20 Nov 2016

Senyum Awak Mobil Tanki di TBBM Plumpang

Pak Ahmad Toha (berdiri kanan) menunggu chek kesehatan -dok. group

Ahmad Toha lelaki usia paruh baya, adalah Awak Mobil Tanki (AMT) satu siap bertugas pada kamis siang itu. Bersama satu rekan sebagai AMT 2,  berhenti di depan meja kayu warna cokelat kekuningan. Badannya yang tegap kulit kehitaman, siap mengemudikan tanki Bahan Bakar Minyak. Anda pasti kerap jumpai, mobil tanki berwujud besar menjulang sebagai pengisi BBM di SPBU.
Sangat butuh keahlian khusus, mengemudikan truck tanki super besar. Untuk mendapat SIM B1, musti melalui serangkaian test yang tidak mudah.
Sebelum melaksanakan tugas, rangkaian proses dilalui Ahmad Toha. Pertama mendatangi meja check kesehatan, dengan alat pengukur tensi diketahui bagaimana kondisi badan. Kalau hasil chek dinyatakan belum layak jalan, disediakan kamar khusus untuk istirahat (baca: tidur). Ruangan seluas seperenam lapangan bola, dengan pendingin udara dan lampu remang.


"Suasana ruang istirahat dibuat sedemikian rupa, sehingga AMT bisa istirahat dengan nyaman. Waktu istirahat, sekitar dua sampai lima jam. Selain kamar istirahat, tersedia juga kamar mandi dan locker untuk menyimpan barang dua AMT. Hanya dua AMT yang bersangkutan, berhak memegang locker tersebut." Jelas Abimanyu, selaku Supervisior Awak Mobil Tanki
Kondisi Ahmad Toha dinyatakan fit, bergeser ke finger print kemudian melakukan validasi ke mesin kios. AMT melakukan scan segel, sampai keluar struck segel. Kertas struck dibawa, ditukarkan segel yang sesuai kode validasi. Nah alat segel ini berfungsi, memastikan tanki dalam kondisi aman belum diotak-atik siapapun.  
Dari pengambilan alat segel, menuju loket pengambilan surat jalan dan ongkos tol. Semua urusan administrasi lengkap, memakan proses kurang lebih setengah jam.  AMT 1 dan AMT 2 menuju mobil tanki, dengan nomor plat sesuai tertera di surat jalan. Ahmad Toha memastikan tanki dalam keadaan kosong, kemudian tutup disegel dengan pengaman yang sudah diambil. Hari itu Pak Toha, membawa tanki untuk ukuran 24 KL.
Mobil tanki melakukan pengisian di Filling Sheed sesuai Loading Instruction, sesuai dengan gate yang ditentukan. Setelah melakukan pengisian, AMT mengambil surat jalan di Gate Out.  Pada gate out inilah, AMT 1 dan AMT 2 baru mengetahui tujuan distribusikan.
" Tujuan distribusi BBM, diberikan kepada AMT berdasarkan sistem" Jelas Pak Abimanyu.
Setelah Pak Ahmad Toha, saya melihat AMT lain menjalani proses yang sama. Para AMT adalah orang-orang berjasa, dalam mendistribusikan BBM ke wilayah Jabodetabek.
Tanki siap diisi BBM -dokpri

-o0o-
Kamis siang yang cukup terik, blogger berkesempatan visit ke Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang berada di bawah PT. Pertamina Patra Niaga (PPN). Kami diterima Pak Bahtra Insan TS, selaku Manager Corporate Communication & CSR PT. Pertamina Patra Niaga, beserta team.
AMT seperti Pak Ahmad Toha, Pak Soleh, pak Agus dan AMT lain, berkerja di dibawah jasa perusahaan penyedia tenaga kerja AMT yang dikelola PT. Sapta Sarana Sejahtera (S3).
"AMT tidak memiliki ikatan kerja secara langsung, PPN menggunakan jasa AMT dari S3 dengan sistem borongan dengan masa kontrak kerja setiap dua tahun. Setelah masa kontrak berakhir, perusahaan penyedia tenaga kerja bisa mengajukan diri melalui sistem tender" Jelas Bahtra Insan TS saat bersua dengan bloggers.
Setiap pergantian jasa vendor, AMT tetap mendapat hak sesuai peraturan perundang-undangan (pesangon dan hak normatif lainnya). Tenaga AMT bisa tetap dipekerjakan, melalui perusahaan penyedia tenaga kerja pemenang tender.
Bahtra Insan TS, selaku Manager Corporate Communication & CSR PT. Pertamina Patra Niaga -dokpri

Berapa Upah AMT ?
Dibayarkan sesuai Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) setempat, ditambah Upah Performansi sebagai pengganti Upah Lembur yang dibayar berdasarkan kinerja AMT.  Penetapan Upah Performansi sebagai pengganti Upah Lembur tidak bertentangan dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia.
Sementara untuk uang Tunjangan Migas sudah tidak diberlakukan, hal ini mengacu kepada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi  Nomor Per. 04/MEN/II/2009 tentang Pencabutan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep: KEP-27/MEN/II/2000 Tentang Program Santunan Pekerja Perusahaan Jasa Penunjang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi,  saat ini telah diubah pemberlakuannya dalam bentuk Pesangon.

--Untuk mendongkrak performa AMT, PPN menerapkan strategi yang menarik. Setiap bulan diadakan pemberian reward, khusus bagi AMT yang memiliki performa bagus. Reward berupa voucher belanja, dengan besaran yang cukup memantik semangat kerja.
Tapi kalau AMT melakukan tindakan indisipliner, tentu PPN bisa mengajukan keberatan kepada vendor (dalam hal ini S3)--

Bagaimana Pola Kerja ?
empat hari kerja dan dua hari off, dengan pemberlakuan dua shift per hari, masing-masing 12 (dua belas) jam. Hal ini telah diperhitungkan, sesuai ketentuan HSSE (Health, Safety, Security and Environment).
"Dalam satu hari, AMT bisa membawa satu atau dua rit tergantung lokasi SPBU. Kalau jaraknya sekitar kelapa gading saja memungkin dua rit, kalau sampai Bogor atau Tangerang cukup satu rit" Jelas pak Bahtra.
--o0o-
Terkait dengan kabar demo di PPN, memang terlihat segerombol orang seragam AMT bergerombol di dekat gerbang masuk. Mereka menamakan, Serikat Buruh Transportasi Perjuangan Indonesia - Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia PT Pertamina Niaga (SBTPI- FBTPI PT PPN).
Dengan jelas Pak Bathra menekanan, bahwa SBTPI- FBTPI PT PPN bukan lembaga resmi di bawah PPN, sehingga seluruh kegiatan di luar tanggung jawab PPN.
--saya mendapat analogi sederhana, ketika ada ibu (selanjutnya pihak 1) mencari Asistant Rumah Tangga (selanjutnya pihak 2) melalui perusahaan pengelola ART (selanjutnya pihak 3). Tentu saat pihak 2 mulai bekerja pada pihak 1, sudah terjadi kesepakatan hak dan kewajiban. Ketika waktu berjalan, pihak 1 bisa melihat kinerja pihak 2.
Karena pihak 2 dibawa pihak 3, tidak bisa menuntut pihak 1 seenaknya sendiri. masalah gaji, jenis pekerjaan dan ketentuan lain sudah disepakati di awal. Pun kalau pihak 1 tidak puas dengan pihak 2, bisa lapor kepada pihak 3 untuk diganti.
Logika yang sama juga sangat sederhana, kalau pihak 2 bekerja baik dan tidak bikin ulah. Saya kok yakin, kecil kemungkinan, pihak 1 complain pada pihak 3.---

Nah, sebagai langkah terhadap ancaman mogok kerja AMT di TBBM Plumpang, Manajemen PPN melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 
  1. Menyiapkan AMT cadangan sebagaimana prosedur dalam penanganan AMT, termasuk menggunakan tenaga bantuan dari TNI Divisi Perbekalan & Angkutan. 
  2. Melakukan koordinasi dengan aparat Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) untuk pengamanan atas kemungkinan terjadinya tindakan anarkis oleh pengunjuk rasa.
  3. Antisipasi alih supply dan meningkatkan pasokan BBM ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sejak H-7 sampai dengan H+7.
  4. Membentuk Tim Satuan Tugas (SATGAS) untuk melakukan pengawasan dan koordinasi terpadu untuk mencegah hal-hal yang merugikan, serta berupaya menjamin kelancaran distribusi BBM ke seluruh SPBU selama masa ancaman mogok kerja AMT.

-o0o-
Selain Pak Ahmad Toha, bloggers berkesempatan berbicang dengan Pak Soleh dan Pak Agus (AMT 1 & AMT 2).  Mereka berdua memiliki prinsip yang sama, yang penting bekerja tidak terpengaruh dengan hasutan teman yang mengajak berdemo.
"kalau saya bagaimana bekerja dengan baik, pokoknya prioritas saya untuk anak istri di rumah" ujar Pak Soleh.
Pak Soleh memberi kesaksian, PPN selama ini bersikap adil dan sangat membantu. Untuk AMT berperforma bagus, kemudian memiliki anak berprestasi di sekolah. Maka anak AMT juga mendapat reward, hal ini sangat memotivasi semangat belajar anak AMT.
Pak Agus memberi pendapat senada, berpikir jauh untuk mengikuti ajakan berdemo. Apalagi kalau memikirkan anak dan istri di rumah, hanya satu tekad yaitu bekerja dengan giat.
Blogger's berfoto bersama Pak Bahtra -dok group wa
Bus yang membawa blogger's keluar dari pintu gerbang, terlihat ada orang dengan seragam AMT di sisi kanan gerbang. Memang pada sisi kanan ini, banyak pepohonan rindang untuk berteduh. Sekilas mengira-ngira jumlah, tak sampai ratusan orang. Artinya prosentasenya relatif kecil, dibanding jumlah AMT secara keseluruhan.

Andai saja pendemo bersabar lebih, menempuh jalan musyawarah berpijak pada kesepakatan bersama. Saya kok yakin, tindakan yang memicu isu tidak sedap bisa dianulir. Kalau sudah terjadi seperti ini, bukannya mereka sendiri (baca AMT pendemo) yang merugi. Tentu saja pemasukan mereka terganggu, berpengaruh pada pencarian nafkah untuk anak dan istri. *merenung--salam--  
Suasana TBBM Plumpang -dokpri

4 komentar:

  1. Apapun profesi kita, hendaknya tidak pernah lupa bersyukur...
    Dalam kondisi sekarang ini, mendapat pekerjaan sdh merupakan anugrah dan berkah,
    terutama yg sdh berkeluarga...

    Semoga tulisan ini bisa menginspirasi yg lain ya mas...

    BalasHapus
  2. Sesungguhnya saya takut kalau liat mobil bahan bakar ada di jalan,. horor banget, apalagi deket2 dia. pernah diceritain ada mobil bahan bakar terbalik terus kebakaran di jalan T_T

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, kalo papasan trs jalanan sempit jd was was gt

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA