5 Okt 2025

Gregoria Mariska Tunjung Taklukkan Lapangan Hijau

 

“INDONESIA - dug dug dug dug dug - INDONESIA – dug dug dug dug dug - INDONESIA- dug dug dug dug dug.”

Atlet mana tak bergetar dadanya, disemangati ratusan bahkan ribuan suporter secara serentak. Mereka datang sukarela, merogoh kocek masing-masing. Memakai kaos  warna sama, berbekal harapan besar.

“INDONESIA - dug dug dug dug dug - INDONESIA – dug dug dug dug dug. Pada kata “Indonesia”  

Saya ditengah keseruan suporter antusiast, menyaksikan laga semifinal cabang olahraga bulu tangkis tunggal beregu putri di Asian Games 2018. Yes, ini kisah lama tapi membekas sampai sekarang.

Pertandingan, antara Gregoria Mariska Tunjung (Indonesia) vs  Akane Yamaguchi (Jepang), berlangsung di Istora Senayan Jakarta. Kalian pasti bisa menebak, kami berpihak pada siapa.

Sebelum masuk ke Istora Senayan, kami bertandang ke Paviliun Astra. Saya foto interaktif, dengan berdiri di depan layar LED. Tekan tombol klik, tidak sampai satu menit foto tercetak.

Kami bergegas mengejar jadwal pertandingan, bersamaan riuh rendah paras suporter. Balon warna merah dan putih, mendominasi tribun penonton. Seolah tak sabar, menunggu jagoan berlaga.

Set pertama Gregoria tampak rileks namun waspada. Semangat pemain dan supporter, seimbang saling mendukung. Kejutan diberikan dara kelahiran Wonogiri, menaklukkan Akane Yamaguchi dengan skor 21-16.

Greogoria tampil pada partai pertama, menghadapi Akane pemain tunggal putri asal Jepang peringkat ke-2 dunia. Tentu bukan hal mudah, tehnik bermain sang lawan cukup tangguh, tampak menguasai lapangan.

Set kedua, Gregoria terjatuh beberapa kali mempertahankan shuttlecock. Pertandingan berlangsung menegangkan, Akane Yamaguchi membuat pertahanan Gregoria keteteran. Melihat kedaaan, supporter tidak mau tinggal diam.

Kata “HUUH’ terdengar saat Akane menerima umpan, berganti “YAAAA,” ketika Gregoria membalas umpan.

Mental juara Arkane tak terbendung, terbukti kata “HUH” supporter lain ditanggapi dengan geming. Hingga akhirnya set kedua, pemain Jepang memimpin skor cukup jauh yaitu 9 -21.

Saya merasakan tegangnya set dua. Tak tahan teriak-teriak, lebur bersama suporter lainnya. Tenggorokan sampai serak, saking bersemangat mendukung jagoan.

Masuk set ketiga, saya memilih anteng bergeser ke tribun agak sepi. Diawal rubber set, saya benar-benar merasa kelelahan.

Dukungan semakin tak terbendung, supporter mengalirkan energi agar tidak kecolongan pada set penentuan. Permainan Gregoria all out, semaksimalnya mempertahankan shuttlecock tidak jatuh.

“Garuda di dadaku, Garuda Kebanggaanku, Ku yakin hari ini pasti menang” lagu penyemangat dikumandangkan. Upaya tidak sia-sia, pada set penentuan Gregoria memimpin dengan angka 21-12. 

Langit langit Istora kembali pecah, kemengan gadis muda membawa Indonesia unggul 1-0 atas Jepang di babak semifinal beregu. Meski pada pertandngan ganda putri, Jepang menyamakan kedudukan 1-1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung.
Mohon komentar disampaikan dalam bahasa yang sopan, tanpa menyinggung SARA