Kalau ada pepatah, “mempertahankan lebih sulit dibanding meraih,” saya sangat menyepakati. Dan demi mempertahankan gaya hidup sehat, pagi di hari weekend saya di kantor Kemenkes Jakarta Selatan.
Kalau ada pepatah, “mempertahankan lebih sulit dibanding meraih,” saya sangat menyepakati. Dan demi mempertahankan gaya hidup sehat, pagi di hari weekend saya di kantor Kemenkes Jakarta Selatan.
“Saat kami menikah 19 September 1999, punya keinginan : Lucu juga nih kalau anak kami lahir di tahun emas 2000. Namun perjuangan kami mendapatkan anak pertama, tidaklah mudah. Bertahun tahun konsultasi dan pindah pindah dokter ; hingga akhirnya bertemu dengan dr. Indra NC Anwar di Rumah Bersalin Bunda….. …… ….. dst
Ada
yang aware dengan penyakit Cacar Api?
Mula-mula saya menerka-
nerka, tetapi begitu melihat gambar-nya cukup familiar. Cacar Api atau Herpes
Zoster, adalah ruam menyakitkan berasal dari reaktivasi virus varisela—virus
penyebab Cacar Api.
Lazimnya penderita memiliki gejala, demam, sakit kepala, kesemutan, sakit perut dan nyeri dan atau gatal di area kulit. Kalau sudah terkena Cacar Api, menyebabkan permukaan kulit melepuh dengan ruam warna merah.
Tidak
bisa dipungkiri, sebagian besar masyarakat kita masih tabu ngobrol soal seks.
Apalagi orangtua ke anak dan sebaliknya, bicara seks bukan hal yang lazim.
Padahal
tugas orangtua, memberikan edukasi seks pada anak-anak,lebih-lebih saat terjadi
perubahan fisik memasuki usia puber.
Saat bujangan dan punya
penghasilan, kebiasaan makan saya berubah. Tidak hanya makan di jam utama, tapi
nyetok camilan. Di kamar kost, selalu saja ada wafer, biskuit, roti kering atau
apapun buat ngemil malam hari.
Kalau Ramadan makanan
bertambah-tambah, mulai ta'jil yang double (minuman dan gorengan). Setelah maghrib
baru makan besar, ditambah minum ice buah. Selepas sholat taraweh, ada saja
makanan disantap.
Suasana Digiland 2024 di Tenis Indoor Senayan Jakarta- dokpri
Saya seneng banget, akhir pekan ini datang ke Digiland 2024, di Tenis Indoor Senayan Jakarta. Adalah puncak peringatan ulang tahun Telkom Indonesia, yang mempersembahkan kegiatan insipiratif, inovatif dan menghibur.
Satu booth yang membumbungkan rasa penasaran saya, adalah booth Indibiz
Experience. Booth yang menghadirkan 7 ekosistem digital solusi by Indibiz, dan
berhasil menjawab rasa penasaran saya.
Tanpa terasa, Ramadan sudah
sepekan. Yang sudah pegang tiket mudik, sudah mulai kebayang kampung halaman.
Mudik dengan kemacetan, kepadatan arus lalu lintas, menjadi siklus tahunan.
Pemerintah melalui instansi dan segala perangkatnya, siap sedia memfasilitasi
pemudik.
Termasuk BPJS Kesehatan, yang
terus berkomitmen memudahkan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dalam suasana
mudik lebaran, tetap berusaha mempersembahkan layanan terbaiknya.
Acara Healthy takshow liputan 6 dan lightHOUSE, memberi manfaat sekaligus membuka wawasan baru bagi saya. Pembicara ketiga atau terakhir adalah dr. Sophia Hage, dokter spesialis olah raga dari lightHOUSE Indonesia. Beliau memaparkan dengan tema Sedentary, setelah pemateri sebelumnya dr. Grace Judio dan Psikolog Tara de Thouars, B.A, M.Psi. (lihat tautan di akhir artikel)
Saya tidak mengira, badan yang dulu tambun bisa berkurang lumayan signifikan. Merasa jauh lebih enteng, tidak gampang ngos-ngosan dan kecapekan atau kepala pusing. Berkat menerapkan pola makan dan gaya hidup sehat, biasa jalan kaki dan naik transportasi umum. Perubahan yang butuh proses, setelah kejadian memilukan, yang menyentil dan membulatkan tekad berubah.
Tak bisa dipungkiri, generasi muda menjadi tumpuan bangsa di hari mendatang. Apalagi di tahun 2035, diperkirakan menjadi bonus demografi bangi Indonesia. Jumlah usia produktif lebih banyak, dibandingkan jumlah usia non produktif.
Saya sangat beruntung,
berkesempatan hadir di acara Bincang Gizi kolaborasi YAICI bersama Universitas
Muhammadiyah Jakarta. Mengangkat tema “Aku, Kamu, Kita, Generasi Muda Sadar
Gizi”, menghadirkan narasumber yang kompeten.
Kita sepakat ya, mengonsumsi buah menyehatkan. Tapi uniknya, ada sebagian orang kurang suka buah. Anak saya pilah pilih soal buah, hanya buah tertentu yang disukai. Buah yang masih dikategorikan camilan, dalam keseharian dianggap sebagai pencuci mulut.
Perhatikan kalau ada hajatan
atau resepsi, letak buah ada di ujung setelah makanan utama. Secara tidak langsung dianjurkan, makan besar setelahnya
menyusul buah. Beberapa acara saya dapati, buah diganti puding atau kue manis.
Teman-teman, mungkin ada pernah
melihat konten medsos. Ada public figure, sedang dipijat kretek oleh ahli
pijat. Jujurly, saya ikut ngilu dan nyeri melihatnya. Menyimak dari awal pijat kretek,
si public figure berbaring
(tengkurep/ telentang) pasrah. Muncul perasaan kawatir, kalau- kalau ada yang
salah saat dikretek di bagian tubuh tertentu.
Saat tegang belum sepenuhnya
hilang, mendadak terdengar, “KREEEEG—KREEEG—KREG”. Hadeeuh,
seketika berkecamuk antara kawatir dan penasaran. Selang beberapa saat, terdengar “duh—auw” dan hening
sejenak. Si public figure membuka mata,
ekspresi wajah berubah sumringah.
Saya sangat yakin, nama Rumah Sakit Premier Bintaro sudah bukan nama yang asing. Rumah Sakit yang beroperasi 12 Oktober 1998 ini, dulunya bernama RS Internasional Bintaro. Kemudian pada Agustus 2010, berganti nama menjadi Rumah Sakit Premier Bintaro.
Selain lokasinya yang strategis, RS yang memiliki layanan dan tenaga profesional ini, sangat mudah
diakses melalui pintu TOL Pondok Aren.
Penyakit kusta, sebenarnya bukan penyakit baru. Saya sendiri, mengetahui kusta sejak berseragam merah putih. Dulu tahun 80-an ada sinetron TVRI, mengangkay kisah tentang orang dengan penyakit kusta (odpk). Diceriitakan di film terebut, odpk dijauhi warga dan mendapat stigma buruk.
Hal ini rasanya relate, dengan
perbincangan di Ruang Publik KBR, bahwa sampai sekarang pasien kusta mengalami
kesulitan. Satu diantaranya, adalah mendapat akses pelayanan yang layak dan
minimnya informasi tata cara perawatan dan penanganan Kusta.
Generasi 90-an, Saya yakin cukup
familiar dengan nama Kak Ria Enes dan Suzan. Penyanyi genre lagu anak-anak, (beberapa
diantaranya) liriknya dihapal bahkan sampai anak-anak sekarang. Seandainya lagu
tidak dinyanyikan dengan karakter boneka, mungkin tidak terkenal dan pesan
tidak diingat.
Media yang sama digunakan Kak
Agung dari Kampung dongeng, bersama ‘Mas Jacko’ menyampaikan pesan tentang
gizi. Saya sangat terhibur saat
melihatnya di acara Kopdar YAICIX Kampung Dongeng, alhasil pesannya sangat
mudah diingat.
Indonesia, belum sepenuhnya terbebas dari masalah gizi kurang, stunting, dan obesitas. Melansir Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, bahwa prevalensi stunting sebesar 24,4%. Sementara data Riskesdas 2018, prevalensi obesitas pada Balita sebanyak 3,8% dan obesitas usia 18 tahun ke atas sebesar 21,8%.
Kita bangsa Indonesia, di setiap daerah dianugerahi kearifan lokal. Kadang terkesan tak masuk akal, tetapi masih saja dijalani. Termasuk soal kehamilan, orangtua jaman dulu menghubungkan dengan fenomena atau keadaan sekitar.
Nenek saya pernah meminta cucu
tertua sedang hamil, segera mandi ketika rembulan sedang bulat sempurna.
Setelah itu diminta mengonsumsi kacang hijau, agar kulit si bayi bersih dan
rambutnya lebat dan legam. Serta
sejumlah aturan lain, yang kalau tidak dituruti nenek benar-benar marah.
Saya terngiang tausiyah seorang Ustad, tentang cara menjadi orangtua yang baik dan tangguh. Setidaknya ada dua syarat musti ditempuh, yaitu bersabar dan mengetahui ilmunya. Sabar dibentuk dari tempaan permasalahan, sedang soal ilmu bisa belajar dari ahlinya. Termasuk ilmu menyiapkan diri menjadi ibu hebat, dengan narasumber dokter Indra NC Anwar Sp. OG.
Menyimak antusias para peserta
Kulwapp, selain mencerahkan sangat relate dengan masalah dihadapi pasangan yang
sedang berusaha menggendong buah hati. Saya coba sarikan di artikel ini, semoga
bermanfaat.
Siapa bisa menyangkal, tentang persepsi masyarakat yang salah untuk kental manis. Ya, kental manis masih dianggap susu. Parahnya persepsi ini berlangsung lama, sekira seabad yang lalu.
Jaman penjajah, para mener sudah mengonsumi kental manis. Yang kemudian ditiru rakyat terjajah, berentetan hingga sekarang. Semasa masih kanak-kanak, saya juga kerap dibuatkan ibu kental manis (yang disebut ibu Susu).
Saat ini bukan hanya orang awam, tenaga kesehatan masih ada yang menganggap kental manis adalah susu.