Tampilkan postingan dengan label Catatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Catatan. Tampilkan semua postingan

14 Jun 2016

Netizen Peduli Perubahan Iklim

Menteri Lingkungan Hidaup & Kehutanan, Dr. Ir Siti Nurbaya Bakar, M.Sc.(dokumentasi pribadi)
Sejak tahun 1990 para ilmuwan sepakat, bahwa pemanasan global adalah ancaman terbesar abad XX1. Prediksi ini tentu bukan sembarangan, kini sudah mulai kita rasakan. Contoh paling nyata dan sedang kita hadapi, adalah hujan turun tidak lagi pada hitungan musim. Bulan juni yang sedang berjalan di negara tropis ini, tak serta merta dibarengi cuaca panas.
Dalam sebuah koran nasional terkabar, bahwa Indonesia saat ini mengalami kemarau basah. Artinya hujan masih tetap hadir, tak peduli musimnya sudah selesai. Kalau orang Jawa di daerah saya, sering memberi julukan "Salah Mongso" (salah masa).
Apa yang kita saksikan dan rasakan, adalah akumulasi dari sebuah dampak yang cukup kompleks. Pembakaran hutan marak terjadi, bahkan beberapa saat lalu kita impor asap ke negara tetangga. Belum lagi akibat dari meningkatnya penjualan kendaraan bermotor, ditengarai sebagai salah satu penyumbang polusi udara ibukota.
Lapisan ozon perlahan tapi pasti akan lubang, sinar matahari yang jatuh ke bumi tak lagi punya filter. Bumi semakin panas, tentu berpengaruh pada kehidupan manusia. Akibat pencemaran udara pula, menyebabkan selimut atmosheric 37% lebih tebal dari sebelumnya.
Upaya penyelamatan tengah dilakukan, dengan diadakan "Confrence of Parties (COP 21) in Paris pada Desember 2015. Lintas negara berkomitmen, membuat kesepakatan penanganan iklim international yang baru. Hal ini sebagai tindak lanjut, atas kesimpulan U.N Framework Convencion on Climate Change (UNFCCC)
Sebagai persiapan, setiap negara membuat persetujuan outline post hingga tahun 2020. Kemudian ditindaklanjuti dengan aksi, berdasar kesepakatan Internasional yang baru dibawah arahan Intended Nationally Determined Contributions (INDCs).
INDCs sebagai dasar, bagi komunikasi setiap negara international. Untuk menentukan kebijakan, terkait perubahan iklim yang terjadi di setiap negara. INDCs akan mampu mencermikan ambisi setiap negara mengurangi emisi, mempertimbangkan keadaan dalam negri dalam kemampuan menganggulangi.
Sebagai Netizen, kita bisa berartisipasi dengan menyebarkan ajakan mengatasi keadaan yang sedang berlangsung. Dengan membuat statusatau informasi  di medsos, menggunakan Hastag #SelamatkanBumi. Siapapun harus peduli, ikut bergandengan tangan demi menciptakan iklim yang sehat.
Budaya membuang sampah pada tempatnya harus digalakkan (dokumentasi pribadi)
Melakukan dari hal kecil yang positif, sembari "menularkan" pada orang terdekat di sekitar. Seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak membakar kotoran sembarangan. Mengurangi penggunaan plastik, menghemat penggunaan kertas. Bepergian dengan menggunakan public transportation, memilih konsumsi kendaraan dengan BBM yang bebas timbal.
Anda bisa teruskan sendiri, hal apa yang bisa dilakukan demi kebaikan bersama. Kalau saja hal kecil dilakukan kontinyu dan disebarkan, perlahan tapi pasti akan menjadi sebuah gerakan besar. Kalau sudah menjadi sebuah gerakan, tentu akan menjadi sebuah budaya.
Siapa yang diuntungkan?

Kita semua masyarakat yang menikmati, udara bersih bebas pencemaran. Saatnya kita mulai dari sekarang, yuk sebarkan #SelamatkanBumi (salam) 

10 Jun 2016

Menjadi Ayah Hebat untuk Anak Hebat

Anaka-anak adalah penghuni masa depan, yang tak bisa kau kunjungi sekalipun lewat mimpi- Kahlil Gibran- (dokumentasi pribadi)
Almarhum ayah saya seorang guru SD, pembawaan beliau kalem dan relatif irit bicara. Pada enam anak- anaknya atau ibu sangat jarang marah, intonasi suara juga nyaris tak pernah meninggi. 
Seingat saya pernah dua kali marah, waktu saya masih berseragam merah hati putih. Itupun setelah dirunut, muasal kemarahan memang saya penyebabnya.

Warung kecil ibu di pasar kampung sedang banyak pembeli, saya menangis minta dibelikan mainan. Ibu yang sedang melayani pembeli tak segera menanggapi, tangis saya pecah bertambah keras. Bisa dibayangkan, betapa jengkelnya perasaan orang tua (hehehe).

30 Mei 2016

Pentingnya Edukasi Tata Kelola Keuangan

Illustrasi- Mobil mewah berada di vallet parking (dokumentasi pribadi)
-TING-
"Pagi mas, Apa Kabar?" Sebuah pesan singkat tampil di layar smartphone.
Kebetulan saya menyimpan nomor pengirim pesan, jadi langsung terdeteksi nama empunya. Kebetulan si pengirim teman lama pernah satu kantor, masih sering ketemu urusan pekerjaan (sebut saja Anton).
"Pagi Anton, Alhamdulillah kabar baik" Balas saya
"Maaf mau ganggu sedikit nih" pesan baru tampil lagi
"Ada apa Anton?" tanya saya sedikit penasaran
"Begini mas, saya lagi perlu uang untuk bayar pendaftaran sekolah anak. Soalnya uang kepakai untuk bayar DP mobil........dst-dst" chatting Anton beruntun, wall smartphone  berisi kalimat penjelasan berusaha meyakinkan.

23 Mei 2016

Menjalin Nilai Kebersamaan dari Meja Makan #mejamakanpunyacerita

Acara Blogger Gathering Bersama Tupperware dan Viva 20/5'16- dokumentasi pribadi
"Bun maaf, tadi ayah sudah makan malam diluar" ujar saya sepulang dari ngantor
Kebetulan ada acara dadakan, usai jam kantor Boss mentraktir seluruh staff di sebuah Restaurant berkonsep "All U Can Eat". Karena bayar sama untuk makan sepuasnya, kami yang karyawan kalap ingin mencoba semua menu.
"Oo gitu" jawab istri lirih
Makanan dalam wadah Tupperware yang sudah disiapkan, dengan pelan dan berat hati diberesi. Saya menangkap nada getir dari intonasi suara, namun tak diungkapkan secara panjang. Guratan di wajah istri jelas tergambar kecewa, namun berusaha disamarkan. Saya memang sedang capek fisik dan pikiran, memilih segera membersihkan diri dan tidur. Karena kalau memperpanjang obrolan, bisa-bisa justru emosi yang keluar.
Kawan's, coba bayangkan!
Masalah yang terkesan remeh dan kecil, kalau terjadi berkelanjutan tentu ibarat bola salju. Bukankah sesuatu yang besar, merupakan akumulasi dari masalah kecil yang diulang-ulang.
Entahlah, sejak saat itu saya seperti berjanji di dalam diri. Kalau ada acara makan malam di mana saja, segera mengabarkan kepada istri. Hal ini sebagai upaya, agar masak secukupnya atau bisa beli untuk dirinya dan anak-anak. Pun kalau membawa pulang makanan, saya tetap mengirim kabar agar tidak repot memasak.
Kampung Halaman - Sekitar tahun 1989
Rutinitas ini terjadi nyaris sama setiap usai maghrib, tapi saya tak pernah bosan menjalani. Ibu yang hanya lulusan sekolah dasar, menurut pandangan saya sangat taat pada suami. Makan bersama menjadi kebiasaan keluarga kami, utamanya saat makan malam.
"Mbahmu yang yang ngajari ini" ujar ibu sambil menyiapkan meja makan
Tangan perempuan ini terlihat cekatan, meletakkan menu makan ke piring dan mangkok saji. Saya hanya mengintili, memperhatikan dengan seksama yang dikerjakan ibu. Komposisi dalam mengatur posisi menu juga tak beda setiap hari, konon katanya diajarkan sang mertua. 
Meja kokoh dari kayu jati ukuran  2 m x 1,5 m, dilapisi taplak plastik warna dasar merah bermotif bunga. Dua bakul nasi dengan uap masih mengepul, diletakkan persis ditengah meja makan. Bersanding dua rantang berisi sayur, berada persis di sebelah kanan nasi. Tempe goreng dan perkedel disatukan dalam piring ceper, berhimpitan dengan sambal dan kaleng krupuk.
Piring ditumpuk rapi agak menepi, diatasnya ditaruh sendok tanpa garpu (karena memang tidak punya garpu).  Kemudian gelas ukuran sedang berjajar rapi, sudah diisi air putih di dalamnya.
Kami empat kakak beradik siap bersantap malam, ayah duduk di kursi paling ujung dan ibu duduk di kursi seberangnya. Saya dengan kakak nomor lima di sisi kiri, dua kakak lainnya di sisi meja sebelah kanan.  Dua kakak sulung dan nomor dua kuliah di kota besar, karena kost tak bisa bergabung setiap sore.
Ayah seorang guru SD dan ibu membuka warung di pasar, selalu punya banyak waktu untuk berkumpul. Meski dengan menu ala kadarnya, tapi kebersamaan itu terasa tak ternilai harganya. Prosesi sederhana yang terjadi puluhan tahun silam, kini saya rasakan begitu membekas di nubari.  Meski ayah dan ibu tak paham ilmu parenting, mereka justru telah menerapkan nilai pengasuhan dalam sikap keseharian.
Saya bungsu dari enam bersaudara, merasa dekat dengan keluarga bersahaja kami. Melihat kerukunan ayah dan ibu, meski dengan keadaan ekonomi yang pas-pasan. Betapa ukuran bahagia menurut pandangan saya, tak berbanding lurus dengan mewahnya menu makanan. Tapi lahir dari hati yang bersyukur, menikmati rejeki yang menjadi bagian kita.
Peran Ibu dalam Keluarga
Ibu saya adalah perempuan tangguh dan luar biasa, meski dari segi pendidikan relatif rendah. Beliau mempersembahkan bahkan sepenuh diri, untuk suami dan anak-anaknya. Beliau selalu pasang badan, ketika kami anak-anaknya sedang berduka.
Termasuk demi menghemat uang belanja, beliau masak sebelum adzan subuh untuk sarapan dan sepulang dari pasar untuk makan siang (biasanya sayur sekaligus untuk makan sore). Memang olahan ibu hanya menu sederhana, tetapi justru membuat rasa kangen ini kembali bertumbuh.
Ibu saya (paling kiri) bersama anak-anak dan Istri sedang makan di resto- foto tahun 2011 (dokumentasi pribadi)
Ah meja makan tua di rumah, selalu menggenang indah kenangan. Komposisi dalam menaruh peralatan makanan, terpertahankan sampai saya hendak merantau seperempat abad lalu.
Pun ketika Istri memilih sebagai ibu rumah tangga, saya mendukung  penuh keputusannya. Sebagai seorang lulusan sarjana, istri  cukup terbuka dengan pengetahuan parenting.
Kalimat "Al-ummu Madrosatul Uula" atau ibu adalah madarasah/ pendidik pertama, coba diterapkan istri dalam keluarga kecil kami. Istri totally mengurusi anak-anak dari bayi, tanpa pengasuh atau istilah kekiniannya baby sister. Ketika anak sedang tidur, masih mengerjakan pekerjaan rumah lainnya termasuk masak.
Setelah anak beranjak besar dan bersekolah, bergaul dengan wali murid lain. Mengisi waktu berjualan, untuk membantu keuangan keluarga. Sambil menjemput anak di sekolah, istri menawarkan dagangan kerudung dan makanan.
Pun makan bersama menjadi saat istimewa, kadang di meja makan kadang sembari melantai. Bungsu kami yang masih lima tahun, dengan manjanya minta disuapi ayah atau bundanya. Sementara sulung berusia sepuluh tahun lebih, tak segan bercerita apa saja yang terjadi tentang teman atau kejadian di sekolah.
Dua perempuan yang kepadanya saya menaruh hormat dan sayang, pertama ibu dan kedua adalah istri. Sebagai manusia pasti mereka berdua jauh dari sempurna, tapi perjuangannya tidak lagi saya sangsikan. Mereka berdua telah menanamkan sebuah nilai bahagia, dengan cara dan gaya masing-masing.
0-00-0
Meja makan bercat putih ditata rapi, berpasangan dengan 4 kursi dengan cat yang senada. Antar kursi yang berhadapan, dihubungkan taplak garis-garis warna kuning putih panjang seperti selendang di atas meja. Sajian siap santap dengan aneka wadah saji tupperware warna hijau muda, seolah tak sabar dinikmati Bloggers. Sendok dan garpu dua pasang ukuran besar dan kecil, menambah penampilan meja makan semakin sempurna.
Jumat sore 20 Mei'16, saya berada di acara "Blogger Gathering bersama Tupperware". Kemeriahan langsung terasa, saat kaki ini melangkah di lantai 12 Squard Quarter Buliding 
Edwin Jonathans, Selaku Product manager Tupperware Indonesia mengungkapkan dalam sambutan di acara Blogger Gathering "Tupperware ingin membuat wanita Indonesia lebih baik lagi, menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga. Oleh karena itu inovasi produk adalah hal penting bagi tupperware, karena harus mengikuti perkembangan jaman sesuai kebutuhan. Salah satu kategori produk sangat penting Tupperware adalah serving, untuk merespon fenomena hoby memasak sedang ngetrend di kalangan banyak orang. Serving membuat suasana makan, menjadi sesuatu yang lebih menyenangkan.
Oleh karena itu fenomena yang terjadi harus kembali dibudayakan, sekaligus mengingatkan pada keluarga indonesia. Untuk menumbuhkan tradisi kebersamaaan, bersantap bersama keluarga di meja makan. Saat  keluarga berada dalam satu meja makan, memungkinkan terdeliveri nilai sebuah keluarga kepada anak-anaknya. Tupperware meluncurkan sebuah kampanye "Meja Makan Punya Cerita", mengingatkan pentingnya meluangkan waktu di meja makan untuk makan bersama".
Edwin JonathansProduct Manager Tupperware Indonesia (dokpri)
Pada acara yang sama juga hadir di panggung Rina Sudiana, beliau adalah Product Manager marketing Dept. Tupperware Indonesia
Pada sesi presentasi Rina mengemukakan, saat ini keluarga Indonesia mulai jarang makan bersama. Saat team Tupperware minta testimoni perihal terakhir makan bersama keluarga, ada yang menjawab dua bulan lalu, setahun yang lalu waktu lebaran, bahkan ada yang lupa kapan makan bersama. 
(sebentar sebelum lanjut, kawan's harus saksikan video ini. haru-sedih-hiks)

Melalui kampanye dengan tema "Meja makan Punya Cerita", Tupperware meluncurkan produk baru. Agar kegiatan makan bersama, keluarga tak perlu booking di resto tapi bisa di rumah. Wadah yang bisa ditempatkan di meja makan, cantik, modern warnanya tegas, ukurannya mungil dan cocok untuk wadah sajian yang di beri nama "Petite Blossom"
Apa saja varian Petite Blossom ?
  • Petite Blossom Soup Server ; berkapasitas ideal untuk menyajikan hidangan berkuah porsi harian.
  • Petite Blossom Saucy Dish ; Aneka hidangan tumisan atau berkuah sedikit, tetap menarik disajikan.
  • Deep Serving Spoon ; cocok untuk makanan berkuah banyak atau sedikit
  • Petite Blossom serving Platter ; untuk makanan pendamping seperti kudapan dsb.
  • Serving Spoon ; cocok untuk mengambil kudapan dsb.
Saya dan teman semeja baru menyadari, ternyata wadah saji tupperware di setiap meja adalah paket Petite Blossom yang baru diluncurkan.
Petite blossom punya double fungsi, bisa untuk wadah saji juga untuk menghangatkan makanan. Saya jadi ingat kebiasaan istri dirumah, sering memasukkan sayur  atau lauk dalam wadah ke rice cooker yang kabelnya masih dihubungkan ke stop contact.
Hasilnya memang sangat memuaskan, makanan dingin berubah hangat. Kami bisa kembali menikmati makanan tersebut, tak perlu memasak yang baru. Selain hemat tenaga karena tak perlu masak lagi, tentu hemat biaya karena tak usah belanja (hehehe)
Trubo Chopper (dokpri)
Selain Persembahan Petite Blossom, Tupperware menghadirkan Turbo Chopper. Alat ini dilengkapi dengan pisau yang bisa diputar di dalamnya, dengan cara menarik manual  tali penghubungnya agar bisa memutar. Fungsi alat ini memudahkan ibu-ibu, terutama untuk membuat sambal dan lain sebagainya. Pisau di dalam Turbo Chopper, akan bertugas menghaluskan bahan yang ada di dalamnya.
00-00
Meja Makan Punya Cerita ala keluarga kami (dokpri)
Weekend  kali ini terasa begitu spesial, kami menyiapkan makanan bersama. Istri sudah memasak makanan, apapun menunya bagi kami sangat istimewa. Kebetulan kami punya wadah saji Tupperware, berbentuk bulat bisa untuk beberapa jenis makanan sekaligus. Bahkan untuk tempat buah dan nasi, kami juga mengandalkan produk Tupperware.
Semur tahu tempe, ayam ungkep, kentang balado, sayur acar dan bihun disajikan dalam satu wadah. Tak lupa buah-buahan disandingkan, menjadi penutup makan siang hari minggu.

Anak-anak berkisah apa saja tanpa sungkan, moment ini cukup efektif untuk berbagai cerita. Si kecil yang maunya disuapi bundanya, tak jarang minta dilayani saya ayahnya. Episode sederhana ini smoga membekas di benak anak-anak hingga kelak, seperti saya yang terbayang episode serupa puluhan tahun silam bersama orang tua.
Meja makan kami seolah selalu siap sedia, untuk menjadi tumpahan kisah setiap anggota keluarga kecil ini.  Bagaimana meja makan anda? (salam)

13 Mei 2016

Menjadi Blogger itu Kece !

"sepandai-pandai orang, kalau tidak menulis akan tenggelam oleh jaman" Pramudya A Toer
Siapa yang tak kenal dengan nama Pram, karya-karyanya kini hidup melebihi usia jasadnya di dunia fana.  Buku tetralogi karya beliau yang beken, masih terpajang di rak toko buku diterbitkan dan diterjemahkan dalam beberapa bahasa.
Bersama Komunitas Blogger, di Pantai di Sungai Liat Bangka (dok group WA)
Selain itu masih banyak nama lain, yang usia tulisannya jauh lebih panjang dari karya Pram. Sebut saja Satrawan Chairil Anwar, Buya Hamka, Umar Kayam dan Pendekar emansipasi Raden Ajeng Kartini.
Puisi "Aku" pasti sudah banyak dihapal syairnya, Novel "Tenggelamnya Kapal Van derwijk" belum lama ini diangkat ke layar lebar. Novel fenomenal "Para Priyayi" pernah dijadikan sinema eletronik, dan karya abadi "Habis Gelap Terbitlah Terang" siapapun pasti mengenali.
Sedikit nama  dan judul yang saya sebut adalah contoh kecil, masih berderet nama besar lainnya kalau disebut satu persatu tak akan habis-habis.
Minggu lalu saya menghadiri acara Launching buku puisi, menyimak penuturan narasumber di panggung saya mendapati sebuah inspirasi baru.
Intinya begini !
Mengenali dan mendalami apa yang sedang dikerjakan sangat penting, biasanya akan melahirkan karya yang memiliki ruh. Seperti penari dia harus mengenal tubuhnya, sehingga tariannya mampu membius penonton. Bagi seorang pemusik harus bersahabat dengan nada, rangkaian denting bebunyian yang menyentuh kalbu adalah output-nya. Sedang bagi penulis harus memahami setiap kata, susunan kalimat per kalimat akan menentukan nasib tulisannya.
"Menulislah, biarkan tulisanmu mengalir mengikuti takdirnya" Buya Hamka. Kalimat ini benar-benar mendalam, rasanya "JLEB" menohok kalbu.
Takdir tulisan biasanya beriring dengan kesungguhan prosesnya, dan seberapa dalam penulis memahami apa yang hendak disampaikan. Tulisan yang mewakili semangat jamannya, lazimnya akan memanjang usianya. Akan ada aroma masa yang dikandung, selalu up to date dibahas kapanpun meski  kelak sudah berbeda masa.
Artis ternama Dian Satrowardoyo pernah mengucapkan hal serupa, yaitu bangga dengan pekerjaan pilihan kita. "Yes, I'm Blogger", kalimat yang diucapkan penuh keyakinan akan menghadirkan aura positif dan dampak yang luar biasa.
-00-
Langkah saya di dunia menulis sangat belum ada apa-apanya, dibanding senior di dunia blogger atau jawara lomba menulis. Namun memutuskan untuk menulis saja, bagi saya merupakan langkah besar dan tidak main-main.
Setiap tulisan yang saya publish seolah mengajari siap dengan akibat, dan segera menulis lagi dan lagi hal yang baru untuk memacu kreatifitas.
Jhon de Rantau penulis skenario terkemuka tanah air mengungkapkan, "Karya itu apa yang akan dikerjakan sekarang dan nanti di depan, yang sudah dibuat kemarin biarkan jangan ditengok lagii"
Saya menangkap satu pesan, cara menatap kedepan adalah pancingan agar terus produktif. Kalau puas dengan hasil yang dicapai, biasanya tanda-tanda kemandegan hendak terjadi.
Melihat perjalanan yang seumur jagung, bergabung menjadi dalam barisan Blogger membuat saya tidak kapok. Apalagi ketika tulisan kita diapresiasi, dengan jumlah pembaca yang banyak plus mendapat reward di blog competition.
Saya beruntung pernah merasakan kemenangan itu, meski saya yakin banyak blogger yang lebih sering menang.
Dari sebuah kompetisi menulis, saya mendapatkan hal baru yang tak disangka. Langkah kaki ini sampai ke beberapa kota di Negri tercinta, menikmati udara yang sama di bagian bumi yang berbeda.
Dari lomba menulis pula, bisa menambah jumlah rekening tabungan atau mendapati barang idaman. Saya pernah mendapat Kamera jenis mahal, yang tak terpikir untuk membeli dengan uang sendiri. Bukan berarti tidak bisa membeli, tapi uang segitu kalau saya lebih baik untuk kebutuhan lainnya (hehehe).
Bersama Konumitas Blogger di Jembatan Barelang Batam (dok group WA)
Lewat menulis berkesempatan bersua dan tukar pikiran, dengan orang-orang hebat dan ternama mulai dari Publik Figure atau Pejabat.  Bisa berkenalan dengan pribadi luar biasa, seperti aktivis dan penggerak sosial yang terkenal.  Namun yang paling membuat bangga tak tertandingi, adalah berteman dengan Blogger-Blogger hebat yang masing-masing saya kenal secara pribadi atau lewat tulisan.

Kegiatan Blogger juga sangat bervariasi, Nobar, Mini Confrence, Talkshow dan masih banyak lainnya. O'ya KOPI (Koalisi Online Pesona Indonesia) akan mengadakan Pesta Kopi, rencana digelar pada ahir tahun 2016. Kegiatan ini akan menambah semarak dunia blogger, sekaligus mempererat silaturahmi. Saya pribadi sangat antusias dengan Pesta Kopi, akan memperluas pertemanan dan pengalaman baru pastinya.
Keputusan menjadi Blogger adalah pilihan Kece, bisa menjadi sarana berbagi kemanfaatan. "Khairunnas Anfa Uhum Linnas"- Sebaik-baik manusia adalah yang banyak manfaatnya. (salam)

8 Mei 2016

Menggapai Mimpi di Musim Bersalju - German, Feb 2012-


Salju turun di kota kecil pinggiran Berlin (dok wa Devita)
Tulisan lama ini saya buat puisi esai, tepatnya pada bulan Februari 2012. Keponakan atau anak dari kakak tertua, kala itu berangkat ke German untuk bekerja.
Terus terang keputusannya sangat mengejutkan, terlebih bagi seorang gadis seusianya (20 tahunan lebih - lebihnya banyak hehe *kidding). 
Menurut saya dia sangat nekad dan bersemangat, sekalinya pergi jauh sekalian. Ibu dan Neneknya yang paling memendam rasa kawatir, namun ditepis dengan meyakinkan semua akan baik-baik saja.
Beruntung calon suami (sekarang sudah menjadi suami) mendukung, alasannya simple sebelum menjadi guru bahasa German ada baiknya pergi ke negaranya.
Saya membantu mengurus Visa, beberapa kali ke kantor Kedutaan di dekat Bundaran HI. Ikut deg-degan menunggu visa disetujui, sebagai prasayarat keberangkatannya.
Sampai kabar keberangkatan yang super mendadak, sore diemail keesokkan pagi harus berangkat. Sesaat perasaan saya gamang melepas di keberangkatan terminal 2D Bandara Soetta. Namun langkah tegapnya, melenyapkan perasaan ragu yang mengepung waktu itu.
Saking deket  dengan Pakleknya (dia panggil saya om), selama di negeri seberang sering bertukar kabar.
Tulisan ini saya copas persis diblog saya yang dulu, sewaktu menulis untuknya ketika itu
-----to Devita Candra Nugraeni-----
Cerita2 itu mengalir meski sepotong sepotong, dari bumi belahan Eropa meniti waktu ke waktu mewujudkan janji hati.

Perjalanan menuai asa sangatlah mengasyikkan.
Seolah mimpi yg sekian lama terpendam menjelma nyata.
Menghirup udara dijauh sana
Menikmati turunnya salju yang merambat menuju beku
Adalah sajian kisah demi kisah yang indah

Aku sbg penikmat cerita menjadi antusias.
Ketika tiba2 saja semangatmu terletup kubaca dari komunikasi yang terjalin melalui dunia maya.

Adalah seorang gadis yang kini menggenggam masa dewasanya
Kedekatan yang kubangun dengannya mulai awal2 usia, ternyata membekas hingga kini ketika dia hampir sampai digerbang pernikahannya.
Maka jatuh bangun upaya meraih segenap cita2nya,
aku menjadi salah satu tempat dicurahkan detil cerita.
Memposisikan diri sebagai pendengar yg baik sekaligus memberi masukan utk sebuah solusi membuat hubunganku semakin kuat
Pun hubungannya dengan istri dan anak anakku menjadi sebuah kesatuan tak terpisahkan.

Kini di sebuah kota kecil di German.
Hari harimu akan menjadi lembar demi lembar sejarah hidupmu.
Buatlah puisi terindah dalam perjalanan hidupmu
Untuk kaubagi dengan suami dan anak-anakmu kelak..

Love U Devita
From ;Om Agung, Bulek Eva, Ahnaf, Quinsha
----dan Kini-----
Devita menjadi guru bahasa German (seperti cita-citanya), di sebuah SMA Negeri di Surabaya
Satriya Fuji M lelaki pendiam  dan rendah hati telah meminangnya, memiliki dua buah hati pelipur lara yang menggemaskan (Nara dan Arkan). Semoga langkahmu yang tertinggal di dataran bersalju itu, kelak diteruskan anak-anakmu.
Tak ada doa lagi, selain semoga sehat lahir batin untuk keluargamu. Sakinah, Mawaddah, Warahmah, dalam dekapan doa orang tua dan orang terdekat yang kalian kasihi. (amin)

Love U Again

Devita and Fam'
Devita (dok. WA Vita)

Devita in action (dok wa devita)

Suasana kota kecil pinggiran Berlin (dok WA Devita)
Satriya Fuji M, Arkan, Naratama, Devita (dok FB Devita)

7 Mei 2016

Cerita dari Towe Hitam Papua [Catatan Team NS]


Sonitehe Lase sedang memeriksa  warga Towe , Pak Antonius tulang punggungnya bengkak dan tidak bisa jalan. Awalnya jatuh dari pohon bertahun-tahun tidak mendapat pengobatan serius, karena kendala biaya dan transportasi. -miris ya- (dok.foto-WA Sonitehe)
Ahirnya, langkah ini, sampai juga di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Keerom. Kami berenam, anak muda tenaga kesehatan, siap untuk penempatan di daerah Towe Hitam Papua.
Saya, Sonitehe Lase asal Pulau Nias, sebagai tenaga Perawat, tergabung dalam team Nusantara Sehat (NS) Kemenkes.
Keputusan bergabung dengan Nusantara Sehat, didasari keinginan, bisa berbuat sesuatu bagi sesama. Sedikit kebisaan di bidang kesehatan, menjadi bekal, untuk berbagi dan memberi.

18 Apr 2016

Kucing & Dampak Psikologis Keluarga [Catatan Friskies Catventure]


Minggu siang (17/4'16) main atrium B Xchange Mall tampak semarak, dengan kehadiran aneka kucing manis berpenampilan lucu. Binatang piaraan ini tampil berbulu bersih, sebagian dilengkapi dengan baju khusus. Setiap kucing digendong dan dielus pemiliknya, penuh rasa sayang dan perhatian.
Talkshow di acara Friskies Catventure (kanan-kiri) Moderator, Pak Andew (dari Friskies) Sani B. Hermawa, Psi (Psikolog Keluarga dan Anak)  Dokter Hewan Nyoman Sakyarsih - dokumentasi pribadi
Memasuki lokasi acara, sesama pecinta kucing berbincang sapa sambil mengelus bagian kepala binatang kesayangan. Saya sekilas mendengar topik pembicaraan, bertukar info tentang makanan kesukaan kucing atau permainan bersama kucing.
Yap, hari ini di tempat yang sama ibarat surga. Friskies produsen makanan kucing ternama, menyelenggarakan Catventure (petualangan kucing). Pantas saja semua tentang kucing ada, memenuhi arena tempat Catventure digelar.
Apa itu Catventure?
Sebuah arena bermain untuk mengajak keluarga Indonesia, mengenal dan bermain bersama kucing peliharaannya.
Pada arena Catventure, disediakan cat playland atau tempat bermain kucing dengan pengawasan tentunya. Bahkan ada juga terdapat pop up cafe, tempat keluarga yang tidak memiliki kucing bisa bermain dengan binatang manis dan lucu ini. Dry grooming station tempat pembersihan bulu, telinga dan potong kuku. Khusus 100 pengunjung pertama di grooming station, bisa mendapat layanan yang memanjakan kucing kesayangan.
Saya menyaksikan satu kucing dengan bulu lebat, begitu nyaman sambil menikmati ketika sedang dibersihkan bulunya dengan alat (semacam) hair dryer.
Eit's masih ada lagi.
Photo booth, satu spot berlatar hijau (green screen) untuk berfoto kucing kesayangan tentu bisa bersama sang pemilik juga.  Ada juga meja khusus untuk konsultasi, dokter hewan siap menjawab dan memberi informasi yang diperlukan untuk kucing.
Mau make over khusus? Ada ahli tata rias wajah, menyulap paras buah hati anda seperti muka imut kucing. (wah dijamin lengkap)
Tak mengherankan, kalau arena Catventure penuh sesak pengunjung yang terlihat antusias.
Thomas Aquinas Nugroho, selaku Country Business Manager for Nestle Purina menyampaikan. "Friskies baru memiliki kandungan protein, kalsium, antioksidan untuk sistem imun, vitamin A dan taurine untuk kesehatan mata, asam lemak omega 3 dan omega 6 untuk memelihara kesehatan bulu dan kulit serta prebiotik untuk memelihara pencernaan dan mengurangi hairballs.
Melalui Friskies Catventure diharapkan, pengunjung tidak hanya dapat menikmati pengalaman bermain yang menyenangkan bersama kucing peliharaan, tetapi juga mendapat pengetahuan mengenai cara merawat dan memberikan asupan gizi yang baik bagi kucing kesayangan."
Pemilik kucing yang terlihat sayang dengan hewan piaraannya (dokumentasi pribadi)
Acara Talkshow  Catventure
Rekan Journalist dan Bogger's mulai berdatangan, memenuhi kursi di depan panggung untuk acara Talkshow. Hadir psikolog Keluarga dan Anak, Sani B. Hermawa, Psi , siang itu membuka pencerahan baru buat saya.
Ternyata binatang peliharaan memiliki manfaat bagus, dalam meningkatkan ikatan emosional antara orang tua dan anak. Hewan peliharaan seperti kucing yang sudah dianggap sebagai anggota keluarga, ternyata dapat membangun afeksi sehingga memunculkan sikap care, empati dan ikatan kuat dalam membagi peranan antara anggota keluarga.
"coba kita bayangkan, ketika ayah pulang dari kantor kemudian anak sudah ada dirumah dan ibu selesai menyiapkan makanan.  Ketika di rumah semua anggota keluarga berkumpul, focus pada binatang kesayangan. Hasilnya suasana akan lebih cair dan relaks melihat ulah kucingnya, secara tak sadar berdampak pada hubungan yang dekat antar anggota keluarga" jelas Sani B. Hermawa.
Tentang pembagian peranan di keluarga, tentu musti disesuaikan dengan usia anak. Selain itu dampak positif memelihara kucing, bisa meningkatkan self esteem yang tinggi dibanding anak yang tidak memiliki binatang peliharaan. Hal ini dikarenakan rasa tanggung jawab, yang membuat anak lebih ekspresif dan merasakan kebahagiaan.
Kucing yang imut, manis dan lucu hadir di arena Friskies Catventure (dokumentasi pribadi)
Sebagai seorang muslim saya teringat, binatang kesayangan Rasulullah Muhammad SAW adalah kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu hari Nabi hendak mengambil jubahnya, pada saat yang sama ditemui Mueeza terlelap di atas jubah tersebbut. Karena tak ingin mengganggu binatang kesayangan, Rasullullah memotong bagian lengan jubah yang ditiduri si kucing kemudian pergi. Ketika Rasulullah pulang, Muezza yang sudah bangun merunduk pada Sang nabi. Sebagai balasan kasih sayangnya, Rasulullah mengelus badan mungil kucing sebanyak tiga kali.
Dalam aktivitas keseharian, tak jarang Nabi menerima tamu sambil menggendong Muezza atau ditaruh di pahannya. Satu kebiasaan Muezza yang disuka Rasulullah, adalah mengeong ketika terdengar adzan seolah mengikuti lantunan panggilan sholat lima waktu (subhanallah).
Back to Friskies Catventure!
Pembicara kedua adalah Dokter Hewan Nyoman Sakyarsih, selain berprofesi dokter hewan beliau pendiri klinik hewan "Pet Smile". Dokter Nyumi begitu akrab disapa, mengungkapkan kebiasaan masyarakat yang selama ini dianggap kurang tepat. Yaitu memberi makanan kucing berupa nasi (karbohidrat), atau yang  paling sering adalah sisa makanan. Padahal makanan sembarangan yang diberikan, tentu berpengaruh pada kesehatan hewan kesayangan. Gizi yang tepat, mampu menjaga kesehatan kucing untuk jangka panjang.
"Kucing termasuk hewan karnivora sejati, kalau diberi nasi bisa saja pencernaannya tidak bekerja sebagaimana mestinya. Kita kan maunya kan punya kucing sehat, sehingga hidup lebih lama meski tak mungkin selamanya" jelas Dokter nyumi sambil tersenyum.
Secara spesifik, dokter Nyumi memaparkan apa saja makanan yang "don't" untuk Kucing. Seperti  Nasi, paracetamol, ikan mentah, bawang, susu, alkohol, anggur dan kismis, kafein, coklat, permen, telur mentah, tulang, dog food, ragi, hati. jenis makanan yang dipaparkan dokter, diyakini berpotensi membuat sakit pencernaan binatang kesayangan tersebut.
0oo0
Nah, untuk memenuhi kebutuhan gizi kucing kesayangan, Andrew dari Friskies sebagai narsum selanjutnya menjelaskan.  Friskies sebagai brand pakan kering kucing dari Nestle PURINA, menghadirkan lima varian rasa mengandung protein, asam lemak, antioksidan, vitamin A, taurin dan kalsium.
Kelima varian FRIESKIES dibagi menjadi ;
1. Kitten Discoveries ; untuk anak kucing usia 0 - 10 bulan, dengan rasa ayam, ikan, susu, sayur-sayuran dan biji-bijian utuh.
2. Indoor Delights ; untuk kucing yang lebih banyak beraktivitas di salam rumah, mengurangi bau pada kotoran kucing, mengatasi Hairball (Gumpalan Bola Bulu) dan mengandung prebiotik.
3. Seafood Sensations, dengan rasa salmon, tuna, udang, kepiting, dan rumput laut.
4. Meaty Grills, dengan rasa daging sapi, daging ayam dan sayuran
5. Surfin & Turfin Favorites dengan rasa daging ayam, ikan salmon, kepiting dan daging sapi.
Semua varian yang diluncurkan, tentu melalui riset dan penelitian yang panjang dan hari-hati. Hal ini selalu dilakukan Nestle PURINA, untuk mempersembahkan produk terbaik pada konsumen.
Tak ketinggalan hadir artis Citra Karina sebagai bintang tamu, berbagi pengalaman tentang binatang piaraannya. Sang kucing memiliki kebiasaan ngangein, setiap pulang shooting kucing artis muda ini suka mendekat dan memasang aksi seperti memijat-mijat Citra. Ternyata kebiasaan satu ini, membuat Citra semakin sayang dan enggan lepas dari kucing kesayangan.
Rasa sayang pada hewan piaraan artis ini, ternyata diturunkan dari sang ayah yang juga penggemar Kucing sejati. Maka tak mengherankan, di dua rumah artis (Jakarta dan Bandung) terdapat kucing kesayangan.
Lima Varian baru Friskies (dokumentasi pribadi)
00o00
Pada ujung acara talkshow, panggung mendadak gelap sejenak menyusul musik dan sorot lampu warna warni bergantian. Dentum musik menguasai panggung, satu persatu Penari dengan pakaian kerlap kerlip menjuntai naik pangung. Sekitar sepuluh penari dengan gerakkan atraktif dan lincah, membawa suasana semangat dan bertabur aksesoris berkilauan.
Panggung terasa begitu meriah dengan wajah ceria penari, menyusul  berikutnya satu orang berkostum kucing membawa makanan kesukaan. Satu persatu penari turun panggung, hingga sang kucing beraksi tunggal. Tak lama ganti berganti bermunculan, penari dengan banner Friskies varian baru tergantung di leher. Penari kostum kucing berada ditengah, diapit lima penari dengan banner lima varian Friskies.
Menyusul berikutnya semua narasumber dan bintang tamu naik panggung, masing-masing membawa product Friskies. Sekaligus sebagai penanda, bahwa acara talkshow Friskies Catventure usai.
Namun acara Friskies Catventure sendiri terus berlangsung, sampai pukul 21.00 di main atrium Bintaro Xchange. (salam)