Menteri Lingkungan Hidaup & Kehutanan, Dr. Ir Siti Nurbaya Bakar, M.Sc.(dokumentasi pribadi)
Sejak tahun 1990 para ilmuwan sepakat, bahwa
pemanasan global adalah ancaman terbesar abad XX1. Prediksi ini tentu bukan
sembarangan, kini sudah mulai kita rasakan. Contoh paling nyata dan sedang kita
hadapi, adalah hujan turun tidak lagi pada hitungan musim. Bulan juni yang
sedang berjalan di negara tropis ini, tak serta merta dibarengi cuaca panas.
Dalam sebuah koran nasional terkabar, bahwa Indonesia
saat ini mengalami kemarau basah. Artinya hujan masih tetap hadir, tak peduli musimnya
sudah selesai. Kalau orang Jawa di daerah saya, sering memberi julukan
"Salah Mongso" (salah masa).
Apa yang kita saksikan dan rasakan, adalah akumulasi
dari sebuah dampak yang cukup kompleks. Pembakaran hutan marak terjadi, bahkan
beberapa saat lalu kita impor asap ke negara tetangga. Belum lagi akibat dari
meningkatnya penjualan kendaraan bermotor, ditengarai sebagai salah satu penyumbang
polusi udara ibukota.
Lapisan ozon perlahan tapi pasti akan lubang, sinar
matahari yang jatuh ke bumi tak lagi punya filter.
Bumi semakin panas, tentu berpengaruh pada kehidupan manusia. Akibat pencemaran
udara pula, menyebabkan selimut atmosheric 37% lebih tebal dari sebelumnya.
Upaya penyelamatan tengah dilakukan, dengan diadakan
"Confrence of Parties (COP 21) in Paris pada Desember 2015. Lintas negara
berkomitmen, membuat kesepakatan penanganan iklim international yang baru. Hal
ini sebagai tindak lanjut, atas kesimpulan U.N Framework Convencion on Climate
Change (UNFCCC)
Sebagai persiapan, setiap negara membuat persetujuan
outline post hingga tahun 2020. Kemudian ditindaklanjuti dengan aksi, berdasar
kesepakatan Internasional yang baru dibawah arahan Intended Nationally
Determined Contributions (INDCs).
INDCs sebagai dasar, bagi komunikasi setiap negara
international. Untuk menentukan kebijakan, terkait perubahan iklim yang terjadi
di setiap negara. INDCs akan mampu mencermikan ambisi setiap negara mengurangi emisi,
mempertimbangkan keadaan dalam negri dalam kemampuan menganggulangi.
Sebagai Netizen, kita bisa berartisipasi dengan menyebarkan
ajakan mengatasi keadaan yang sedang berlangsung. Dengan membuat statusatau
informasi di medsos, menggunakan Hastag
#SelamatkanBumi. Siapapun harus peduli, ikut bergandengan tangan demi
menciptakan iklim yang sehat.
Budaya membuang sampah pada tempatnya harus digalakkan (dokumentasi pribadi)
Melakukan dari hal kecil yang positif, sembari "menularkan"
pada orang terdekat di sekitar. Seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak
membakar kotoran sembarangan. Mengurangi penggunaan plastik, menghemat
penggunaan kertas. Bepergian dengan menggunakan public transportation, memilih konsumsi kendaraan dengan BBM yang
bebas timbal.
Anda bisa teruskan sendiri, hal apa yang bisa
dilakukan demi kebaikan bersama. Kalau saja hal kecil dilakukan kontinyu dan
disebarkan, perlahan tapi pasti akan menjadi sebuah gerakan besar. Kalau sudah
menjadi sebuah gerakan, tentu akan menjadi sebuah budaya.
Siapa yang diuntungkan?
Kita semua masyarakat yang menikmati, udara bersih
bebas pencemaran. Saatnya kita mulai dari sekarang, yuk sebarkan
#SelamatkanBumi (salam)
Anaka-anak adalah penghuni masa depan, yang tak bisa kau kunjungi sekalipun lewat mimpi- Kahlil Gibran- (dokumentasi pribadi)
Almarhum ayah saya seorang guru SD, pembawaan beliau kalem
dan relatif irit bicara. Pada enam anak- anaknya atau ibu sangat jarang marah, intonasi
suara juga nyaris tak pernah meninggi. Seingat saya pernah dua kali marah,
waktu saya masih berseragam merah hati putih. Itupun setelah dirunut, muasal kemarahan
memang saya penyebabnya.
Warung kecil ibu di pasar kampung sedang banyak
pembeli, saya menangis minta dibelikan mainan. Ibu yang sedang melayani pembeli
tak segera menanggapi, tangis saya pecah bertambah keras. Bisa dibayangkan,
betapa jengkelnya perasaan orang tua (hehehe).
Illustrasi- Mobil mewah berada di vallet parking (dokumentasi pribadi)
-TING-
"Pagi mas, Apa Kabar?" Sebuah pesan singkat
tampil di layar smartphone.
Kebetulan saya menyimpan nomor pengirim pesan, jadi langsung
terdeteksi nama empunya. Kebetulan si pengirim teman lama pernah satu kantor, masih sering ketemu urusan pekerjaan (sebut saja Anton).
"Pagi Anton, Alhamdulillah kabar baik"
Balas saya
"Maaf mau ganggu sedikit nih" pesan baru
tampil lagi
"Ada apa Anton?" tanya saya sedikit
penasaran
"Begini mas, saya lagi perlu uang untuk bayar pendaftaran
sekolah anak. Soalnya uang kepakai untuk bayar DP mobil........dst-dst"
chatting Anton beruntun, wall smartphone
berisi kalimat penjelasan berusaha
meyakinkan.
Acara Blogger Gathering Bersama Tupperware dan Viva 20/5'16- dokumentasi pribadi
"Bun maaf, tadi ayah sudah makan malam
diluar" ujar saya sepulang dari ngantor
Kebetulan ada acara dadakan, usai jam kantor Boss
mentraktir seluruh staff di sebuah Restaurant berkonsep "All U Can
Eat". Karena bayar sama untuk makan sepuasnya, kami yang karyawan kalap ingin
mencoba semua menu.
"Oo gitu" jawab istri lirih
Makanan dalam wadah Tupperware yang sudah disiapkan, dengan pelan dan berat hati diberesi. Saya menangkap nada getir dari intonasi suara, namun
tak diungkapkan secara panjang. Guratan di wajah istri jelas tergambar kecewa,
namun berusaha disamarkan. Saya memang sedang capek fisik dan pikiran, memilih
segera membersihkan diri dan tidur. Karena kalau memperpanjang obrolan, bisa-bisa justru emosi yang keluar.
Kawan's, coba
bayangkan!
Masalah yang terkesan remeh dan kecil, kalau terjadi
berkelanjutan tentu ibarat bola salju. Bukankah sesuatu yang besar, merupakan
akumulasi dari masalah kecil yang diulang-ulang.
Entahlah, sejak saat itu saya seperti berjanji di
dalam diri. Kalau ada acara makan malam di mana saja, segera mengabarkan kepada
istri. Hal ini sebagai upaya, agar masak secukupnya atau bisa beli untuk
dirinya dan anak-anak. Pun kalau membawa pulang makanan, saya tetap mengirim
kabar agar tidak repot memasak.
Kampung Halaman - Sekitar tahun 1989
Rutinitas ini terjadi nyaris sama setiap usai maghrib,
tapi saya tak pernah bosan menjalani. Ibu yang hanya lulusan sekolah dasar,
menurut pandangan saya sangat taat pada suami. Makan bersama menjadi kebiasaan
keluarga kami, utamanya saat makan malam.
"Mbahmu yang yang ngajari ini" ujar ibu
sambil menyiapkan meja makan
Tangan perempuan ini terlihat cekatan, meletakkan menu makan ke piring dan mangkok saji. Saya hanya mengintili, memperhatikan dengan seksama yang dikerjakan ibu. Komposisi dalam mengatur posisi menu juga tak beda setiap hari,
konon katanya diajarkan sang mertua. Meja kokoh dari kayu jati ukuran 2 m x 1,5 m, dilapisi taplak plastik warna
dasar merah bermotif bunga. Dua bakul nasi dengan uap masih mengepul, diletakkan
persis ditengah meja makan. Bersanding dua rantang berisi sayur, berada persis
di sebelah kanan nasi. Tempe goreng dan perkedel disatukan dalam piring ceper,
berhimpitan dengan sambal dan kaleng krupuk.
Piring ditumpuk rapi agak menepi, diatasnya ditaruh
sendok tanpa garpu (karena memang tidak punya garpu). Kemudian gelas ukuran sedang berjajar rapi,
sudah diisi air putih di dalamnya.
Kami empat kakak beradik siap bersantap malam, ayah
duduk di kursi paling ujung dan ibu duduk di kursi seberangnya. Saya dengan
kakak nomor lima di sisi kiri, dua kakak lainnya di sisi meja sebelah kanan. Dua kakak sulung dan nomor dua kuliah di kota
besar, karena kost tak bisa bergabung setiap sore.
Ayah seorang guru SD dan ibu membuka warung di pasar, selalu
punya banyak waktu untuk berkumpul. Meski dengan menu ala kadarnya, tapi
kebersamaan itu terasa tak ternilai harganya. Prosesi sederhana yang terjadi
puluhan tahun silam, kini saya rasakan begitu membekas di nubari. Meski ayah dan ibu tak paham ilmu parenting,
mereka justru telah menerapkan nilai pengasuhan dalam sikap keseharian.
Saya bungsu dari enam bersaudara, merasa dekat dengan
keluarga bersahaja kami. Melihat kerukunan ayah dan ibu, meski dengan keadaan
ekonomi yang pas-pasan. Betapa ukuran bahagia menurut pandangan saya, tak
berbanding lurus dengan mewahnya menu makanan. Tapi lahir dari hati yang
bersyukur, menikmati rejeki yang menjadi bagian kita.
Peran Ibu dalam Keluarga
Ibu saya adalah perempuan tangguh dan luar biasa,
meski dari segi pendidikan relatif rendah. Beliau mempersembahkan bahkan
sepenuh diri, untuk suami dan anak-anaknya. Beliau selalu pasang badan, ketika
kami anak-anaknya sedang berduka.
Termasuk demi menghemat uang belanja, beliau masak
sebelum adzan subuh untuk sarapan dan sepulang dari pasar untuk makan siang (biasanya sayur sekaligus untuk makan sore). Memang olahan ibu hanya menu
sederhana, tetapi justru membuat rasa kangen ini kembali bertumbuh.
Ibu saya (paling kiri) bersama anak-anak dan Istri sedang makan di resto- foto tahun 2011 (dokumentasi pribadi)
Ah meja makan tua di rumah, selalu menggenang indah
kenangan. Komposisi dalam menaruh peralatan makanan, terpertahankan sampai saya
hendak merantau seperempat abad lalu.
Pun ketika Istri memilih sebagai ibu rumah tangga,
saya mendukung penuh keputusannya.
Sebagai seorang lulusan sarjana, istri cukup terbuka
dengan pengetahuan parenting.
Kalimat "Al-ummu Madrosatul Uula" atau ibu
adalah madarasah/ pendidik pertama, coba diterapkan istri dalam keluarga kecil
kami. Istri totally mengurusi
anak-anak dari bayi, tanpa pengasuh atau istilah kekiniannya baby sister. Ketika anak sedang tidur, masih
mengerjakan pekerjaan rumah lainnya termasuk masak.
Setelah anak beranjak besar dan bersekolah, bergaul
dengan wali murid lain. Mengisi waktu berjualan, untuk membantu keuangan
keluarga. Sambil menjemput anak di sekolah,
istri menawarkan dagangan kerudung dan makanan.
Pun makan bersama menjadi saat istimewa, kadang di meja
makan kadang sembari melantai. Bungsu kami yang masih lima tahun, dengan manjanya minta disuapi
ayah atau bundanya. Sementara sulung berusia sepuluh tahun lebih, tak segan bercerita
apa saja yang terjadi tentang teman atau kejadian di sekolah.
Dua perempuan yang kepadanya saya menaruh hormat dan
sayang, pertama ibu dan kedua adalah istri. Sebagai manusia pasti mereka berdua
jauh dari sempurna, tapi perjuangannya tidak lagi saya sangsikan. Mereka berdua telah menanamkan sebuah nilai bahagia, dengan cara dan gaya masing-masing.
0-00-0
Meja makan bercat putih ditata rapi, berpasangan
dengan 4 kursi dengan cat yang senada. Antar kursi yang berhadapan, dihubungkan taplak garis-garis warna kuning putih panjang seperti selendang di atas meja. Sajian siap
santap dengan aneka wadah saji tupperware warna hijau muda, seolah tak sabar dinikmati
Bloggers. Sendok dan garpu dua pasang ukuran besar dan kecil, menambah penampilan
meja makan semakin sempurna.
Jumat sore 20 Mei'16, saya berada di acara "Blogger
Gathering bersama Tupperware". Kemeriahan langsung terasa, saat kaki ini
melangkah di lantai 12 Squard Quarter Buliding
Edwin
Jonathans, Selaku Product manager
Tupperware Indonesia mengungkapkan dalam sambutan di acara Blogger Gathering "Tupperware
ingin membuat wanita Indonesia lebih baik lagi, menjalankan perannya sebagai
ibu rumah tangga. Oleh karena itu inovasi produk adalah hal penting bagi
tupperware, karena harus mengikuti perkembangan jaman sesuai kebutuhan.
Salah satu kategori produk sangat penting Tupperware adalah serving, untuk
merespon fenomena hoby memasak sedang ngetrend
di kalangan banyak orang. Serving membuat suasana makan, menjadi sesuatu yang lebih
menyenangkan. Oleh karena itu fenomena yang terjadi harus kembali dibudayakan, sekaligus mengingatkan pada keluarga indonesia. Untuk menumbuhkan tradisi kebersamaaan, bersantap bersama keluarga di meja makan. Saat keluarga berada dalam satu meja makan, memungkinkan terdeliveri nilai sebuah keluarga kepada anak-anaknya. Tupperware meluncurkan sebuah kampanye "Meja Makan Punya Cerita", mengingatkan pentingnya meluangkan waktu di meja makan untuk makan bersama".
Edwin Jonathans, Product Manager Tupperware Indonesia (dokpri)
Pada acara yang sama juga hadir di panggung Rina Sudiana, beliau adalah Product
Manager marketing Dept. Tupperware Indonesia.
Pada sesi presentasi Rina mengemukakan, saat ini
keluarga Indonesia mulai jarang makan bersama. Saat team Tupperware minta
testimoni perihal terakhir makan bersama keluarga, ada yang menjawab dua bulan
lalu, setahun yang lalu waktu lebaran, bahkan ada yang lupa kapan makan
bersama.
(sebentar sebelum lanjut, kawan's harus saksikan video ini.
haru-sedih-hiks)
Melalui kampanye dengan tema "Meja makan Punya
Cerita", Tupperware meluncurkan produk baru. Agar kegiatan makan bersama,
keluarga tak perlu booking di resto tapi bisa di rumah. Wadah yang bisa
ditempatkan di meja makan, cantik, modern warnanya tegas, ukurannya mungil dan
cocok untuk wadah sajian yang di beri nama "Petite Blossom"
Apa saja varian Petite Blossom ?
Petite Blossom Soup Server ; berkapasitas ideal
untuk menyajikan hidangan berkuah porsi harian.
Petite Blossom Saucy Dish ; Aneka hidangan tumisan
atau berkuah sedikit, tetap menarik disajikan.
Deep Serving Spoon ; cocok untuk makanan berkuah
banyak atau sedikit
Petite Blossom serving Platter ; untuk makanan
pendamping seperti kudapan dsb.
Serving Spoon ; cocok untuk mengambil kudapan dsb.
Saya dan teman semeja baru menyadari, ternyata wadah saji tupperware di setiap meja adalah paket Petite Blossom yang baru diluncurkan.
Petite blossom punya double fungsi, bisa untuk wadah saji juga untuk menghangatkan
makanan. Saya jadi ingat kebiasaan istri dirumah, sering memasukkan sayur atau lauk dalam wadah ke rice cooker yang kabelnya masih dihubungkan ke stop contact.
Hasilnya memang sangat memuaskan, makanan dingin
berubah hangat. Kami bisa kembali menikmati makanan tersebut, tak perlu memasak
yang baru. Selain hemat tenaga karena tak perlu masak lagi, tentu hemat biaya karena
tak usah belanja (hehehe)
Trubo Chopper (dokpri)
Selain Persembahan Petite Blossom, Tupperware
menghadirkan Turbo Chopper. Alat ini dilengkapi dengan pisau yang bisa diputar di
dalamnya, dengan cara menarik manual tali penghubungnya agar bisa memutar. Fungsi alat ini memudahkan ibu-ibu, terutama untuk membuat sambal dan lain sebagainya. Pisau di
dalam Turbo Chopper, akan bertugas menghaluskan bahan yang ada di dalamnya.
00-00
Meja Makan Punya Cerita ala keluarga kami (dokpri)
Weekend kali ini terasa begitu spesial, kami menyiapkan
makanan bersama. Istri sudah memasak makanan, apapun menunya bagi kami sangat
istimewa. Kebetulan kami punya wadah saji Tupperware, berbentuk bulat bisa untuk
beberapa jenis makanan sekaligus. Bahkan untuk tempat buah dan nasi, kami juga
mengandalkan produk Tupperware.
Semur tahu tempe, ayam ungkep, kentang balado, sayur acar dan bihun
disajikan dalam satu wadah. Tak lupa buah-buahan disandingkan, menjadi penutup makan siang
hari minggu.
Anak-anak berkisah apa saja tanpa sungkan, moment ini cukup efektif untuk berbagai cerita. Si kecil yang maunya disuapi bundanya, tak
jarang minta dilayani saya ayahnya. Episode sederhana ini smoga membekas di benak anak-anak hingga
kelak, seperti saya yang terbayang episode serupa puluhan tahun silam bersama
orang tua.
Meja makan kami seolah selalu siap sedia, untuk
menjadi tumpahan kisah setiap anggota keluarga kecil ini. Bagaimana meja makan
anda? (salam)
"sepandai-pandai orang, kalau tidak menulis akan
tenggelam oleh jaman" Pramudya A Toer
Siapa yang tak kenal dengan nama Pram, karya-karyanya
kini hidup melebihi usia jasadnya di dunia fana. Buku tetralogi karya beliau yang beken, masih
terpajang di rak toko buku diterbitkan dan diterjemahkan dalam beberapa bahasa.
Bersama Komunitas Blogger, di Pantai di Sungai Liat Bangka (dok group WA)
Selain itu masih banyak nama lain, yang usia
tulisannya jauh lebih panjang dari karya Pram. Sebut saja Satrawan Chairil
Anwar, Buya Hamka, Umar Kayam dan Pendekar emansipasi Raden Ajeng Kartini.
Puisi "Aku" pasti sudah banyak dihapal
syairnya, Novel "Tenggelamnya Kapal Van derwijk" belum lama ini
diangkat ke layar lebar. Novel fenomenal "Para Priyayi" pernah
dijadikan sinema eletronik, dan karya abadi "Habis Gelap Terbitlah
Terang" siapapun pasti mengenali.
Sedikit nama dan judul yang saya sebut adalah contoh kecil,
masih berderet nama besar lainnya kalau disebut satu persatu tak akan
habis-habis.
Minggu lalu saya menghadiri acara Launching buku
puisi, menyimak penuturan narasumber di panggung saya mendapati sebuah inspirasi
baru.
Intinya begini !
Mengenali dan mendalami apa yang sedang dikerjakan
sangat penting, biasanya akan melahirkan karya yang memiliki ruh. Seperti
penari dia harus mengenal tubuhnya, sehingga tariannya mampu membius penonton.
Bagi seorang pemusik harus bersahabat dengan nada, rangkaian denting bebunyian yang
menyentuh kalbu adalah output-nya. Sedang bagi penulis harus memahami setiap
kata, susunan kalimat per kalimat akan menentukan nasib tulisannya.
"Menulislah, biarkan tulisanmu mengalir
mengikuti takdirnya" Buya Hamka. Kalimat ini benar-benar mendalam, rasanya
"JLEB" menohok kalbu.
Takdir tulisan biasanya beriring dengan kesungguhan
prosesnya, dan seberapa dalam penulis memahami apa yang hendak disampaikan. Tulisan
yang mewakili semangat jamannya, lazimnya akan memanjang usianya. Akan ada aroma
masa yang dikandung, selalu up to date
dibahas kapanpun meski kelak sudah berbeda
masa.
Artis ternama Dian Satrowardoyo pernah mengucapkan
hal serupa, yaitu bangga dengan pekerjaan pilihan kita. "Yes, I'm Blogger", kalimat yang
diucapkan penuh keyakinan akan menghadirkan aura positif dan dampak yang luar
biasa.
-00-
Langkah saya di dunia menulis sangat belum ada
apa-apanya, dibanding senior di dunia blogger atau jawara lomba menulis. Namun
memutuskan untuk menulis saja, bagi saya merupakan langkah besar dan tidak
main-main.
Setiap tulisan yang saya publish seolah mengajari
siap dengan akibat, dan segera menulis lagi dan lagi hal yang baru untuk memacu
kreatifitas.
Jhon de Rantau penulis skenario terkemuka tanah air mengungkapkan,
"Karya itu apa yang akan dikerjakan sekarang dan nanti di depan, yang
sudah dibuat kemarin biarkan jangan ditengok lagii"
Saya menangkap satu pesan, cara menatap kedepan adalah
pancingan agar terus produktif. Kalau puas dengan hasil yang dicapai, biasanya tanda-tanda
kemandegan hendak terjadi.
Melihat perjalanan yang seumur jagung, bergabung
menjadi dalam barisan Blogger membuat saya tidak kapok. Apalagi ketika tulisan
kita diapresiasi, dengan jumlah pembaca yang banyak plus mendapat reward di blog competition.
Saya beruntung pernah merasakan kemenangan itu, meski
saya yakin banyak blogger yang lebih sering menang.
Dari sebuah kompetisi menulis, saya mendapatkan hal
baru yang tak disangka. Langkah kaki ini sampai ke beberapa kota di Negri
tercinta, menikmati udara yang sama di bagian bumi yang berbeda.
Dari lomba menulis pula, bisa menambah jumlah rekening
tabungan atau mendapati barang idaman. Saya pernah mendapat Kamera jenis mahal,
yang tak terpikir untuk membeli dengan uang sendiri. Bukan berarti tidak bisa
membeli, tapi uang segitu kalau saya lebih baik untuk kebutuhan lainnya
(hehehe).
Bersama Konumitas Blogger di Jembatan Barelang Batam (dok group WA)
Lewat menulis berkesempatan bersua dan tukar pikiran,
dengan orang-orang hebat dan ternama mulai dari Publik Figure atau Pejabat.
Bisa berkenalan dengan pribadi luar
biasa, seperti aktivis dan penggerak sosial yang terkenal. Namun yang paling membuat bangga tak
tertandingi, adalah berteman dengan Blogger-Blogger hebat yang masing-masing
saya kenal secara pribadi atau lewat tulisan.
Kegiatan Blogger juga sangat bervariasi, Nobar, Mini
Confrence, Talkshow dan masih banyak lainnya. O'ya KOPI (Koalisi Online Pesona
Indonesia) akan mengadakan Pesta Kopi, rencana digelar pada ahir tahun 2016.
Kegiatan ini akan menambah semarak dunia blogger, sekaligus mempererat
silaturahmi. Saya pribadi sangat antusias dengan Pesta Kopi, akan memperluas
pertemanan dan pengalaman baru pastinya.
Keputusan menjadi Blogger adalah pilihan Kece, bisa menjadi sarana berbagi kemanfaatan. "Khairunnas Anfa Uhum
Linnas"- Sebaik-baik manusia adalah yang banyak manfaatnya. (salam)
Salju turun di kota kecil pinggiran Berlin (dok wa Devita)
Tulisan lama ini saya buat puisi esai, tepatnya pada
bulan Februari 2012. Keponakan atau anak dari kakak tertua, kala itu berangkat
ke German untuk bekerja.
Terus terang keputusannya sangat mengejutkan,
terlebih bagi seorang gadis seusianya (20 tahunan lebih - lebihnya banyak hehe
*kidding).
Menurut saya dia sangat nekad dan bersemangat,
sekalinya pergi jauh sekalian. Ibu dan Neneknya yang paling memendam rasa
kawatir, namun ditepis dengan meyakinkan semua akan baik-baik saja.
Beruntung calon suami (sekarang sudah menjadi suami)
mendukung, alasannya simple sebelum menjadi guru bahasa German ada baiknya
pergi ke negaranya.
Saya membantu mengurus Visa, beberapa kali ke kantor Kedutaan di
dekat Bundaran HI. Ikut deg-degan menunggu visa disetujui, sebagai prasayarat
keberangkatannya.
Sampai kabar keberangkatan yang super mendadak, sore
diemail keesokkan pagi harus berangkat. Sesaat perasaan saya gamang melepas di
keberangkatan terminal 2D Bandara Soetta. Namun langkah tegapnya, melenyapkan perasaan ragu yang mengepung waktu itu.
Saking deket dengan Pakleknya (dia panggil saya om), selama
di negeri seberang sering bertukar kabar.
Tulisan ini saya copas persis diblog saya yang dulu,
sewaktu menulis untuknya ketika itu
-----to Devita Candra Nugraeni-----
Cerita2 itu mengalir meski sepotong sepotong, dari
bumi belahan Eropa meniti waktu ke waktu mewujudkan janji hati.
Perjalanan
menuai asa sangatlah mengasyikkan.
Seolah
mimpi yg sekian lama terpendam menjelma nyata.
Menghirup
udara dijauh sana
Menikmati
turunnya salju yang merambat menuju beku
Adalah
sajian kisah demi kisah yang indah
Aku sbg penikmat cerita menjadi antusias.
Ketika tiba2 saja semangatmu terletup kubaca dari komunikasi yang terjalin
melalui dunia maya.
Adalah seorang gadis yang kini menggenggam masa dewasanya
Kedekatan yang kubangun dengannya mulai awal2 usia, ternyata membekas hingga
kini ketika dia hampir sampai digerbang pernikahannya.
Maka jatuh bangun upaya meraih segenap cita2nya,
aku
menjadi salah satu tempat dicurahkan detil cerita.
Memposisikan diri sebagai pendengar yg baik sekaligus memberi masukan utk
sebuah solusi membuat hubunganku semakin kuat
Pun hubungannya dengan istri dan anak anakku menjadi sebuah kesatuan tak
terpisahkan.
Kini di sebuah kota kecil di German.
Hari harimu akan menjadi lembar demi lembar sejarah hidupmu.
Buatlah puisi terindah dalam perjalanan hidupmu
Untuk kaubagi dengan suami dan anak-anakmu kelak..
Love U Devita
From ;Om Agung, Bulek Eva, Ahnaf, Quinsha
----dan Kini-----
Devita menjadi guru bahasa German (seperti
cita-citanya), di sebuah SMA Negeri di Surabaya
Satriya Fuji M lelaki pendiam dan rendah hati telah meminangnya, memiliki
dua buah hati pelipur lara yang menggemaskan (Nara dan Arkan). Semoga langkahmu
yang tertinggal di dataran bersalju itu, kelak diteruskan anak-anakmu.
Tak ada doa lagi, selain semoga sehat lahir batin untuk
keluargamu. Sakinah, Mawaddah, Warahmah, dalam dekapan doa orang tua dan orang
terdekat yang kalian kasihi. (amin)
Love U Again
Devita and Fam'
Devita (dok. WA Vita)
Devita in action (dok wa devita)
Suasana kota kecil pinggiran Berlin (dok WA Devita)
Satriya Fuji M, Arkan, Naratama, Devita (dok FB Devita)
Sonitehe Lase sedang memeriksa warga Towe , Pak Antonius tulang punggungnya bengkak dan tidak bisa jalan. Awalnya jatuh dari pohon bertahun-tahun tidak mendapat pengobatan serius, karena kendala biaya dan transportasi. -miris ya- (dok.foto-WA Sonitehe)
Ahirnya, langkah ini, sampai juga di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Keerom. Kami berenam, anak muda tenaga kesehatan, siap untuk penempatan di daerah Towe Hitam
Papua.
Saya, Sonitehe Lase asal Pulau Nias, sebagai tenaga Perawat, tergabung dalam team
Nusantara Sehat (NS) Kemenkes.
Keputusan bergabung dengan Nusantara Sehat, didasari keinginan, bisa berbuat sesuatu bagi sesama. Sedikit kebisaan di bidang kesehatan, menjadi bekal, untuk berbagi dan memberi.
Minggu siang (17/4'16) main atrium B Xchange Mall
tampak semarak, dengan kehadiran aneka kucing manis berpenampilan lucu. Binatang
piaraan ini tampil berbulu bersih, sebagian dilengkapi dengan baju khusus.
Setiap kucing digendong dan dielus pemiliknya, penuh rasa sayang dan perhatian.
Talkshow di acara Friskies Catventure (kanan-kiri) Moderator, Pak Andew (dari Friskies) Sani B. Hermawa, Psi (Psikolog
Keluarga dan Anak) Dokter Hewan Nyoman Sakyarsih - dokumentasi pribadi
Memasuki lokasi acara, sesama pecinta kucing
berbincang sapa sambil mengelus bagian kepala binatang kesayangan. Saya sekilas
mendengar topik pembicaraan, bertukar info tentang makanan kesukaan kucing atau
permainan bersama kucing.
Yap, hari ini di tempat yang sama ibarat surga.
Friskies produsen makanan kucing ternama, menyelenggarakan Catventure
(petualangan kucing). Pantas saja semua tentang kucing ada, memenuhi arena
tempat Catventure digelar.
Apa itu Catventure?
Sebuah arena bermain untuk mengajak keluarga
Indonesia, mengenal dan bermain bersama kucing peliharaannya.
Pada arena Catventure, disediakan cat playland atau tempat bermain kucing
dengan pengawasan tentunya. Bahkan ada juga terdapat pop up cafe, tempat keluarga yang tidak memiliki kucing bisa
bermain dengan binatang manis dan lucu ini. Dry
grooming station tempat pembersihan bulu, telinga dan potong kuku. Khusus
100 pengunjung pertama di grooming station, bisa mendapat layanan yang
memanjakan kucing kesayangan.
Saya menyaksikan satu kucing dengan bulu lebat,
begitu nyaman sambil menikmati ketika sedang dibersihkan bulunya dengan alat
(semacam) hair dryer.
Eit's masih ada lagi.
Photo booth,
satu spot berlatar hijau (green screen)
untuk berfoto kucing kesayangan tentu bisa bersama sang pemilik juga. Ada juga meja khusus untuk konsultasi, dokter
hewan siap menjawab dan memberi informasi yang diperlukan untuk kucing.
Mau make over
khusus? Ada ahli tata rias wajah, menyulap paras buah hati anda seperti muka
imut kucing. (wah dijamin lengkap)
Tak mengherankan, kalau arena Catventure penuh sesak
pengunjung yang terlihat antusias. Thomas Aquinas Nugroho, selaku Country Business Manager for Nestle Purina menyampaikan. "Friskies baru memiliki kandungan protein, kalsium, antioksidan untuk sistem imun, vitamin A dan taurine untuk kesehatan mata, asam lemak omega 3 dan omega 6 untuk memelihara kesehatan bulu dan kulit serta prebiotik untuk memelihara pencernaan dan mengurangi hairballs.
Melalui Friskies Catventure diharapkan, pengunjung tidak hanya dapat menikmati pengalaman bermain yang menyenangkan bersama kucing peliharaan, tetapi juga mendapat pengetahuan mengenai cara merawat dan memberikan asupan gizi yang baik bagi kucing kesayangan."
Pemilik kucing yang terlihat sayang dengan hewan piaraannya (dokumentasi pribadi)
Acara TalkshowCatventure
Rekan Journalist dan Bogger's mulai berdatangan,
memenuhi kursi di depan panggung untuk acara Talkshow. Hadir psikolog Keluarga
dan Anak, Sani B. Hermawa, Psi , siang itu membuka pencerahan baru buat saya.
Ternyata binatang peliharaan memiliki manfaat bagus,
dalam meningkatkan ikatan emosional antara orang tua dan anak. Hewan peliharaan
seperti kucing yang sudah dianggap sebagai anggota keluarga, ternyata dapat
membangun afeksi sehingga memunculkan
sikap care, empati dan ikatan kuat
dalam membagi peranan antara anggota keluarga.
"coba kita bayangkan, ketika ayah pulang dari
kantor kemudian anak sudah ada dirumah dan ibu selesai menyiapkan makanan. Ketika di rumah semua anggota keluarga berkumpul,
focus pada binatang kesayangan. Hasilnya suasana akan lebih cair dan relaks melihat ulah kucingnya, secara
tak sadar berdampak pada hubungan yang dekat antar anggota keluarga" jelas
Sani B. Hermawa.
Tentang pembagian peranan di keluarga, tentu musti
disesuaikan dengan usia anak. Selain itu dampak positif memelihara kucing, bisa
meningkatkan self esteem yang tinggi
dibanding anak yang tidak memiliki binatang peliharaan. Hal ini dikarenakan
rasa tanggung jawab, yang membuat anak lebih ekspresif dan merasakan kebahagiaan.
Kucing yang imut, manis dan lucu hadir di arena Friskies Catventure (dokumentasi pribadi)
Sebagai seorang muslim saya teringat, binatang
kesayangan Rasulullah Muhammad SAW adalah kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu
hari Nabi hendak mengambil jubahnya, pada saat yang sama ditemui Mueeza terlelap
di atas jubah tersebbut. Karena tak ingin mengganggu binatang kesayangan,
Rasullullah memotong bagian lengan jubah yang ditiduri si kucing kemudian pergi.
Ketika Rasulullah pulang, Muezza yang sudah bangun merunduk pada Sang nabi.
Sebagai balasan kasih sayangnya, Rasulullah mengelus badan mungil kucing
sebanyak tiga kali.
Dalam aktivitas keseharian, tak jarang Nabi menerima
tamu sambil menggendong Muezza atau ditaruh di pahannya. Satu kebiasaan Muezza
yang disuka Rasulullah, adalah mengeong ketika terdengar adzan seolah mengikuti
lantunan panggilan sholat lima waktu (subhanallah).
Back to Friskies Catventure!
Pembicara kedua adalah Dokter Hewan Nyoman Sakyarsih,
selain berprofesi dokter hewan beliau pendiri klinik hewan "Pet
Smile". Dokter Nyumi begitu akrab disapa, mengungkapkan kebiasaan
masyarakat yang selama ini dianggap kurang tepat. Yaitu memberi makanan kucing
berupa nasi (karbohidrat), atau yang paling sering adalah sisa makanan. Padahal
makanan sembarangan yang diberikan, tentu berpengaruh pada kesehatan hewan
kesayangan. Gizi yang tepat, mampu menjaga kesehatan kucing untuk jangka
panjang.
"Kucing termasuk hewan karnivora sejati, kalau
diberi nasi bisa saja pencernaannya tidak bekerja sebagaimana mestinya. Kita
kan maunya kan punya kucing sehat, sehingga hidup lebih lama meski tak mungkin
selamanya" jelas Dokter nyumi sambil tersenyum.
Secara spesifik, dokter Nyumi memaparkan apa saja makanan
yang "don't" untuk Kucing. Seperti Nasi, paracetamol, ikan mentah, bawang, susu,
alkohol, anggur dan kismis, kafein, coklat, permen, telur mentah, tulang, dog
food, ragi, hati. jenis makanan yang dipaparkan dokter, diyakini berpotensi
membuat sakit pencernaan binatang kesayangan tersebut.
0oo0
Nah, untuk memenuhi kebutuhan gizi kucing kesayangan,
Andrew dari Friskies sebagai narsum selanjutnya menjelaskan.Friskies sebagai brand pakan kering kucing
dari Nestle PURINA, menghadirkan lima varian rasa mengandung protein, asam
lemak, antioksidan, vitamin A, taurin dan kalsium.
Kelima varian FRIESKIES dibagi menjadi ;
1. Kitten Discoveries ; untuk anak kucing usia 0 - 10
bulan, dengan rasa ayam, ikan, susu, sayur-sayuran dan biji-bijian utuh.
2. Indoor Delights ; untuk kucing yang lebih banyak
beraktivitas di salam rumah, mengurangi bau pada kotoran kucing, mengatasi
Hairball (Gumpalan Bola Bulu) dan mengandung prebiotik.
3. Seafood Sensations, dengan rasa salmon, tuna,
udang, kepiting, dan rumput laut.
4. Meaty Grills, dengan rasa daging sapi, daging ayam
dan sayuran
5. Surfin & Turfin Favorites dengan rasa daging
ayam, ikan salmon, kepiting dan daging sapi.
Semua varian yang diluncurkan, tentu melalui riset
dan penelitian yang panjang dan hari-hati. Hal ini selalu dilakukan Nestle
PURINA, untuk mempersembahkan produk terbaik pada konsumen.
Tak ketinggalan hadir artis Citra Karina sebagai
bintang tamu, berbagi pengalaman tentang binatang piaraannya. Sang kucing
memiliki kebiasaan ngangein, setiap pulang shooting kucing artis muda ini suka
mendekat dan memasang aksi seperti memijat-mijat Citra. Ternyata kebiasaan satu
ini, membuat Citra semakin sayang dan enggan lepas dari kucing kesayangan.
Rasa sayang pada hewan piaraan artis ini, ternyata
diturunkan dari sang ayah yang juga penggemar Kucing sejati. Maka tak
mengherankan, di dua rumah artis (Jakarta dan Bandung) terdapat kucing
kesayangan.
Lima Varian baru Friskies (dokumentasi pribadi)
00o00
Pada ujung acara talkshow, panggung mendadak gelap
sejenak menyusul musik dan sorot lampu warna warni bergantian. Dentum musik
menguasai panggung, satu persatu Penari dengan pakaian kerlap kerlip menjuntai
naik pangung. Sekitar sepuluh penari dengan gerakkan atraktif dan lincah, membawa
suasana semangat dan bertabur aksesoris berkilauan.
Panggung terasa begitu meriah dengan wajah ceria
penari, menyusul berikutnya satu orang
berkostum kucing membawa makanan kesukaan. Satu persatu penari turun panggung,
hingga sang kucing beraksi tunggal. Tak lama ganti berganti bermunculan, penari
dengan banner Friskies varian baru tergantung di leher. Penari kostum kucing
berada ditengah, diapit lima penari dengan banner lima varian Friskies.
Menyusul berikutnya semua narasumber dan bintang tamu
naik panggung, masing-masing membawa product Friskies. Sekaligus sebagai
penanda, bahwa acara talkshow Friskies Catventure usai.
Namun acara Friskies Catventure sendiri terus
berlangsung, sampai pukul 21.00 di main atrium Bintaro Xchange. (salam)