidah.
Kelas Blogger ketagihan, dua kali kami berkunjung di Waroeng Tung Tau. Saat menjelang senja, dan sebelum subuh kembali berkunjung.
Anda penasaran?
Yuk ke Pangkalpinang, jangan lupa mampir ke Warung Tung Tau. (salam)
Kelas Blogger

8 Apr 2016

Wisata Religi Padepokan Puri Tri Agung


Perjalanan kelas Blogger di kota Pangkalpinang, hari kedua sempat mengunjungu Puri Tri Agung. Kami menempuh jalan darat selama satu jam lebih dari penginapan, untuk sampai di daerah Sungai Liat Bangka. Namun keseruan sepanjang perjalanan, membuat rasa bosan serta merta menyingkir.

 
Posisi Padepokan Puri Tri Agung sangat mempesona, dari pelataran bisa menyaksikan pemandangan Pantai Lepas. Panorama Pantai Tikus dengan ombak yang tenang, membuat pikiran semakin jernih (dokumentasi pribadi)
Mobil yang mengantar kami mulai menanjak, memasuki areal perbukitan. Tampak bangunan megah berbentuk Pagoda, terdiri tiga tingkat cerminan keyakinan atau Tri Dharma. Dari pelataran Padepokan, tampak lautan lepas dengan airnya yang biru.  
Saya sangat setuju, kalau Pemda menjadikan kawasan Puri Tri Agung sebagai kawasan wisata Religi layaknya masjid wali songo di Jawa.

Padepokan Puri Tri Agung berlatar bukit menghijau, memandangnya membuat perasaan tentram (dokumentasi pribadi)

Padepokan Puri tri Agung, berlokasi di kawasan pantai Tikus sungai liat kabupaten Bangka. Berada di atas lahan seluas 2,3 Ha, pada 2015 menjadi finalisasi pembangunan. Pada tahun yang sama pula, kawan sembahyang Agama Budha ini diresmikan mentri Agama Lukman Hakim Saifudin. 

Tempat sembahyang dengan patung Dewi Kwan Im, berada di sebelah kiri pelataran Padepokan. Umat Budha tampak khusyu sembahyang di area ini (dokumentasi pribadi)
Seorang ibu sedag sembahyang, di pelataran padepokan Puri Tri Agung. Sang ibu menghadap patung Dewi Kwan Im -gambar atas- (dokumentasi pribadi)


Pada beberapa sudut tempat sembahyang, tampak umat Budha khusyu memanjatkan doa. Diawali dengan membakar lidi merah, mengekuarkan asap dupa. Selain itu tampak buah sebagai sesaji, persembahan dari pendoa
Padepokan Puri Tri Agung tampak dari depan,




Patung kepala Naga , akan pengunjung jumpai di bagian teras Padepokan. (dokumentasi pribadi)
Bagian dalam Padepokan Puri Tri Agung yang megah dan indah (dokumentasi pribadi)
Tiga patung besar, berada di ruang utama Padepokan. Yaitu ; Kang Zi, Buddha Sakyamuni, Lao Zi. Patung Kang Zi merupakan patung dewa bagi agama konghucu, Buddha Sakyamuni untuk agama budha, dan patung Lao Zi merupakan patung taoisme atau aliran. (dokumentasi pribadi) 
Lonceng Raksasa berada di ruang utama, padepokan Puri Tri Agung (dokumentasi Pribadi)
Lokasi Padepokan ini sekitar 9 kilometer dari pusat kota, menjadi pilihan menarik bagi wisatawan. Pemda cukup sigap, dengan infrastruktur memadai berupa jalanan beraspal. 
karena belum ada transportasi publik menuju lokasi ini, sebaiknya pengunjung menyewa atau membawa kendaraan sendiri. (salam)